BERNASNEWS.COM —
Kuliner ayam goreng ternyata variannya cukup beragam, dari ayam goreng ala mBok
Berek, ayam goreng bacem (manis),
ayam goreng ala freid chiken amrik,
ayam geprek, dan ayam kremes. Ada satu lagi varian ayam goreng, yakni ayam laos.
Hanya saja untuk icip kuliner ayam laos ini harus berkunjung ke Klaten, Jawa
Tengah. Tepatnya di Jalan Mayor Sunaryo, Girimulyo, Gergunung, Klaten Utara.
Pemilik gerai ayam goreng dengan brand Ayam Laos Srikandi, adalah pasangan muda Paramita Dessi Adiastuti atau akrab disapa Dessi dan Dedik Christiawan akrab disapa Dedik. Meskipun keduanya berlatar belakang sama sebagai sarjana komunikasi lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), namun keduanya bisa dikatakan mencipta sebuah karya kuliner ayam goreng laos dengan cita rasa yang sangat khas dan beda.
Laos atau lengkuas merupakan rempah bentuk akar, selain dapat
menambah cita rasa juga bermanfaat untuk kesehatan. “Awalnya saya memang suka
atau hobi memasak dan selalu mencoba-coba bikin resep masakan sendiri hingga
menemukan resep ayam goreng yang ditaburi parutan laos ini. Ketika itu kami
berdua masih pacaran, jadi pacar saya yang selalu sebagai tukang icip masakan,”
ungkap Dessi kepada Bernasnews.com
saat mampir di gerainya, Sabtu (8/2/2020).
Setelah menikah dan berkeinginan punya usaha, Dessi didukung suaminya mulai membuka usaha ayam laos. Pertama buka di depan rumah pinggiran jalan, karena kurang maksimal lantas mencoba di event car free day (cfd) yang digelar setiap hari Minggu, di sepanjang Jalan Pemuda, Klaten.
“Di acara CFD kami bawa empat kotak, terkadang bisa habis laku semua. Apabila sisa nggak laku ya untuk kita makan sebagai lauk di rumah. Akhirnya Ayam Laos Srikandi semakin dikenal dan banyak dicari orang,” imbuh Dedik.
Lebih lanjut, Dedik dan Desi menjelaskan, karena sudah semakin dikenal dan dicari orang, maka pasangan muda ini bersepakat untuk merehab rumah bagian depanya untuk disulap sebagai gerai atau resto Ayam Laos Srikandi, sejak tanggal, 18 November 2015 lalu.
Sementara nama Srikandi bukanlah nama tokoh pewayangan melain paduan nama kedua orang tua Dedik, Sri Lestari dan Kandi Darso Rusdarto. Dilihat dari daftar menu soal harga pun sangat lazim dan terjangkau. Pilihan menu, ayam laos ingkung komplit (plus ati, ampela, uritan), ayam laos ingkung (utuh), dan berupa potongan. Untuk minum, teh , jeruk, dan aneka jus buah.
Dalam kesehariannya Dessi dibantu oleh tiga karyawan, kebutuhan ayam perhari biasa rata-rata 30 ekor sedangkan hari libur dipastikan ada peningkatan yang signifikan. Pelanggan selain dapat menikmati ayam laos di gerainya, pelanggan juga dapat memesan melalui layanan aplikasi online. “Untuk mempertahankan cita rasa masakan, pembuatan bumbu dan proses pengempukan daging ayam saya lakukan sendiri. Dan semua itu terukur, baik takaran bumbu maupun jangka waktu masak,” ujar Dessi.
Pasangan muda ini benar-benar berkarya secara out of the box sebagaimana pakar bisnis mengatakan, Dessi berkarir dalam usaha kuliner dan Dedik usaha dalam bengkel kendaraan lumayan jauh dari gelar kesarjanaan sebagai sarjana komunikasi. Tekad dan semangat dalam menggeluti usahanya dapat menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya. (ted)