Jebakan dan Pagar Listrik Cerdas, Cara Cerdas Usir Hama Monyet Ekor Panjang

Penampakan jebakan dan pagar listrik cerdas berupa sistem keamanan ganda pemagaran lahan pertanian, karya mahasiswa UNY. (Foto: Istimewa)

bernasnews — Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), yang keberadaannya suka bergerombol dan menyerang pemukiman warga maupun lahan perkebunan atau pertanian ini telah mendapat cap juga merupakan hama yang merugikan manusia, terutama yang mata pencahariannya sebagai petani.

Gerombolan monyet ekor panjang ini juga sering turun menyerbu ke wilayah yang menjadi destinasi wisata sehingga selain mengganggu para petani juga wisatawan. Keluhan tentang serangan hama monyet ekor panjang ini juga dirasakan oleh Kelompok Tani Ngudi Makmur, di Kelurahan Karangasem, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DIY.

Guna membantu keresahan para petani tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan jebakan dan pagar listrik cerdas berupa sistem keamanan ganda pemagaran lahan pertanian, dengan menggunakan konfigurasi listrik sistem kejut dikombinasikan dengan jebakan monyet berbasis Arduino Nano, yang dilengkapi dengan fitur pendeteksi objek dengan menggunakan sensor PIR (Passive Infrared Receiver).

Karya ini berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang PKM-PI tahun 2024.

Sekolompok mahasiswa UNY tersebut adalah, Shaiful Abas (S1-Pendidika Teknik Mekatronika), Adriyan Ramdhany (S1-Pendidikan Teknik Mekatronika), Maulana Idris Kamal (D4-Teknik Elektro), Andrian Dwi Susanto (S1 Pendidikan Teknik Mesin) dan Alfina Risma Ramdhani (S1-Pendidikan Biologi) yang tergabung dalam KethekilandTeam.

“Mitra kami kelompok tani Ngudi Makmur di Gunungkidul merupakan salah satu produsen komoditas pertanian seperti jagung, padi, kacang, dan singkong sekaligus juga penghasil singkong terbesar yang didistribusikan ke beberapa daerah seperti Kabupaten Cilacap yang kemudian diolah menjadi keripik, gaplek, dan produk olahan singkong lainnya,” kata Shaiful Abas.

“Namun, serangan hama monyet ekor panjang telah menyebabkan penurunan hasil panen dan mengakibatkan kerugian. Oleh karena itu perlu inovasi untuk mengatasi permasalahan hama ini,” imbuh Shaiful, dalam keterangan yang dikirim melalui Humas UNY.

Kelompok mahasiswa UNY pencipta jebakan dan pagar listrik cerdas foto bersama dengan sebagian anggota kelompok tani Ngudi Makmur,Kelurahan Karangasem, Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, DIY. (Foto: Istimewa)

Salah satu anggota kelompok tani Ngudi Makmur Suratman mengungkapkan, bahwa hampir sepanjang tahun, baik dari masa tanam kacang, jagung, dan singkong tidak luput dari serangan hama monyet ekor panjang. “Serangan hama monyet ekor panjang ini merata ke semua ladang anggota kelompok tani sehingga menyebabkan kerugian yang cukup besar setiap tahunnya” ujar dia.

Kata Suratman, saat ini upaya yang dilakukan petani terbilang kurang efektif lantaran harus menjaga ladang dari serangan hama monyet ekor panjang mulai dari pagi hingga petang. “Pasalnya hama monyet ekor panjang tidak lagi takut terhadap pemasangan jaring, orang-orangan memedi sawah, dan suara berisik yang dihasilkan dari penggunaan meriam spiritus dan petasan,” ujar dia.

Selanjutnya Adriyan Ramdhany, mahasiswa UNY menjelaskan sistem pengusir hama monyet ekor panjang yang dibuat ini memiliki pencegahan ganda yang terdiri dari jebakan dan pagar listrik cerdas berbasis Internet of Things (IoT) yang efektif dengan pemanfaatan panel surya sebagai pengisi dayanya.

“Rancangan sub sistem jebakan cerdas memiliki dimensi panjang 85 cm, lebar 55 cm, dan tinggi 55 cm. Berat total alat jebakan cerdas beserta rangkaian elektronik tidak lebih dari 15 kg sehingga sangat portabel. Daya operasional alat ini juga dinilai kecil sekitar 5 watt dengan tegangan 5-12 Volt DC,” beber Adriyan.

“Sedangkan dimensi tiang panel surya memiliki tinggi 1,5 m dan lebar 1 m dengan kawat bentangan memiliki tinggi 1 m dengan diameter 4 cm. Pagar cerdas ini terintegrasi IoT sehingga petani dapat memantau tegangan, arus, dan keamanan alat,” tambah dia.

Sementara itu, Maulana Idris Kamal menjelaskan cara kerja sistem jebakan dan pagar listrik cerdas. Menurut Maulana, jebakan cerdas diberi umpan dan dipasangkan pada beberapa titik yang rawan muncul serangan monyet. Saat monyet berhasil tertangkap, sensor PIR akan mendeteksi dan memberikan sinyal untuk mengaktifkan motor servo.

“Motor servo akan menarik tuas sehingga cat semprot akan menyemprotkan pewarna ke tubuh monyet,” jelas Maulana.

Setelah itu sirene akan berbunyi mengisyaratkan petani untuk melepas kembali monyet yang sudah diberi pewarna. “Monyet akan kembali ke koloninya, namun koloni monyet akan takut dan pergi berhamburan karena menganggap ada predator yang datang,” ucap dia.

Sedangkan pagar listrik cerdas ditenagai oleh panel surya yang menghasilkan energi listrik terbarukan dengan media penyimpanan menggunakan aki. Pagar listrik cerdas ini dikonfigurasikan menggunakan tegangan Direct Current yang dialirkan pada kawat bentangan mengelilingi ladang mitra.

Pemilihan tegangan Direct Current (DC) ini karena relatif aman dan monyet tidak sampai mati, akan tetapi cukup terkejut sehingga monyet menjauhi ladang atau bisa disebut memberi efek jera. “Pagar listrik cerdas juga dilengkapi dengan security system berupa sensor PIR dan keluarannya berupa suara sirene high decible sebagai peringatan terjadinya tindak pencurian,” pungkas Maulana. (*/ ted)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *