bernasnews – Berbagai latar belakang tentang pendidik dan pendidikan mengharuskan SMA BOPKRI 1 (BOSA) Yogyakarta menetapkan sebuah langkah untuk meningkatkan kompetensi guru sekolah ini dan pada akhirnya meningkatkan kualitas pendidikan sekolah.
Latar belakang itu dimulai dari arah pendidikan sebagaimana dikemukakan Driyarkara bahwa mendidik dan dididik merupakan perbuatan fundamental yaitu yang mengubah dan menentukan hidup manusia.
Bahwa guru diyakini sebagai faktor pendidikan keberhasilan, mutu pendidikan Indonesia masih rendah, perlunya peningkatan kompetensi guru, guru penentu kualitas pendidikan, serta perlunya kompetensi dan profesionalisme guru.
Langkah yang dilakukan SMA BOPKRI 1 Yogyakarta yakni BOSA-AIS Educational Program muncul sebagai salah satu alternatif peningkatan kompetensi guru. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah ini pada khususnya dan kualitas pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada umumnya.
Bagaimana BOSA-AIS Educational Program dapat meningkatkan kompetensi guru SMA BOPKRI 1 Yogyakarta? Apakah program ini dapat meningkatkan kompetensi guru sekolah ini?
Menjawab pertanyaan ini, bahwa manfaat program bagi peserta didik adalah : (1). Seluruh peserta didik setempat mengetahui program ini, (2). Seluruh peserta didik mengetahui bentuk kontribusi program ini terhadap proses pembelajaran, (3). Seluruh peserta didik mengetahui bentuk implementasi program di sekolah.
Manfaat bagi guru sebagai berikut : (1) Seluruh guru setempat mengetahui adanya program ini, (2). Seluruh guru mengetahui bentuk kontribusi program terhadap proses pembelajaran, (3). Seluruh guru mengetahui bentuk implementasi program di sekolah.
Sedangkan manfaat bagi sekolah adalah mempromosikan program ini.
Kajian Pustaka
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) menetapkan kompetensi guru adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.
Tuntutan dunia internasional terhadap tugas guru memasuki Abad ke-21 tidaklah ringan. UNESCO merekomendasikan empat pilar dalam bidang pendidikan yaitu : Learning to know (belajar untuk mengetahui), Learning to do (belajar melakukan atau mengerjakan), Learning to live together (belajar untuk hidup bersama), dan Learning to be (belajar untuk menjadi atau mengembangkan diri sendiri).
Kompetensi peserta didik Abad 21, sebagaimana dikemukakan Whitby (2007 : 2-11), peserta didik harus memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif, kemampuan melakukan invovasi, kemampuan menemukan solusi dari sebuah masalah, dan kemampuan melakukan kolaborasi.
BOSA-AIS Educational Program merupakan salah satu program SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dalam bentuk penerapan program sister school. Program ini dimulai pada bulan Juli 2020 bekerjasama dengan Adelaide International School (AIS). Program ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidiikan di Australia mulai dari tingkat menengah hingga lanjut.
Selain itu, program ini mempunyai berbagai agenda seperti pertukaran pelajar, pelatihan professional, dan akulturasi budaya. Lebih lanjut, program ini dapat membuka peluang kerjasama antara pemerintah Adelaide, Australia dan Yogyakarta, Indonesia dalam berbagai bidang, khususnya pendidikan.
Metode, hasil dan pemecahan masalah
Program ini dilaksanakan di SMA BOPKRI 1 Yogyakarta, dari April 2021 – November 2022. Subyek adalah kepala sekolah dan guru setempat. Dalam menjalin program kemitraan dengan AIS di Australia, sekolah mengembangkannya dengan BOSA-AIS Educational Program untuk bidang pendidikan, budaya, dan peningkatan mutu anterkedua sekolah.
Proses pelaksanaannya mulai dari melakukan kemitraan dengan lembaga pendidikan di Australia melalui MoU, sampai menyelenggarakan pembelajaran program ini.
Hasil yang diperoleh dari program ini : Terdapat 15 guru yang lulus kursus pembelajaran sebagai upaya peningkatan profesionalisme guru. Mereka telah memperoleh sertifikat. Guru mampu mengajar lebih professional baik di kelas regular maupun di kelas program. Guru juga mampu mengembangkan profesionalitas dalam pembelajaran, dan hasil rapor pendidikan baik.
Di sisi lain, para siswa berprestasi baik akademik maupun nonakademik, hasil rapor pendidikan untuk literasi dan numerasi baik, dan siswa kelas program ini yang lulus dapat melanjutkan ke luar negeri seperti yang dicitakan.
Peningkatan kompetensi profesionalisme guru SMA BOPKRI 1 Yogyakarta dengan penerapan KBM menggunakan Kurikulum SACE; Penerapan Metode Content and Language Integrated Learning (CLIL) sebagai bahasa pengantar pelajaran terkait; Penerapan KBM dengan pendekatan Research Project; Penerapan KBM dengan pendekatan Social Practice; Kemampuan bahasa Inggris meningkat; Penerapan Health and Weelbeing sebelum KBM dimulai.
Para guru yang tersertifikasi AIS adalah Sartana, S.PAK., M.Pd., Antonius Nico Suryadi, S.Pd., Andi Setyawan, M.Pd., Sutoyo, S.Pd.Si., Della Romora, S.Pd., Yokhanan Ardika, M.Pd., Prasetyo Susanto, S.Pd.Jas., Herlina Noviyani Kurnianingsih, S.Pd., dan Kristina Eko Yuni Lestari, S.Pd.
Simpulannya adalah BOSA-AIS Educational Program diterapkan dengan sister school, bekerja sama dengan Adelaide International School, dan diawali dengan MoU. Salah satu kegiatannya adalah pelatihan professional bagi guru di Australia. BOSA-AIS Educational Program telah dapat meningkatkan kompetensi guru sekolah. (Sartana, S.PAK., M.Pd., Kepala SMA BOPKRI 1 Yogyakarta).