bernasnews – Perancang busana Merdi Sihombing kembali membuat bangga Tanah Air usai sukses memamerkan koleksi Ulos Sitolu Huta sebagai warisan khas Batak dalam pameran busana di Kanada.
Adapun pameran tersebut berlangsung saat acara Indigenous Fashion Arts Festival 2024 di Toronto, Kanada. Acara pameran busana Batak ini didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia; Direktorat Kebudayaan; dan Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada.
Acara yang diadakan di CF Toronto Eaton Centre Toronto yang ikonis ini menjadi ajang penghargaan bagi seniman dan desainer adat dari seluruh dunia. Desain Merdi menampilkan beragam pola dan simbolisme yang ditemukan dalam ulos, dari bentuk geometris yang mewakili unsur-unsur alam hingga figur bergaya yang menggambarkan pahlawan legendaris.
Pewarna alami yang berasal dari tumbuhan dan mineral lokal memberikan palet warna bersahaja pada koleksi ini, membangkitkan warna-warna cerah dari lanskap. Indigo pekat, merah tua, dan coklat hangat berpadu sempurna dengan tenunan yang rumit, menciptakan simfoni visual yang harmonis.
Penggunaan material yang berkelanjutan dan praktik produksi yang etis semakin
memperkuat hubungan koleksi dengan alam dan komunitas.
“Saat koleksi Ulos Sitolu Huta menghiasi runway di seluruh dunia, ia membawa
semangat Pulau Samosir, mengingatkan kita akan keindahan dan ketahanan yang
ditemukan dalam merangkul akar kita. Ini adalah bukti kekuatan transformatif mode,
tidak hanya untuk menghiasi tubuh tetapi juga untuk mengangkat jiwa dan
menghubungkan kita dengan warisan manusia kita bersama” kata Merdi
Sihombing, dalam keterangan pers yang diterima Sabtu (15/6/2024).
“Saya percaya bahwa mode adalah media yang kuat untuk ekspresi
budaya dan mendongeng. Melalui pekerjaan saya, saya berusaha untuk
melestarikan dan merayakan keindahan warisan kita sambil mendorong batas
kreativitas,” sambung dia.
Hilmar Farid selaku Direktur Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia, menyampaikan apresiasi bahwa sentuhan tradisional dan bahan alami yang merupakan ciri khas Merdi menjadi komitmen terhadap pelestarian budaya dan pemberdayaan pengrajin lokal.
Dedikasi Merdi pada mode berkelanjutan sejalan dengan upaya Indonesia dalam pelestarian lingkungan dan diplomasi budaya.
“Hal ini membuktikan bahwa gaya hidup dan tanggung jawab sosial bisa berjalan beriringan. Kesuksesan Merdi di Indigenous Fashion Arts Festival Toronto 2024 menjadi bukti kekuatan mode Indonesia dalam merayakan budaya, memberdayakan masyarakat, dan mengkampanyekan gerakan keinginan,” kata Hilmar.
Sementara Myra Suraryo, Pejabat CEO Gelanggang Inovasi & Kreativitas UGM menambahkan Ulos Sitolu Huta lebih dari sekedar pakaian dan merupakan pernyataan budaya, perayaan identitas juga penghubung antara tradisi dan modernitas.
Koleksi Merdi menjadikan pemakainya merasa menerima warisan Batak namun pada saat yang sama mengekspresikan kepribadian mereka.
“Partisipasi Merdi dalam Indigenous Fashion Arts Festival Toronto 2024 tidak hanya mengangkat mode Indonesia di panggung global tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia untuk memelihara dan memberdayakan kekayaan budaya dan talenta lokal,” pungkasnya. (lan)