bernasnews – Madiun menjadi daerah pilot project atau percontohan terhadap pelaksanaan program Inkubator Agripreneur Tebu yang digagas oleh PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan secara berkesinambungan.
Seperti diketahui, program ini digelar sebagai upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan termasuk mewujudkan swasembada gula yang dicanangkan oleh Presiden RI, Prabowo Subianto
Hal ini tidak terlepas dari kondisi Indonesia yang sampai saat masih menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan swasembada gula, mengingat produksi yang masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi nasional.
Oleh karenanya, tantangan ini harus disikapi dengan bijak, termasuk membuka peluang besar bagi generasi muda untuk terlibat langsung dalam sektor pertanian, khususnya dalam pengembangan industri tebu.
“Program ini dirancang untuk melatih, mendampingi petani muda dari generasi Z (Gen Z) yang berminat menjadi agripreneur profesional yang mampu mengelola perkebunan tebu secara modern, produktif, dan berkelanjutan. Bisnis tebu merupakan bisnis yang low risk dan menguntungkan,” ujar Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) Mahmudi.
Dipilihnya Madiun juga bukan tanpa alasan, ternyata karena adanya ketersediaan lahan untuk mewujudkan industri perkebunan tebu yang besar tersebut.
Nantinya akan ada lahan sekitar 150 hektare, dengan masing-masing wilayah Pekalongan, Madiun, dan Kediri 50 hektare. Luasan 50 hektare di Madiun itu diperuntukkan bagi 10 peserta, yang artinya rasionya masing-masing 5 hektare per orang.
“Lahan ada di Pekalongan, Kediri, dan Madiun yang tentunya sesuai ketersediaan dan penuh dengan dukungan. Ini juga sesuai arahan dari Menteri BUMN termasuk juga dari Pupuk Indonesia. Kami bersama-sama mendukung agripreneur ini, untuk memastikan tidak ada kendala di lapangan,” kata dia.
Melalui program ini, lanjut Mahmudi, para peserta akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis, dukungan bisnis, serta pendampingan dari ahli. Dengan desain ini diharapkan program dapat memperkuat kapasitas para peserta dalam membangun usaha tani yang berdampak positif pada sektor pertanian Indonesia.Tidak hanya mendapat pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis pertanian, peserta dibekali dengan keterampilan dalam kepemimpinan, kewirausahaan, dan manajemen.
“Program ini juga memberikan kesempatan kepada peserta program untuk dapat membangun koneksi dan jaringan yang dapat memperluas peluang bisnis dan kolaborasi antar usaha,” paparnya.
Selain itu diharapkan target pemerintah mewujudkan swasembada gula di tahun 2028 bisa tercapai. Serta memberikan ruang bagi generasi muda untuk menjadi pionir dalam revolusi pertanian modern. Sosialisasi program di wilayah Madiun diikuti anak muda dari berbagai kalangan. Mulai dari pelajar SMK, mahasiswa, alumni perguruan tinggi, petani muda dan akademisi. (lan)