News  

Semakin Cerdas dan Berkarakter, Ungkap Syukur 70 Tahun Yayasan Marsudirini

Suster M.Rosali, OSF melakukan pemotongan tumpeng ungkapan syukur 70 tahun Yayasan Marsudirini, bertempat di aula Clara Gedangan, Semarang, Jumat (5/7/2024). Foto: Kiriman Mateus SMK St.Fransiskus.

bernasnews — Yayasan Marsudirini yang dikelola oleh Kongregasi Suster – Suster Ordo Santo Fransiskus dari Tobat dan Cinta Kasih (OSF) merayakan pesta syukur 70 tahun, dengan misa akbar yang diselenggarakan di aula Santa Clara komplek Gedangan, Semarang, Jumat (5/7/2024).

Ibadat misa dipimpin oleh Romo F.X. Sugiyana, Pr selaku Vikaris Jendral Keuskupan Agung Semarang, didampingi 4 Romo selebran Romo Dewangga, Romo Beni, Romo Danarto, dan Romo Efendi. Perayaan misa syukur diikuti sekitar 600 peserta yang terdiri  dari Suster, guru dan karyawan rayon semarang dan perwakilan dari Yayasan Marsudirini Perwakilan seluruh Indonesia.

Dalam homilinya Romo Sugi menyampaikan, capaian 70 tahun Yayasan Marsudirini yang mengelola 75 lembaga pendidikan TK, SD,SMP, SMA/K, dan Perguruan Tinggi, mengandung makna, bahwa Yayasan Marsudirni sudah melewati berbagai peristiwa dengan pergantian  pengurus, guru,  dan karyawan, orang tua siswa serta mampu mengikuti berbagai kebijakan pemerintah.

Selain itu Yayasan Marsudirini juga mampu menghadapi berbagai tantangan dunia pendidikan yang tidak mudah serta menghasilkan buah – buah yang telah berhasil di berbagai bidang.

“Sebagai lembaga pendidikan juga berhadapan dengan lembaga – lembaga lain yang bisa menjadi sahabat perjalanan tetapi juga bisa mejadi persaingan dalam mengelola lembaga ini, maka bisa bertahan di usia 70 tahan adalah suatu rahmat yang sangat besar dan patut kita syukuri,” tutur Romo Sugi.

Keroncong SMK St.Fransiskus Semarang mengiringi makan bersama, di aula Clara Gedangan, Jumat (5/7/2024). Foto: Kiriman Mateus, SMK St.Fransiskus.
 

Mengakhiri homilinya Romo Sugi memberikan motivasi yang diambil dari video pendek bagaimana membangkitkan sekolah, yaitu dengan meyakinkan para guru dan karyawan bahwa kunci hidup matinya sekolah ini ada pada mereka semua, bukan pada saingan, bukan sarana, bukan pada uang tetapi pada mereka yang dipercaya.  

Selanjutnya Romo Sugi menyimpulakan, bahwa ada tiga kunci yang harus dimiliki guru dan karyawan. Pertama adalah  citra diri, sebagai pribadi  yang mempunyai kekuatan kreatif dalam hidup dan pekerjaan. Kedua adalah rasa memiliki terhadap lembaga yang akan menghidupi dan menjadi harapan bagi keluarga – keluarga. “Dan yang ketiga, adalah rasa empati terhadap semua peserta didik agar mereka nyaman dan bergairah dalam belajar,” kata Romo Sugi. 

Dalam sambutannya Suster Christella, OSF selaku ketua Yayasan Marsudirini mengajak bersyukur 70 tahun Yayasan Marsudirini boleh melayani masyarakat, orang tua murid dan anak – anak yang dikirim Tuhan. “Mari bersama Bunda Maria, semakin cerdas dan berkarakter menjadi kekuatan bagi kita semua terutama yang hadir di sini dan melalui live streaming,” ungkapnya.

“Bunda Maria selalu mendampingi, membimbing memberi teladan,  dan percaya pada penyelenggaraan Tuhan,” tandas Suster Christella, OSF.

Setelah perayaan misa dilanjutkan dengan acara penampilan talenta  siswa – siswi Marsudirini dari TK Kanak – kanak Yesus (Wushu), SD Antonius 2 (Geguritan dan Menyanyi), SMP Maria Goretti (Dance), dan SMA Sedes (Menyanyi).

“Semoga perayaan ini semakin menguatkan kita dalam meneladani hidup Bunda Maria, Bapa Fransiskus Assisi, dan Ibu Magdalena Daemen. DP,” pungkasnya. (zbd/ Y. Sudarna, SMK St. Fransiskus Semarang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *