bernasnews – Penyusunan dokumen peta jalan aglomerasi Solo Raya telah selesai disusun oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surakarta bersama tim kajian dari Universitas Negeri Surakarta (UNS) dan diserahkan secara langsung kepada Gibran Rakabuming, Wakil Presiden Indonesia Terpilih 2024-2029.
Ketua Kadin Surakarta, Ferry Septha Indrianto mengatakan fokus kajian dalam peta jalan aglomerasi Solo Raya itu tertuju pada potensi ekonomi yang ada di kawasan Solo dan wilayah di sekitarnya, sehingga kebermanfaatannya dapat teruji untuk membangun Solo Raya yang terintegrasi, efisien, dinamis, dan adaptif.
Pihaknya memotret dan merumuskan tiga sektor pengembangan ekonomi terintergrasi dalam konsep aglomerasi Solo Raya tersebut. Ketiganya antara lain investasi, pariwisata, dan industri kreatif di seluruh wilayah solo raya yang mencakup wilayah Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan juga Klaten.
“Kadin Surakarta melihat bahwa terdapat tiga sektor utama yang mendukung perwujudan aglomerasi solo
raya, dimana hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memastikan setiap elemen masyarakat solo terlibat secara inklusif,” ujar Ketua Kadin Solo, Ferry Septha Indrianto, Sabtu (27/7/2024).
Kata dia, prinsip dasar aglomerasi Solo Raya harus sejalan dengan kesatuan ekonomi, kesetaraan tata kelola yang efektif, dan orientasi kepada masyarakat.
Masing-masing wilayah diharapkan menurunkan ego-sektoral, demi meningkatkan kapasitas daerah. Sehingga gagasan ini dinilai akan berdampak positif baik secara makro kewilayahan maupun ekonomi regional seperti pengembangan ekonomi bersama, pengentasan kemiskinan, pemerataan pengendalian lingkungan.
“Semoga ini menjadi pintu masuk pengembangan kawasan ekonomi dan bisnis yang menjamin kesejahteraan masyarakat Solo Raya,” ucap dia.
Rencananya, pada tahap awal peta jalan aglomerasi Solo Raya, Kadin Surakarta akan mendorong semua para pemangku kepentingan di Solo Raya untuk melaksanakan lima agenda pengembangan ekonomi (bisnis) secara bersama-sama.
Kelima agenda itu antara lain Solo Raya Investment Forum (SRIF), Solo Raya Tourism Forum (SRTF), Solo Raya Business Forum (SRBF), Solo Raya Creative Expo (SRCE), Solo Raya Great Sale (SRGS).
Ferry berharap 5 rencana aksi periode awal peta jalan aglomerasi itu dapat memberikan dampak positif pada peningkatan investasi, peningkatan jumlah wisatawan, peningkatan jumlah UKM dan jumlah usaha kreatif yang naik kelas dan meningkat.
“Hal ini sejalan dengan hasil proyeksi pertumbuhan ekonomi Solo Raya oleh UNS bila aglomerasi terwujud,” terangnya.
Selain itu, ada pula faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi seperti tingkat partisipasi angkatan kerja, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, indeks pembangunan manusia berdampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Solo Raya.
Menurut studi yang dilakukan, Solo Raya berpotensi memberi ruang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Solo Raya. Selain itu, berbagai faktor ekonomi dan non ekonomi seperti tingkat partisipasi angkatan kerja, penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri, indeks pembangunan manusia berdampak positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Solo Raya.
“Selanjutnya, tingkat pengangguran terbuka berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,” tandasnya. (lan)