Pasar Kuliner Kebon Empring Masih Eksis, Menjadi Tujuan Wisata Penikmat Kuliner Jadul

Suasana Pasar Kuliner Kebon Empring, Dukuh Bintaran Wetan, Desa Srimulya, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY. Foto diambil, Sabtu pagi (20/7/2024). Foto: Tedy Kartyadi/ bernasnews.

bernasnews — Mengelola usaha apapun tentu butuh sebuah konsistensi dan komitmen, begitu pula dalam pengelolaan destinasi wisata kuliner berkonsep pasar, yang melibatkan banyak orang.

Hal itu dikemukakan oleh Titik Ai Luh, salah satu pengelola Pasar Kuliner Kebon Empring, Dukuh Bintaran Wetan, Desa Srimulya, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY.

“Dalam pengelolaan destinasi ini, utamanya ibu-ibu pemilik lapak kuliner kami rangkul (ditumbuhkan kepeduliannya) karena nyawa atau roh dari Pasar Kebon Pring adalah mereka bukan tempatnya,” terang Titik, kepada bernasnews, beberapa waktu lalu.

Pemilik Lapak Kopi Bumbung ini menegaskan, karena dari awal telah dipekati temanya kuliner jadi harus tetap jualan. “Karena pengunjung itu minimal tentu butuh minum sehingga tempat ini jangan sampai kosong,” ujar Titik Ai Luh.

Salah satu pengelola obyek wisata dan pemilik lapak Kopi Bumbung Titik Ai Luh. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Terkait isu sampah yang juga sering menjadi persoalan di obyek wisata, Titik Ai Luh menjelaskan, bahwa para pemilik lapak kuliner sejak awal telah bersepakat untuk kulinernya bukan siap saji tapi dimasak di tempat. Sehingga tidak ada masakan atau minuman dalam bentuk kemasan seperti minuman instan sachet.

“Hal ini guna meminimalisir sampah plastik dan sejenisnya. Dalam penyajiannya pun dengan gelas dan piring yang harus dicuci bukan hanya sekali pakai lantas buang. Saya pun dalam menyajikan minuman kopi memakai bumbung (bambu), yang tentunya citarasanya akan berbeda,” paparnya.

“Satu lagi yang penting dan kami jaga adalah masing-masing lapak kuliner tidak boleh menjual makanan yang sama, gorengan camilan pun tidak boleh sama. Supaya tidak terjadi persaingan yang kurang sehat, selain itu juga menambah varian kuliner menjadi keunggulan,” lanjut Titik Ai Luh.

Salah satu suasana pinggiran Kali Gawe yang airnya cukup jernih, di Pasar Kuliner Kebon Empring, Kabupaten Bantul. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Pasar Kuliner Kebon Empring di bawah pengelolaan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Srimulya ini, juga melakukan pengembangan usaha berupa Filed Trip, Outbond, Studi Banding dan Sinau Aksara Jawa.

“Untuk field Trip, mengunjungi UMKM diantara pembuatan jamu dan tahu yang semuanya dilakukan secara tradisional, bahkan untuk produksi tahu peralatan dan cara masaknya masih memakai cara-cara tradisional yang menjadi buruan para penghobby foto dan video,” pungkas Titi Ai Luh.

Seperti diketahui destinasi wisata kuliner Pasar Kebon Empring ini, venuenya berada di pinggiran Kali Gawe yang airnya masih cukup jernih, di bawah rindangnya rumpun pohon bambu dan pepohonan besar lainnya. Berdiri atas swadaya masyarakat warga pedukuhan, dengan semangat bergotong royong, pada tahun 2018.

Ada 28 lapak penjual kuliner yang masing-masing menampilkan keunggulan yang berbeda, ditambah dengan variasi kuliner lainnya. Sehingga terdapat lebih dari 100 macam kuliner. Menariknya obwis yang berada tepatnya Jalan Wonosari Km 11, masuk ke selatan ini, hingga kini masih tetap eksis dibanding obwis serupa yang ada di sekitarnya. (ted)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *