Sambut Doktor Baru, Rektor UWM: Persentase Doktor UWM Lebih Tinggi Secara Nasional

Dr. M. Zaki Sierrad, SH, CN, MH dan Dr. Aida Dewi, SH, MH dosen bergelar doktor yang baru foto bersama dengan Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof Dr. Edy Suandi Hamid, MEc (tengah). Foto: Istimewa.

BERNASNEWS.COM — Rektor Universitas Widya Mataram (UWM) Prof Dr. Edy Suandi Hamid, MEc menyambut dua doktor baru UWM. Dengan demikian dosen UWM yang bergelar doktor mencapai 19 orang, dan 13 lainnnya calon doktor masih proses menyelesaikan kuliah doctoral (S3).

“Apabila dihitung statistik komposisi dosen bergelar doktor, UWM telah melampui atau di atas rata-rata nasional ketentuan jumlah doktor dalam universitas. Dosen kualifikasi doktor 19 orang atau 22,09 persen dosen UWM,” ungkapnya, Rabu (5/1/2022), di ruang rapat rektor UWM.

Menurut Prof Edy, angka persentase ini jauh di atas rata-rata nasional yang tahun 2020 masih 16,7 persen. Dua doktor baru dimaksud adalah Dr. M. Zaki Sierrad, SH, CN, MH dan Dr. Aida Dewi, SH, MH. Keduanya merupakan dosen tetap di Fakultas Hukum UWM.

“Meningkatnya jumlah doktor di UWM menjadi modal penting untuk akselerasi dalam peningkatan kualitas akademik dan kuantitas mahasiswanya,” kata Prof Edy Suandi Hamid.

Rektor UWM mengapresiasi Zaki Sierrad dan Aida Dewi yang bisa menyelesaikan kuliah doktoral.  “Saya memiliki pengalaman serupa, kuliah doktoral itu harus banyak berkorban, ya korban waktu, juga korban biaya.

“Karena itu siapa saja yang mau kuliah doktoral harus diapresiasi dan dosen lain yang belum doktor, harus terinspirasi dan terpacu untuk mengikuti program doktoral,” ujarnya.

Dr. M. Zaki Sierrad, SH, CN, MH dan Dr. Aida Dewi, SH, MH foto bersama Rektor UWM dan para Dekan UWM. (Foto: Istimewa)

Kemudian dosen yang sudah mencapai doktor, menurut Prof Edy, kuliah doktoral atau S3 menjadi terminal formal pendidikan tertinggi. Tetapi ini bukan berarti terminal terakhir dan berhenti di dalamnya untuk mengembangkan dan menamah ilmu baru.

Kewajiban belajar tetap melekat untuk terus memperbarui (update) keilmuan dan adaptasi dengan teknologi baru. Kemudian para doktor harus mencapai satu tahap gelar akademik tertinggi lagi berupa profesor.

“Semua dosen harus bercita-cita untuk S-3 dan menjadi guru besar. Itu menjadi ukuran formal standar keberhasilan seorang dosen,” katanya.

Prof Edy Suandi Hamid juga membaca terjadi peningkatan spirit kuliah lagi bagi dosen-dosen di UWM. Terdapat dosen-dosen senior, yang mengabdi lebih 15 tahun, juga kembali ke bangku kuliah. Situasi demikian sekaligus antisipasi apabila pemerintah sewaktu-waktu menetapkan minimal pendidikan dosen lulus doktoral (S3).

Karena antusiasnya para dosen untuk belajar lagi, berharap UWM bisa menyiapkan sambutan doktor baru yang lebih elegen seperti rektorat menyiapkan forum khusus seminar, diskusi dan sejenisnya pada sesi penyambutan berikutnya.  

Dr. M. Zaki Sierrad, SH, CN, MH dan Dr. Aida Dewi, SH, MH foto bersama Rektor UWM dan Wakil Rektor UWM. (Foto: Istimewa)

Soal peran para doktor di kampus, rektor UWM mengingatkan agar mereka mewakafkan waktunya untuk mengabdi secara integratif di kampus, dengan terlibat aktif dalam pengajaran dan jabatan di birokrasi. Berbeda dengan di perguruan tinggi luar negeri, para doktor dan profesor fokus dalam aktivitas bidang akademik dan riset.

“Universitas-universitas di Indonesia mengapresiasi para doktor untuk terlibat dalam jabatan-jabatan fungsional di kampusnya,” pungkasnya.

Sementara Dr M. Zaki Sierrad, SH, CN., MH menyatakan sangat antusias dengan diadakannya sambutan doktor baru yang dipimpin Rektor UWM, dan dihadiri para dekan. Zaki menyatakan kesiapanya untuk mengabdi di kampusnya, di FH UWM.

“Saya sangat mengapresiasi strategi rektor dalam mengantisipasi pandemic Covid-19 dengan strategi yang tepat sehingga mahasiswa baru UWM tetap bertambah di masa sulit itu,” ungkapnya. Dr. Zaki juga berharap dengan hadirnya para doktor baru, UWM menjadi kampus pilihan utama bagi masyarakat. (nun/ ted)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *