Digitalisasi Aksara Jadi Langkah Lestarikan Kebudayaan Jogja

Gerbang Pleret Bantul. Foto: Instagram/@gerbangpleret

bernasnews.com Aksara Jawa merupakan salah satu bukti dari beragamnya budaya yang ada di Jawa khususnya Yogyakarta. Berpuluh tahun yang lalu, aksara Jawa menjadi sarana penulisan. Aksara Jawa biasanya juga disebut dengan Hanacaraka.

Berbagai kegiatan dilakukan agar aksara Jawa ini tidak punah dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya dengan Gerbang Pleret.

Sekda DIY, Baskara Aji mengatakan bahwa aksara Jawa ini harus dikolaborasikan dengan dunia digital yang ada pada zaman sekarang ini. Pasalnya di era seperti ini dunia digitalisasi menjadi salah satu hal yang penting bagi kehidupan. Dengan digitalisasi aksara ini dapat membuat masyarakat lebih mengenal dan memahami apa itu aksara Jawa.

“Agar tidak ada buta Aksara Jawa di DIY, perlu dilakukan aktivitas-aktivitas dan juga digitalisasi Aksara Jawa. Saya kira digitalisasi Aksara Jawa akan membawa masyarakat kita semakin mencintai dan memahami bahwa Aksara Jawa yang sesungguhnya bisa memberikan gambaran tentang peradaban masyarakat di DIY dan Jawa pada umumnya,” jelas Aji pada Launching Gerbang Pleret dan peringatan Hari Aksara Internasional serta Penutupan Peringatan Dasawarsa UU Keistimewaan DIY.

Aji berharap dengan adanya Gerbang Pleret ini bisa menjadi suatu langkah dalam melestarikan dan memajukan kebudayaan yang ada di Jogja.

“Harapan saya bersama dengan launching Gerbang Pleret ini bisa menjadi momentum yang baik bagi kita untuk memulai aktivitas dalam rangka kemajuan kebudayaan. Bukan saja kebudayaan-kebudayaan yang sudah ada tetapi tidak menutup kemungkinan kita akan kembangkan dan majukan dari budaya-budaya yang sudah ada di masyarakat,” ungkap Aji.

Plt. Asisten Sekda Bidang Pemberdayaan Masyarakat sekaligus Paniradya Pati, Aris Eko Nugroho mengatakan bahwa nantinya Pleret akan dijadikan sebagai pusat wisata budaya dan sejarah di DIY.

“Potensi-potensi kesejarahan yang terdapat di Kalurahan Pleret tengah digarap serius untuk dijadikan komoditas sektor wisata. Konsep jangka panjangnya ialah Pleret menuju pusat wisata budaya dan sejarah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk mencapai tujuan itu telah dibangun pusat informasi yang diberi nama Gerbang Pleret. Gerbang ini merupakan ikon dan brand identity Daerah Istimewa Yogyakarta yang menunjukkan potensi-potensi di Kalurahan Pleret,” ungkap Aris.