bernasnews — Seperti telah diberitakan sebelumnya dan menjadi viral, bahwa camilan pisang goreng menjadi makanan khas Indonesia berhasil menduduki camilan peringkat pertama di dunia. Pisang goreng juga mempunyai sebutan yang berbeda di setiap daerah, salah satunya disebut gedhang goreng untuk di Jogja atau Jawa Tengah pada umumnya.
Pisang goreng banyak macamnya seiring dengan berkembangnya bahan makanan, jenis camilan yang sangat familier ini bisa disajikan dengan keju, coklat, bahkan mozzarella. Ada satu lagi varian terbaru pisang goreng dibalut tepung terigu hijau yang merupakan campuran ekstrak daun kelor (Moringa oleifera).
Varian baru pisang goreng ini merupakan karya kelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang terdiri Boby Kurniawan prodi Ilmu Sejarah, Defry Ashar Abdulloh F prodi PJKR dan Zulfarida Choirunnisa prodi Pendidikan Administrasi Perkantoran. Usaha ini berhasil mendapatkan pendanaan dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kemendikbudristek tahun 2023.
Boby Kurniawan mengemukakan, bahwa bisnisnya ini tidak lepas dari kegemaran masyarakat Indonesia mengkonsumsi camilan, salah salah satunya pisang goreng. “Selama ini variasi pisang goreng hadir seperti itu-itu saja, maka untuk menarik Generasi Z kami buat beda dengan balutan tepung kelor,” ungkap Boby.
Usaha yang diberi label ‘PisangKUU’ ini menggunakan ekstrak daun kelor pada tepungnya. Selain menambah estetika warna pada pisang, daun kelor juga mengandung antioksidan dan nutrisi seperti protein, karbohidrat, serat, magnesium, vitamin, zat besi, dan juga magnesium.
“Banyaknya kandungan nutrisi disini dapat membantu dalam pencegahan penyakit kanker dan tekanan darah, sehingga PisangKUU merupakan camilan yang lezat sekaligus sehat untuk dikonsumsi,” beber Boby.
Zulfarida Choirunnisa menambahkan, tim PisangKUU menggandeng mitra kerja lokal dalam pembuatan produknya. Pisang kepok dipasok dari Cangkringan, daun kelor dari Kelompok Wanita Tani di Pakem, minyak goreng dan tepung terigu dari mitra di Pasar Demangan. “Sedangkan mitra kemasan dari JogjaSupply, mitra plastik dan perlengkapan lain dari Minimarket Kopma UNY,” kata dia.
Hal ini, terang Zulfarida, lantaran memenuhi anjuran Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Pemerintah Kabupaten Sleman Suparmono, yang mengungkap fakta bahwa produksi buah pisang di Sleman sebanyak 6.499,6 ton. “Selain itu, konsumsi pisang per kapita di kabupaten Sleman juga tinggi yakni 0,164 kg melebihi konsumsi jeruk yang hanya sebesar 0,124 kg,” kata dia.
Cara membuat pisang hijau daun kelor cukup sederhana. Daun kelor dicuci dan direndam air hangat, dikeringkan sebentar lalu diblender dengan air, kemudian disaring menggunakan air panas dan diambil sari-sarinya ke gelas ukur. “Adonan tepung yang sudah disiapkan dicampur dengan sari daun kelor tersebut, kemudian diaduk menjadi adonan pisang goreng hijau. Pisang hijau dipenyet dalam adonan kemudian digoreng dan dihidangkan dengan topping,” papar Zulfarida.
Sementara itu, Defry Ashar Abdulloh mengemukakan, bahwa usaha ini berhasil mendapat pendanaan dari Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) Kemendikbudristek tahun 2023. “Berkat bantuan pendanaan dari program P2MW, kami berhasil melakukan sejumlah perubahan signifikan dalam pengembangan produk,” ungkap dia.
“Beberapa perubahan tersebut diantaranya rasa dimana PisangKUU tersaji dalam varian rasa manis, pedas dan gurih, peningkatan nutrisi lewat daun kelor serta pemasaran yang lebih sigap lewat pemesanan online,” lanjut Defry.
Berkat adanya pendanaan dari P2MW mereka mampu menambah dan mengembangkan sarana prasarana yang memadai, efektif, serta efisien. Beberapa sarana tersebut diantaranya deep fryer yaitu alat yang dijadikan sebagai pengganti panci. “Alat ini sangat efisien dan praktis sebagai tempat untuk menggoreng produk PisangKUU,” kata Defry.
“Selain itu juga ada peniris minyak yang efektif dalam konteks penyajian. Pasalnya alat ini dapat menghilangkan kelebihan minyak sehabis pisang digoreng. Sedangkan hand mixer tepung digunakan untuk memudahkan dalam pencampuran adonan tepung pisang goreng,” pungkasnya. (*/ ted)