bernasnews — Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama MilkLife menyelenggarakan “MilkLife Soccer Challenge (MLSC) – Yogyakarta Series 1 2024”, bertempat di Stadion Tridadi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Turnamen yang digelar pada 25 Juli hingga 28 Juli 2024 ini, dalam rangka mencari bibit unggul atlet Sepak Bola Putri, yang diikuti oleh ratusan siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) yang datang dari Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta hingga Kabupaten Bantul.
Kepala Pelatih Timo Scheunemann mengemukakan, bahwa MLSC 2024 digelar di delapan kota besar di seluruh Indonesia, setelah tahun lalu hanya digelar di Kudus, Jawa Tengah. Kompetisi ini tidak hanya mempertandingkan kompetisi 7 vs 7.
Dalam MilkLife Soccer Challenge – Yogyakarta Series 1 2024 juga berbagai uji ketangkasan bagi para siswi melalui Skill Challenge berupa dribbling, passing & control, 1on1, shoot on target hingga penalty shoot.
“Tahun depan kita targetkan untuk diselenggarakan di 10 kota besar di Indonesia,” terang Timo kepada sejumlah wartawan di Yogyakarta, di sela-sela acara, Sabtu (27/7/2024).
Dikatakan, visi utama dari kompetisi ini mencari altet berbakat di cabang olah raga sepak bola wanita. Oleh karena itu, kompetisi ini dimulai sejak usia SD dan SMP lantaran sebagian besar Sekolah Sepak Bola tidak memiliki atlet perempuan.
Pencarian atlet sepak bola lewat sekolah bukan hal yang baru. Pasalnya sejumlah negara lain seperti Jepang dan Cina, juga sudah dulu melakukan hal tersebut. Nantinya, setelah sejumlah Sekolah Sepak Bola di Indonesia ini memiliki calon atlet sepak bola perempuan dapat diselenggarakan kompetisi antar Sekolah Sepak Bola.
“Oleh karena itu, salah satu tujuan penyelenggaraan kompetisi ini adalah menciptakan atmosfer guna menumbuhkan atlet putri di kalangan Sekolah Sepak Bola yang ada di Indonesia,” ucap dia.
Menurut Timo, penjaringan calon atlet sepak bola wanita sampai saat ini masih merupakan sebuah pekerjaan yang sangat berat. Salah satu tantangan perlu dihadapi adalah pandangan masyarakat bahwa olah raga Sepak Bola merupakan olah raga kaum pria.
“Sehingga demi suksesnya kompetisi ini, penyelenggara pun harus melakukan pendekatan secara intensif bukan hanya kepada pihak sekolah tetapi juga kepada para orang tua dan wali murid,” ujar Timo.
“Juga mengingat masih banyak guru olah raga yang kurang memahami mengenai aturan main sepak bola wanita ini, maka penyelenggara juga perlu melakukan training terhadap para guru olah raga di sejumlah Sekolah Dasar agar mereka dapat melatih para siswanya di sekolah masing-masing,”imbuh dia.
Selanjutnya, Program Director Bhakti Jarum Fondation Yopi Rusimin menjelaskan, setelah penyelenggaraan Serie 1, kompetisi ini rencananya akan dilanjutkan dengan Serie ke 2, yang diselenggarakan pada bulan Desember 2024.
“ Pada Serie 1 ini animo dari peserta cukup bagus. Kurang lebih 400 atlet dari berbagai sekolah turut serta dalam kompetisi ini, termasuk di dalamnya peserta dari Kebumen, Jawa Tengah,“ beber Yopi.
Yopi mengungkapkan, bahwa tujuan utama kompetisi ini pemassalan atlet sepak bola putri untuk wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, kategori umur 10-12 tahun. Setelah para pemain terbaik dikumpulkan dan dibentuk dalam sebuah club “All Star“ guna dilakukan pembinaan dan latihan ekstra, training di kota Kudus.
“Hasil seleksi dari para pemain terbaik ini nantinya akan menjadi anggota Tim Nasional yang pembinaannya diserahkan kepada organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia,” pungkas Yopi. (*/ ted)