BERNASNEWS.COM —Seluruh pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang baru diminta agar jangan pernah surut untuk menghadapi berbagai tantangan demi masa depan Indonesia. Dan penolakan terhadap pimpinan KPK yang baru dapat saja terjadi di lembaga negara lainnya.
Penolakan terjadi karena mereka yang menolak merasa terancam akan keberadaannya dengan berbagai alasan. Namun yang perlu dipahami adalah KPK itu lembaga negara dan pemerintah tidak akan menerima tekanan dari pihak manapun. Bahkan, jika pegawai KPK melawan, bisa saja kondisi itu akan menjadi bumerang bagi para pegawai KPK.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Ikatan Alumni Lemhannas Program Pendidikan Singkat Angkatan XXI (IKAL PPSA XXI) Komjen Pol (Pur) Arif Wachjunadi dalam pernyataan sikap yang disampaikan kepada berbagai media massa, termasuk Bernasnews.com, Senin (16/9/2019).
Pernyataan itu sebagai bentuk dukungan IKAL PPSA XXI terhadap Pimpinan KPK yang baru terpilih, apalagi dua dari lima unsur Pimpinan KPK yang baru adalah Alumnus Lemhannas RI PPSA XXI yakni Irjen Pol Firli Bahuri (Ketua KPK) dan Lili Pintauli Siregar (Wakil Ketua KPK). Sedangkan tiga lainnya adalah Nawawi Pomolango, Nurul Ghufron dan Alexander Marwata.
Menurut Arif Wachjunadi, dukungan perlu diberikan agar pimpinan KPK yang baru tidak merasa sendiri. PPSA sendiri merupakan pendidikan tertinggi di Lemhannas yang merupakan pendidikan pimpinan nasional strategis setara dengan pendidikan bintang dua yang diikuti oleh para PATI dari TNI/Polri dan sipil terpilih.
Dikatakan, adanya dua anggota IKAL PPSA XXI yang duduk dalam Pimpinan KPK yang baru membuat keluarga besar PPSA XXI merasa bertanggungjawab untuk mendukung secara moral atas apa yang dihadapi oleh para pimpinan KPK yang baru.
“Ini adalah tanggungjawab kami juga untuk memberi dukungan moral kepada para pimpinan KPK, apalagi dua di antaranya adalah anggota PPSA XXI. Bahkan satu di antaranya yakni Irjen Pol Firli terpilih menjadi Ketua KPK yang baru. Kami benar-benar mengikuti tahap demi tahap dari proses seleksi dan pemilihan Capim KPK yang baru dan sepakat untuk memberi dukungan penuh kepada seluruh pimpinan KPK yang baru agar dapat bekerja dengan baik,” ujar Arif Wachjunadi.
Mantan Sestama Lemhannas RI ini mengatakan, gejolak yang terjadi di KPK diikuti oleh rekan-rekan IKAL PPSA XXI dan berharap gejolak tersebut segera selesai. Sebagai keluarga, PPSA XXI tidak pernah meninggalkan sendirian para anggotanya ketika menghadapi kesulitan.
“Sejak menjadi alumnus, kami memiliki tradisi yang kuat dalam bersilaturahmi. Dengan silaturahmi yang kuat itu, kami menjadi keluarga besar. Kami tidak menginginkan satu di antara kami merasa kesulitan sendiri. Kami bangga bahwa ada dua anggota kami yang menjadi pimpinan KPK. Dan tentu secara moral, tidak hanya Pak Firli dan Ibu Lili yang kami dukung, tetapi seluruh pimpinan KPK terpilih karena sudah melalui proses yang benar. Dengan dukungan ini diharapkan bahwa seluruh pimpinan KPK semakin kuat dalam melaksanakan tugasnya,” ujar Arif Wachjunadi.
KPK pimpinan Firli Bahuri, menurut Arif Wachjunadi, menghadapi tantangan yang sangat berat. Tantangan sudah muncul dari proses penetapan capim KPK dan PPSA XXI mengikuti proses tersebut.
“Karena yakin Pansel Capim KPK yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sangat kompenten, maka kami mengambil sikap untuk tidak mengomentari apa pun selama proses bahkan termasuk ketika isu-isu yang mendiskreditkan para calon dan pansel mulai muncul di permukaan. Kami tidak ingin mengganggu proses yang sedang terjadi. Kami meyakini, para Capim KPK memiliki rekam jejak yang jelas. Mereka yang duduk di kelas PPSA sangat tahu pola-pola permainan seperti yang terjadi di KPK. Sehingga kami merasa harus bersuara untuk memberi semangat dan menguatkan mental para pimpinan KPK terpilih,” tegas mantan Sestama Lemhannas RI ini.
Arif Wachjunadi sendiri mengaku, secara khusus PPSA XXI belum bertemu dengan Firli Bahuri dan Lili Pintauli Siregar sejak mereka menyatakan akan mengikuti tes capim KPK. (*/lip)