BERNASNEWS.COM —
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah sangat kaya dengan destinasi atau obyek wisata alamnya,
dari wisata alam Geopark Nasional Karangsambung Karangbolong (GNKK) yang
menjadi unggulan hingga bentangan pantainya yang terkenal disebut “Urut Sewu”.
Karena saking banyaknya keberadaan pantainya.
Salah satu pantai yang terlihat belum tersentuh secara maksimal oleh Pemkab Kebumen adalah Pantai Laguna. Pantai Laguna yang terletak di Desa Lembupurwo, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen atau tepatnya sebelah timur dari Kota Kebumen lebih kurang 25 Km. Pantai ini merupakan wilayah pantai sebagai pertahanan negara yang dikuasai oleh TNI dan bersebelahan dengan lahan pertanian warga di sisi sebelah utaranya.

Panorama Pantai Laguna lumayan bagus, area menuju pantai
sekelilingnya tumbuh hutan bakau (mangrove) dan pantai juga ditumbuhi pohon
cemara udang sebagai perindang. Wisatawan yang berkunjung dan masuk menuju
pantai melewati jembatan bambu yang melintas di atas sungai, menambah sensasi
tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.
Hanya sayang sebagai distinasi wisata fasilitas pendukung di
Pantai Laguna masih belum dikelola sepenuh hati. Seperti toilet, kamar mandi,
dan mushola dibangun sangat sederhana (bukan permanen). Dan ini terkait fungsi
pantai sebagai sarana pertahanan negara, bahwa berdasar ketentuan dari TNI
wilayah pantai tersebut dilarang ada bangunan permanen.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporwisata) Kabupaten Kebumen H. Azam Fatoni, SH, MSi, Sabtu (28/12/2019), saat ditemui oleh Bernasnews.com di tempat terpisah di sebuah resto dalam rangka libur natal dan tahun baru (nataru).
“Sebagai distinasi wisata Pantai Laguna oleh Pemkab Kebumen akan
dibenahi dan menjadi perhatian guna mendukung pariwisata. Namun tetap menjaga
pantai tersebut sebagai wilayah untuk pertahanan negara NKRI yang telah diamanatkan
kepada TNI,” tegas Azam.
Sementara bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Pantai Laguna, Kebumen biaya masuk masih relatif sangat murah hanya Rp 3.000 per orang dan ditambah biaya restribusi untuk melalui jembatan bambu sebesar Rp 2.000 per orang. (nun/ ted)