bernasnews — Puluhan ribu masyarakat Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan wisatawan dari berbagai kota seperti Solo Raya, Boyolali, Salatiga dan Yogyakarta hadir untuk ikut menyaksikan tradisi sebar kue apem, guna mengenang seorang ulama besar penyebar agama Islam Kyai Ageng Gribig yang telah berlangsung hampir empat abad lalu.
Acara ritual tersebut dihadiri oleh Mentri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Mentri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Paiman Raharjo, Bupati Klaten Sri Mulyani dan Wakil Bupati Yoga Hardoyo, Kapolres, Dan Dim Kabupaten Klaten, Ketua DPD Partai Golkar Klaten, Ketua DPRD Kabupaten Klaten dan pejabat teras lainya, Jumat (23/8/2024).
Dua buah gunungan apem yang merupakan sumbangan dari warga Jatinom, satu hari sebelum hari H sudah siap dan di tempatkan semalam di Kantor Kecamatan Jatinom. Kemudian untuk selanjutnya tepat hari Jumat (23/8), kedua gunungan apem tersebut diarak ke bawah menuju depan panggung utama di Alun-alun Klampeyan, yang merupakan lokasi penyebaran apem.
Hanya ada dua sambutan dalam event spektakuler itu, sebelum dua buah gunungan apem dibagikan kepada massa yang sudah menunggu di bawah panggung utama.
Mentri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sangat terkesima dengan prosesi saparan apem Yaa Qawiyyu yang digelar, di Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, hari Jumat ( 22/8/2024). Menurut Airlangga, saparan apem Yaa Qawiyyu merupakan acara budaya paling dinanti oleh masyarakat Jatinom dan sekitarnya. Gelaran saparan ini menunjukan kekayaan tradisi budaya dan keunikan kuliner lokal.
“Kegiatan ini telah banyak mengundang serta mampu dan mengangkat perekonomian lokal. Juga menghadirkan setidaknya 10 ribu pengunjung baik masyarakat Jatinom dan kota lain di sekitar Klaten,” ujar mantan Ketua Umum Partai Golkar.
Pihaknya juga sangat mengapresiasi pada warga masyarakat Klaten yang hingga saat ini tetap memelihara dan menjaga tradisi yang ada. “Selain kekayaan budaya Indonesia, tradisi ini merupakan sinergi antara pelestarian budaya dan upaya untuk mengembangkan perekonomian lokal,” tandas dia. (ted/ Awiek Roesprayitno)