News  

Wisatawan Tumpah Ruah Saksikan Pawai Defile 76 Tahun Yogyakarta Ibu Kota RI

Bregada Prajurit Kraton saat ikuti sebuah acara di Gedung Agung Yogyakarta. (Foto: Dok. bernasnews)

BERNASNEWS.COM – Wisatawan terlihat memadati sepanjang area Malioboro untuk menyaksikan pawai Bregada yang digelar dalam rangka Defile 76 tahun Yogyakarta Ibu Kota RI. Tampak para wisatawan mengabadikan momen saat pasukan Bregada lewat mulai dari kawasan Stasiun Tugu hingga ke Gedung Agung.

Pawai tersebut diikuti oleh paguyuban Bregada yang terdiri dari pasukan Bregada Puroloyo Imogiri Bantul, Bregada Panji Parentah DIY, Bregada Niti Manggala Gedongkiwo bersama dengan pasukan paskibra serta pramuka. Usai tiba di depan Gedung Agung, salah satu bangunan yang menjadi saksi sejarah tentang pemindahan Ibu Kota ke Yogyakarta itu, suasana berlangsung khidmat. Tak hanya pasukan Bregada, wisatawan diajak untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya dan juga membaca Pancasila.

Ketua Sekber Keistimewaan DIY Widihasto Wasana Putra mengatakan bahwa poin penting dalam peringatan ini terletak pada kedua hal tersebut. Dimana Yogyakarta yang saat itu merupakan sebuah kerajaan mengakui eksistensi dan berusaha menjaga keutuhan NKRI melalui upaya Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu menawarkan bantuan pemindahan sementara Ibu Kota di saat situasi di Jakarta sedang genting.

“Kita memperingati momen penting bahwa Yogyakarta pernah menjadi ibu kota. Selama periode menjadi ibu kota banyak peristiwa yang menentukan nasib NKRI,” ujarnya.

Karena itu sudah sewajarnya jika sejarah ini tak boleh dilupakan. Lebih lanjut ia juga mengajak kaum muda agar memiliki jiwa kebangsaan.

“Sudah sewajarnya generasi saat ini memiliki jiwa kebangsaan. Memiliki visi sebagai bagian Republik Indonesia, menjaga dengan penuh semangat. Tidak ada tempat mengembangkan perbedaannya untuk bertikai,” katanya.

GKR Bendara sebagai perwakilan Keraton Yogyakarta yang juga hadir dalam peringatan yang jatuh pada 4 Januari itu menyebut bahwa peringatan ini haruslah dimaknai dan juga dikenang.

“Tanggal 4 Januari kita akan memperingati Ibu Kota RI dipercayakan ke Jogja. Tentunya ini hari yang bersejarah yang jarang diajarkan atau diberitakan,” katanya.

Ia menyebut bahwa sebuah kehormatan Yogyakarta yang merupakan Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat saat itu dipercaya sebagai ibu kota. Ia menyebut hal itu tentu dilandasi atas masyarakat yang sudah memiliki jiwa nasionalisme pada NKRI.

“Kepercayaan ini dilandasi bagaimana masyarakat Jogja yang penuh toleransi, guyub rukun, damai dan tentunya memiliki nasionalisme yang tinggi di tengah tekanan Belanda saat itu. Dengan ini membuktikan betapa warga Jogja adalah warga yang istimewa lahir dan batin,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, GKR Bendara mengajak agar masyarakat baik Jogja maupun yang datang bisa menjaga semangat seperti 76 tahun yang lalu dimana Yogya bisa menjadi wilayah yang menjunjung toleransi serta kedamaian.

“Ayo kita bersama menjaga Jogja yang damai, sebagai pemersatu bangsa dan memiliki toleransi sebagaimana kita diajarkan melalui Pancasila. Saya mengapresiasi rekan Bregada atas usahanya dalam mengenang 76 tahun Yogyakarta ibu kota RI,” pungkasnya.