News  

LPPM UAD Gelar Pelatihan dan Model Bisnis: Produk Jumputan Shibori yang Ramah Lingkungan

Suasana pelatihan jumputan shibori oleh LPPM UAD, Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

bernasnews — Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (LPPM UAD) Yogyakarta menyelenggarakan pelatihan model bisnis dan proses pembuatan batik Jumputan Shibori. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Desa Singosaren, Kabupaten Bantul, DIY, awal bulan Juni 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya untuk mempromosikan pemberdayaan masyarakat dan pelestarian budaya lokal. Ketua dan anggota pengusul pelatihan adalah Dr. Zunan Setiawan,M.M, Dr. Aulia M.Psi, M.M, Dr. Muhammad Ali Fikri M.B.A, dan beberapa mahasiswa UAD.

Sementara Hj. Sumaryati, S.Pd., sebagai Pimpinan Ranting Aisyiyah Singosaren, memimpin pelatihan tersebut, dibantu oleh penggerak PKK Singosaren, Nining Widiastuti S. Sos, dan narasumber ahli, Ibu Diah Nuril Arofah.

Sekitar 39 anggota PKK dan ranting Aisyiyah mengikuti pelatihan tersebut. Materi pelatihan mencakup teori dasar Jumputan Shibori, pengantar sejarah dan filosofis, serta teknik dasar seperti pengikatan, pencelupan, dan pewarnaan alami.

Pada sesi pertama, peserta menerima materi teori serta demonstrasi langsung dari Ibu Diah Nuril Arofah yang menunjukkan teknik pencelupan dan pengikatan.

“Dengan bimbingan instruktur, para peserta kemudian mencoba membuat Jumputan Shibori sendiri. Evaluasi pekerjaan akan dilakukan pada sesi lanjutan dan evaluasi, di mana peserta akan mendapatkan saran tentang cara memperbaikinya,” terang Dr. Zunan Setiawan,M.M, Dosen Prodi MM UAD dalam rilis yang dikirim, Jumat (7/6/2024)

Lanjut Zunan menambahkan, kegiatan pengabdian ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga pengetahuan tentang manajemen bisnis yang lebih efisien. Peserta diperkenalkan dengan konsep manajemen inventaris, perencanaan produksi, manajemen keuangan, dan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan kesuksesan bisnis batik.

“Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan, kami berharap masyarakat dapat mandiri secara ekonomi dan turut serta dalam melestarikan budaya lokal,” kata Ibu Hj. Sumaryati, S.Pd., selaku pemateri pelatihan.

Sementara itu Ibu Nining Widiastuti S. Sos menambahkan, bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat untuk memperkuat peran wanita dalam ekonomi produktif dan menciptakan produk berkualitas yang ramah lingkungan.

Para peserta sangat antusias dan berharap dapat menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dari mereka menyampaikan terima kasih atas pelatihan ini karena selain belajar membuat batik, kami juga belajar cara mengelola usaha dengan lebih baik.

“Kegiatan seperti ini menunjukkan bagaimana kombinasi pelatihan teknis dan manajemen bisnis dapat memberdayakan komunitas lokal, meningkatkan keterampilan, dan mendorong pelestarian budaya dengan cara yang ramah lingkungan,” ujar Zunan. (*/ted)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *