News  

394 Warga Dari 14 Kemantren Kota Jogja Ikuti Kompetensi Bahasa dan Sastra, Jadi Upaya Lestarikan Identitas Lokal

Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta (Kundha Kebudayaan) kembali menyelenggarakan Kompetensi Bahasa dan Sastra Kota Yogyakarta 2024. (Foto : Wulan/ bernasnews)

bernasnews – Pemerintah melalui Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta (Kundha Kebudayaan) kembali menyelenggarakan Kompetensi Bahasa dan Sastra Kota Yogyakarta 2024, Selasa (16/7)2024).

Mengusung tajuk “Perkuat Jaringan Para Pelestari Sastra Tradisional”, acara ini akan berlangsung di Taman Budaya Embung Giwangan selama tiga hari berturut-turut dan diikuti oleh 394 anak dari seluruh Kemantren yang ada di Kota Yogyakarta.

Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dwi Hana Cahya Sumpena, mengatakan acara ini tidak hanya sekedar menjaga warisan budaya namun juga mempertahankan identitas lokal yang kaya dan bermakna.

Menurut dia, pelestarian ini menjadi semakin penting di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang kian kuat. Mengingat bahasa Jawa terdiri dari segala tingkatan dan nuansa ungkapan yang mencerminkan kedalaman filosofi hidup atau kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.

“Pelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa di Kota Jogja ini tidak hanya sekadar menjaga warisan budaya, tapi juga mempertahankan identitas lokal,” ujar Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Dwi Hana Cahya Sumpena dalam sambutannya, Selasa (16/7/2024).

Disisi lain, event ini juga menjadi upaya yang serius dan sistematis agar generasi muda tidak kehilangan akses dan apresiasi terhadap kekayaan budaya mereka sendiri. 

Berbagai lomba digelar dengan sasaran masyarakat umum. Sebanyak 15 jenis cabang kompetisi diikuti oleh 394 orang peserta warga Kota Yogyakarta yang terbagi dalam jenjang anak, remaja, dewasa dan umum. Adapun jenis kompetisi yang digelar adalah macapat, maca geguritan, maca cerkak, alih aksara, sesorah dan mendongeng serta panatacara.

Kompetisi ini dilaksanakan dalam dua tahap, dimulai dari seleksi video pada bulan Juni lalu, dan seleksi langsung atau final pada Selasa-Kamis (16-18 Juli 2024). 

Sementara Kepala Seksi Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Ismawati Retno, menambahkan final kompetisi ini diikuti oleh 145 orang peserta terseleksi. 

Setiap cabang kompetisi dipilih juara pertama hingga harapan kedua. Sedangkan 3 orang pemenang terbaik pada masing-masing kategori akan menjadi tim kontingen Kota Yogyakarta untuk mengikuti lomba serupa di tingkat DIY pada bulan Agustus mendatang. 

“Kami mendatangkan juri-juri yang kompeten baik dari kalangan sastrawan, komunitas, maupun akademisi. Harapannya kompetisi ini juga menjadi wadah strategis untuk mempertemukan para pelestari sastra tradisional, sekaligus menjadi media untuk memperkuat jaringan dan kerjasama antar komunitas sastra dan aksara. Sehingga akan tercipta sinergi yang kuat dalam upaya pelestarian bahasa, sastra dan aksara Jawa di Kota Yogyakarta,” kata dia.

Salah satu juri pada kompetisi alih aksara, Fajar Wijanarko menuturkan langkah Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menjadi potret kerja pelestarian nyata terhadap warisan keberaksaraan nusantara, khususnya aksara Jawa. 

Kompetisi alih aksara dinilai akan menjadi cikal bakal dari penelusuran bibit unggul para pelestari tradisi Sastra Jawa klasik yang hakikatnya pelbagai piwulang budi pekerti terdapat dalam susastra tersebut. 

“Meski dirasa tidak representatif dengan jaman yang terus menuntut untuk melaju kencang, kemampuan alih aksara justru menjadi medium pelanting yang reflekstif dari masa silam untuk membaca perubahan zaman berasaskan nilai dan ajaran,” tandasnya. (lan)