News  

Ekonomi Sirkular: Aspek Pendidikan, Kesehatan dan Bisnis

Tangkapan layar acara Webinar Nasional dengan topik “Ekonomi Sirkular: Aspek Pendidikan, Kesehatan dan Bisnis”. (Foto: Istimewa)

bernasnews — ISEI Cabang Yogyakarta bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran UII, SMA Negeri 3 Kota Yogyakarta, KADIN DIY, SMA Muhammadiyah Al Amin Kota Sorong Papua Barat, PPI Berlin, dan Sarasija Student Company menyelenggarakan Webinar Nasional, dengan topik “Ekonomi Sirkular: Aspek Pendidikan, Kesehatan dan Bisnis”, pada hari Senin, 8 Juli 2024.

Tujuan diselenggarakan webinar tersebut guna memberikan wawasan dan pengetahuan tentang ekonomi sirkular kepada pelajar, khususnya SMA dan SMK. Perlu diketahui “Sarasija” merupakan perusahaan yang dikelola oleh pelajar SMA Negeri 3 Kota Yogyakarta.

Selaku narasumber adalah  Y. Sri Susilo, Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta/ Dosen FBE UAJY; Punik Mumpuni Wijayanti, Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UII; Nicholas Justin Airlangga, Ketua PPI Berlin; Masha Anis Yuma, Presiden Direktur Sarasija, dan Sultan Muhammad Bismil, Peneliti Remaja SMA Muhammadiyah Kota Sorong. Sambutan diberikan oleh Ahmad, Ketua Majelis PNF/PDM Kota Sorong. Pengantar diskusi disampaikan oleh Wawan Harmawan, Wakil Ketua KADIN DIY.

“Informasi tentang konsep ekonomi sirkular harus disampaikan kepada pelajar sejak dini,” ucap Wawan Harmawan, dalam sambutan pengantarnya. Sejak bangku SD atau SMP, konsep ekonomi sirkular dapat diberikan tentu disampaikan dengan  konsep yang sederhana dan mudah dimengerti.

Menurut Wawan, konsep ekonomi sirkular dapat diberikan lebih detil dan lengkap kepada pelajar SMA/SMK. Aspek ekonomi sirkular tidak hanya aspek ekonomi saja namun mencakup aspek sosial, pendidikan, teknologi, kesehatan, bisnis dan aspek yang lain.

“Aspek ekonomi sirkular bisa mencakup aspek sosial, pendidikan, teknologi, kesehatan, bisnis dan aspek yang lain. Tidak hanya semata aspek ekonomi saja,” ujar Wawan Harmawan, yang juga merupakan Bakal Calon (Balon) Walikota Yogyakarta, dalam keterangan yang dikirim ke redaksi bernasnews.

Selanjutnya, Y. Sri Susilo mengemukakan, bahwa melalui ekonomi sirkular, kita bisa mencapai lebih banyak dengan menggunakan lebih sedikit. Menurut Susilo, konsep ekonomi sirkular terkait dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle).

Dikatakan, prinsip Reduce, melakukan pengelolaan sampah sejak awal agar akan sampah berkurang. Kemudian prinsip Reuse yang berfungsi agar sampah dapat digunakan kembali. Prinsip Recycle dibutuhkan bila ingin mendaur ulang sampah agar memiliki nilai ekonomis kembali.

“Setelah tahapan 3R, tahap selanjutnya Recover (Waste to Energy),” imbuh Susilo. Tahap tersebut  berfungsi untuk mengubah bahan-bahan yang tidak bisa lagi didaur ulang menjadi sumber energi atau bahan material yang ramah lingkungan. “Terakhir adalah tahap Disposal yaitu pengalokasian dan pengelolaan sampah-sampah yang tidak bisa didaur ulang dan dimaanfaatkan kembali,” ungkap dia.

Hal senada juga disampaikan oleh Punik Mumpuni Wijayanti yang mengatakan, bahwa perilaku dan gaya hidup (life style) masyarakat terhadap sampah dapat mendukung keberhasilan penerapan ekonomi sirkular. Menurut Punik, perilaku tersebut mulai dari mengumpulkan, memilah dan membuang  atau menyalurkan sampah ke TPA dan atau Bank Sampah.

“Permasalahan saat ini, seringkali masyarakat membuang sampah sembarangan misalnya ke sungai, jalan umum dan membakar sampah secara sembarangan. Berkaitan dengan hal tersebut maka sosialisasi terhadap pengelolaan sampah perlu dilakukan secara berkelanjutan. Pengelolaan sampah yang baik dan benar akan menjadikan lingkungan yang bersih dan sehat,” ujar Punik.

Y. Sri Susilo, Sekretaris ISEI Cabang Yogyakarta/ Dosen FBE UAJY selaku salah satu narasumber Webinar Nasional. (Foto: Tangkapan Layar)

Dalam kesempatan tersebut, Nicholas Justin Airlangga selaku narasumber berikutnya menyampaikan apresiasi kreatifitas adik-adik pelajar yang mengelola Sarasija. Menurut Justin, kreatifitas dan inovasi merupakan faktor penting bagi pelajar untuk maju dan berkembang. PPI Berlin juga siap membantu memasarkan produk sabun alami yang diproduksi Sarasija.

“Kami telah memproduksi sabun alami “Vikasati” yang berbahan karbon aktif hasil pengolahan limbah plastik,” ucap Masha Anis Yuma. Menurut Masha, perusahaan yang dipimpinnya telah bekerja sama dengan unit usaha UMKM untuk memproduksi dan memasarkan produk sabun tersebut.

“Dalam mengembangkan usahanya, Sarasija juga menjalin dengan pemangku kepentingan agar usahanya berkembang, baik dari aspek produksi, keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia,” kata Masha.

“Kami juga mencoba melalukan inovasi dan berkreasi membuat permen dengan bahan baku buah pinang,” jelas Sultan Muhammad Bismil. Menurut Sultan, dengan permen pinang terebut diharapkan tradisi mengunyah pinang tetap berlanjut namun kebiasaan meludah sembarangan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan. Produksi permen pinang masih dalam tahap uji konsumsi terbatas.

Sultan juga berharap dukungan dan bantuan dari pemangku kepentingan guna pengembangan hasil kreasi siswa SMA Muhammadiyah Kota Sorong, Papua Barat.

Webinar nasional tersebut diikuti oleh sekitar 50 peserta, khususnya pelajar di Kota Yogyakarta dan Kota Sorong, Papua Barat. “ISEI Cabang Yogyakarta siap berkolaborasi dan mendukung karya kreatif serta inovatif pelajar serta anak muda,” ujar Y. Sri Susilo yang juga dosen FBE UAJY. (*/ ted)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *