Webinar Nasional HMJ TI, Keris; Filosofi dan Proses Pembuatannya

BERNASNEWS.COM — Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Industri (HMJ TI) Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta menggelar kegiatan Webinar Nasional, Kamis (25/2/2021), bertemakan “Keris; Filosofi dan Proses Pembuatannya”.

Kegiatan webinar dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom Meeting, diikuti 49 peserta dari ujung Timur Papua hingga ujung Barat Jambi. Menghadirkan narasumber Ki Juru Bangun Jiwo, seorang pemerhati budaya dan penulis buku, salah satu karya bukunya adalah “Kitab Lengkap Keris Jawa”.

“Tujuan diadakan acara kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan kepada peserta mengenai filosofi dan cara pembuatan keris. Selain itu, diharapkan bisa menjadi generasi yang bisa mewarisi makna dari keris,” teras Hauly selaku Ketua HMJ TI, kepada Bernasnews.com.

Dalam webinar itu Ki Juru Bangun Jiwo menekankan dua hal tentang keris. Pertama, keris bukan untuk jimat tapi sebagai alat untuk memuji dan memuja Tuhan yang maha Esa. “Kedua, keris bukan untuk kedigdayaan atau kanuragan karena kalau digunakan untuk itu maka akan berdarah-darah,” ungkap Ki Juru.

Menurut Ki Juru Bangun Jiwo, makna dari keris merupakan akronim dari Sinengker Karono Aris. Sinengker (Bhs. Indonesia, disembunyikan) itu sama dengan apa yang dirahasiakan oleh pendahulu kita berupa pelajaran dan pesan yang tersirat dari keris. “Apa yang dirahasiakan? Maksudnya yang dirahasiakan berupa doa, cita-cita, harapan serta peringatan,” tutur Ki Juru Bangun Jiwo.

Sementara Ketua Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi UWM Masrul Indrayana sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh HMJ TI. “Bangsa kita bangsa yang besar dan unggul pada zamannya. Peninggalan leluhur tercipta begitu sempurna dengan segala filosofinya,” jelas Masrul.

Demikian halnya keris, lanjut Masrul, sebagai benda budaya yang telah diakui UNESCO sejak tahun 2005 sebagai karya agung pusaka warisan dunia, dengan sebutan A Masterpiece of Oral and Intengible Heritage of Humanity. “Tugas akademisi adalah untuk mengkomunikasikan nilai-nilai leluhur yang penuh etika bermoral dan bermartabat bagi generasi selanjutnya,” pungkas Masrul. (ted)