BERNASNEWS.COM —
Sehubungan dengan hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang), telah
diamanatkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta bahwa pada tahun 2021 pembangunan
kampung selain berupa fisik atau insfraktutur juga pembangunan berbasis pada
pariwisata.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Kampung (RK) H. Bandrio Utomo, SE, di dalam kegiatan “Sepeda Wisata Jelajah Kampung Suryoputran”, Sabtu (26/12/2020), dengan keliling berputar melintasi wilayah Kampung Suryoputran dan beberapa kampung sekitar di wilayah Kelurahan Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta, guna melihat potensi wisata yang ada di perkampungan.


Menurut Bandrio, menyoal pembangunan kampung berbasis pariwisata tersebut yang terutama adalah mempersiapkan sumber daya manusia (SDM). Artinya, semua warga harus nyengkuyung, seperti halnya di Kampung Suryoputran yang terdiri dari RW 08, RW 09, dan RW 10. Secara umum juga seluruh warga nJeron Beteng sebab kampung-kampung di Kecamatan Kraton tentunya akan berinteraksi dalam pariwisata.
“Sentral utama pariwisata nJeron Beteng adalah keberadaan Kraton Yogyakarta dan Taman Sari, kemudian ada Sentra Kuliner Gudeg Mijilan serta Wisata Alun-alun Kidul (Alkid). Itu merupakan modal utama, tinggal bagaimana kita berkreasi agar para wisatawan itu juga bersedia untuk berkunjung ke kampung wisata,” papar Bandrio.
Seperti diketahui letak geografis Kampung Suryoputran tepat berada di belakang Cepuri Kraton Yogyakarta, lanjut Bandrio Utomo, hal ini merupakan sesuatu yang sangat strategis guna pengembangan atau pembangunan kampung berbasis wisata kedepan sebagai bentuk implimentasi program Gandeng Gendong yang dicanangkan Pemkot Yogyakarta.
“Mempunyai Pasar Kluwih yang diantara lapaknya menjual kue-kue
dan kuliner tradisional buatan warga, bagian dari keahlian sebagai abdi kraton
dalem bidang masak memasak. Ada beberapa bangunan heritage dan toponame kampung
Pesindenan dan Sekulanggen jejak sejarah yang dapat dieksplor sebagai sajian
wisatawan,” imbuh Bandrio.
Dalam kegiatan “Sepeda Wisata Jelajah Kampung Suryoputran” yang diikuti belasan peserta penggiat gowes tersebut, Bandrio Utomo berkesempatan mengajak peserta jelajah kampung-kampung dan menunjukan beberapa tempat yang dapat dijadikan spot foto artistik yang instagramable yang bisa dijual sebagai wisata.
Sementara salah satu peserta dan penggiat gowes Yoyok Suhartoyo menambahkan, gowes atau bersepeda itu selain untuk berolahraga juga untuk berekreasi. Jarak tempuh, kondisi medan, serta jenis sepeda itu tergantung selera pribadi. “Sepeda berombongan itu prinsipnya seneng dan olahraga. Banyak teman dari kenalan yang sesame penghobi gowes. Bikin stamina kuat dan jarang masuk angin,” pungkas penghobi gowes itu. (ted)