Dalam Festival Adat II, KFM Kembali Gelorakan Kebaya Goes To UNESCO

Kebaya Foundation Magelang (KFM) saat menyampaikan aspirasi yang bertajuk ‘Kebaya Goes To UNESCO’ dalam even Festival Adat Nusantara II, Minggu (11/12/2022). Foto: Kiriman Bhayu Hendarta.

bernasnews — Kebaya Foundation Magelang (KFM) kembali menyampaikan aspirasinya dan dukungan kepada pemerintah agar busana kebaya ditetapkan menjadi warisan budaya asli Indonesia oleh UNESCO. Hal yang sama juga telah dilakukan saat acara pelantikan pengurus baru KFM beberapa bulan silam.

KFM mendeklarasikan dukungan tersebut seperti halnya komunitas komunitas lain pecinta busana kebaya bertajuk Kebaya Goes To UNESCO’ dalam even Festival Adat Nusantara II, yang bertempat di Kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (11/12/2022).

Event ini diikuti oleh diikuti ratusan kelompok kesenian dan komunitas budaya dari beberapa daerah. Hadir dalam giat budaya tersebut, ratusan raja raja dan ketua lembaga adat se Indonesia serta dihadiri oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

“Dalam kirab dengan panjang sekitar tiga kilometer tersebut anggota anggota KFM tampil mengenakan busana Kebaya lengkap dengan sanggul dan perlengkapan asesoris lainnya dengan membentangkan spanduk bertuliskan Kebaya Goes To UNESCO,” terang Bhayu Hendarta, selaku humas, dalam rilis yang dikirim ke bernasnews, Selasa (13/12/2022).

Lanjut Bhayu mengatakan, bahwa mereka (KFM, red) membagi bagikan pamflet ajakan untuk merawat budaya sendiri salah satunya dengan melestarikan Kebaya. Juga membagikan bendera merah putih ukuran kecil dan permen kepada penonton di sepanjang jalan yang dilalui.

Suasana kirab budaya yang diikuti oleh KFM, Minggu (11/12/2022). Foto: Kiriman Bhayu Hendarta.

Ketua KFM Alexa Hersi Krisnawati menyampaikan rasa bangganya bisa bergabung dalam ajang festival budaya ini, dengan mengenakan pakaian kebaya lengkap bersama anggotanya yang berjalan  sekitar empat kilometer dari lapangan Supardi menuju finish yang bertempat di Lapangan Kujon, Kawasan Candi Borobudur.

“Kebaya itu salah satu identitas yang khas milik bangsa kita, busana tradisional ini warisan leluhur kita yang sudah ada sejak masa peradaban Nusantara ini. Untuk itu kita wajib melestarikannya dengan cara memberi literasi kepada masyarakat khususnya kaum perempuan supaya anak – anak kita nanti juga akan menjadi generasi penerus dalam pelestarian warisan tradisi ini serta tradisi tradisi lainnya,” ungkap dia.

KFM akan terus berjuang dalam bentuk apapun supaya keinginan ini terdengar ke penjuru dunia sehingga dunia mengakui lewat UNESCO, bahwa kitalah pemilik warisan busana tradisi asli ini. “Jangan sampai negara lain mengklaim bahwa kebaya milik mereka seperti halnya mereka pernah mengklaim yaitu batik, wayang kulit, kesenian Reog, lagu Rasa Sayange dan sebagainya merasa milik mereka,” lanjut Hersi.

Aktifis budaya ini juga mengajak para pecinta pakaian adat tradisi Nusantara dan pemerhati adat tradisi lainnya untuk turun dan turut bersama serta tidak berhenti melakukan dan menciptakan peristiwa budaya, yang berkenaan dengan pelestarian warisan cagar budaya baik benda maupun tak benda milik Indonesia.

“Juga busana kebaya pada khususnya dalam kegiatan – kegiatan positif, dengan tetap menjunjung tinggi nilai nilai keberagaman dalam bingkai kebhinekaan dan wajib setia pada dasar negara Pancasila,” tandas Hersi, yang tampak anggun dan cantik dibalut kebayanya warna biru ultra marine. (*/ ted)