News  

Soft Lauching Griya Batik Jogja Kota Batik Dunia, Hasil Kolaborasi Disperindag DIY dan Dekranasda DIY

Suasana pemotongan rangkaian buntal oleh Ketua Harian Dekranasda DIY GKBRAA Paku Alam X yang didampingi Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Yuna Pancawati, SE, M.Si. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

bernasnews — Jogja Kota Batik Dunia adalah prestasi yang prestisius yang diperoleh DIY dari World Craft Council (WCC) pada tahun 2014, dengan tujuh persyaratan yang harus dipenuhi sebagai kota yang memilik sejarah, budaya dengan nilai nilai luhur yang tetap lestari hingga saat ini.

Hal itu dikemukakan oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY GKR Hemas dalam sambutannya yang dibacakan oleh Ketua Harian Dekranasda DIY GKBRAA Paku Alam X, dalam acara Soft Lauching Griya Batik Jogja Kota Batik Dunia, Jalan Patehan Lor, Kelurahan Patehan, Kemantren Kraton, Yogyakarta, Sabtu (24/5/2025).

“Predikat ini juga mengandung sebuah konsekwensi yang tidak sederhana bagi Yogyakarta. Hal tersebut dikarenakan terkait dengan tugas-tugas konservasi, pelestarian, pengembangan dan pemberdayaan batik-baik sebagai seni maupun industri,” tutur GKBRAA Paku Alam X.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yuna Pancawati, SE, M.Si dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh yang hadir dan segenap panitia Soft Lauching Griya Batik Jogja Kota Batik Dunia. Yuna pun merasa Dgembira dengan diselenggarakan kegiatan ini karena ini merupakan kolaborasi  Disperindag DIY berserta Dekranasda DIY.

Para tamu undangan yang hadir dalam acara

“Hal ini sebagai wujud nyata komitmen pemerintah untuk memberdayakan sektor industri kecil menengah (IKM) khususnya industri batik di DIY. Bahwa Jogja sebagai Kota Batik Dunia ini sudah sedemikian rupa sehingga griya batik ini menjadi salah satu wadah dari IKM Batik di DIY,” ungkap Yuna.

Dikatakan, melalui batik tentunya kita diajak untuk menjaga harmoni, menjunjung nilai dan juga menapaki zaman dengan kesadaran dan kearifan lokal. Griya batik ini diharapkan dapat menjadi pusat edukasi batik yang meyemai pengetahuan dan karakter generasi muda.

“Dapat menjadi ruang kolaborasi IKM Batik dan pelaku industri kreatif dengan berbagai inovasi berbagai tradisi menjadi destinasi wisata budaya yang menyentuh hati serta jiwa,” tandas Yuna Pancawati.

Ketua Harian Dekranasda DIY GKBRAA Paku Alam X saat melihat koleksi batik yang ada di dalan griya batik. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Acara Soft Lauching Griya Batik Jogja Kota Batik Dunia ini diinisiasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY bersama Dekranasda DIY. Dihadiri oleh Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan Aris Eko Nugroho, SP, M.Si, Forkompimda DIY, dan Perwakilan OPD terkait.

Perwakilan Bank Indonesia (BI), Perwakilan Bank BPD DIY, Disperindag Kota/ Kabupaten dan Dekranasda Kota/ Kabupaten se-DIY, serta Pelaku Pariwisata dan Komunitas Batik di Jogja. Dimeriahkan dengan pembacaan puisi bertemakan batik oleh Tazbir Abdullah, Tokoh Pariwisata Jogja.

Perlu diketahui bahwa di dalam Griya Batik Jogja Kota Batik Dunia ada beberapa koleksi batik, antara lain baik dari Kraton Yogyakarta dan Puro Pakualaman, batik dalam siklus kehidupan manusia, batik tulis nitik Yogyakarta, batik Saudagaran, batik khas Kabupaten/ Kota se-DIY, batik petani pedesaan.

Juga beberapa corak batik sebagai media seni lukis, batik dalam fashion, batik yang dikembangkan dalam kreatif industri dan teknologi. (ted)