News  

JPSM Sleman Melakukan Studi Tiru Ke Kabupaten Bantul

Para peserta Studi Tiru sedang menyaksikan cara pengolahan sampah organik di BSI Gemah Ripah. (Nuning Harginingsih/ bernasnews)

bernasnews — Untuk meningkatkan kualitas dan menambah semangat para relawan pengelola sampah dan penggiat lingkungan  terutama dari Kabupaten Sleman, Jejaring Pengelola Sampah Mandiri (JPSM) Sehati  Sleman bekerjasama dengan DLH kabupaten Sleman mengadakan Studi Tiru ke Bank Sampah Induk Gemah Ripah yang berlokasi  di Badekan, Kabupaten Bantul, Selasa (23/7/2024).

Kunjungan tentang masalah Pengelolaan  Bank  Sampah Induk dan  Studi Tiru dalam pengelolaan sampah berbasis desa. Juga wisata  ke Pengelola Kawasan Edu Eko Wisata Narendra yang berada di Dusun  Ngunan unan, Srigading, Sanden, Bantul.

Kegiatan ini diikuti oleh 30 orang peserta dari pengurus dan  anggota JPSM Sehati Sleman beserta perwakilan dari DLH Sleman. Para pesrta diterima oleh Direktur BSI Gemah Ripah di kantornya sekaligus tempat pengelolaan sampah dan galery dari produk sampah yang dihasilkan.

Direktur BSI Gemah Ripah Dr.Bambang Suwerda, S.ST, M.Si dalam paparannya menyampaikan, bahwa Bank Sampah Gemah Ripah sudah berdiri sejak16 tahun yang lalu dengan proses yang tidak mudah, yang awalnya konsenya hanya satu wilayah Rt saja, dengan nasabah yang mau ikut 20 orang tetapi  ketekunan dan kerja keras dengan sosialisasi memulai masuk ke bebrapa organisasi. 

“Ketika kita mengajak masyarakat untuk mengelola sampah, kita melihat yang mau dan tidak melihat yang tidak mau sehingga kami terus bersemangat  untuk mengajak masyarakt mengelola sampah yang ada,”ujar Bambang.

Dengan semangat yang keras dan mengkuti berbagai lomba salah satunya mengikuti kompetisi di PBB diliput dari bebagai media  nasional, mulailah beberapa perubahan yang mau bekejasama seperti PLN sehingga modal pinjaman sebesar  65 juta untuk membeli lahan bisa dikembalikan, serta kita bisa berkembang menjadi Bank Sampah Induk seperti sekarang ini.

“Dalam menghadapi masalah kita jangan fokus ke masalahnya tapi kita harus fokus kepada solusinya, dan semua itu harus kita hadapi dengan tersenyum seperti saya yang selalu tersenyum,” tambah Bambang,

Sementara di kawasan Edu Eko Wisata Narendra dusun Ngunan unan, Sriganding, Sanden Bantul, JPSM Sehati Sleman diterima oleh Kepala Dusun Endartono beserta para pengurusnya, yang sudah mengelola sampah dan barang – barang yang dianggap  tidak terpakai menjadi bahan yang beranfaat dan dapat digunakan kembali juga inovasi –inovasinya.

Para peserta Studi Tiru foto bersama dengan para pengelola Edu Eko Wisata  Narendra, Ngunan unan, Srigading, Sanden, Bantul. (Nuning Harginingsih/ bernasnews)     

Endartono menyampaikan, bahwa kegiatan Edu Eko Wisata berawal dari pemberdayaan warga setempat, yang menurut para akedemisi merupakan kegiatan yang menarik  yang bisa dipelajari dan dimanfaatkan baik tehnis ataupun wawasannya untuk masyarakat sehingga di buat Edu Eko Wisata yang tidak sengaja,  tetapi karena ada masukan – masukan dari akademisi untuk dijadikan obyek wisata untuk belajar bersama.

“Disini ada beberapa spot kegiatan seperti pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat secara biasa di masing – masing rumah yang tujuannya agar anak – anak kita juga memahami dan bisa  berkelanjutan yang semuanya akan menjadi kompos yang bisa dimanfaatkan,”kata Endartono.

“Selain Kompos  juga ada pembuatan arang dari sekam  dengan asap air, juga memintal tas kresek bekas menjadi tas, juga  tali untuk bahan  bangunan menjadi tas serta  pembuatan ekoenzim,” imbuhnya.

Ketua Ketua JPSM Sejati yang membawa rombongan untuk studi tiru ke BSI Gemar Ripah di Badegan, Bantul memgungkapkan, bahwa kegiatan ini dilakukan untuk belajar dalam mengelola sampah yang sudah menjadi santapan harian anngota JPSM. Juga untuk  memperkuat komitmen kita untuk berbuat lebih baik lagi.

Salah satunya yang dipejari adalah bagaimana pengelolaan Bank Sampah Induk yang akan dibuat di Kabupaten Sleman tentunya  dengan adanya dukungan dari  DLH, sesuai pentujuk dari Kementrian untuk  BSI di Sleman  yang  dibentuk  akan seperti apa.

Sedangkan di  Kawasan Edu Eko Wisata Narendra  Dr. Hijrah Purnama Putra  menyampaikan, bahwa JPSM Sehati Sleman yang anggotanya terdiri dari berbagia komunitas  penggiat serta sukarelawan  persampahan yang berada di 310 titik se Kabupaten Sleman, tidak ingin menjadi katak dalam tempurung  sehingga kita terbuka dengan melihat lokasi dari yang lain.

“Bukan untuk perbandingan tetapi untuk men-charge semangat kita bersama supaya kita nanti lebih semangat lagi dalam  pengelolaan sampah. Harapannya pengurus yang di sini bisa bekerjasama dengan bekolaborasi sehingga persoalan sampah  yang ada di Jogja  ini bisa terselaisaikan,“ ungkap Hijrah. (nun)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *