News  

Pemkot Yogyakarta Pastikan Hewan Kurban Sehat, Begini Faktanya

Pejabat Walikota Yogyakarta Sugeng Purwanto (Foto: Istimewa)

bernasnews – Kota Yogyakarta letak geografisnya berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Bantul. Hal ini menjadikan proses penyaringan hewan kurban yang masuk ataupun keluar akan lebih ketat. Sehingga Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan hewan kurban untuk kebutuhan Iduladha 1445 H, dari luar daerah yang masuk ke wilayah Kota Yogyakarta telah melalui pemeriksaan kesehatan dan bebas dari penyakit.

“Lalu lintas hewan kurban di DIY yang juga mendapat suplai dari daerah lain, ketika masuk tentunya sudah melalui proses pemeriksaan di pos pemantauan. Kemudian saat masuk ke Kota Yogyakarta atau kabupaten, juga dicek apakah sudah memiliki surat keterangan kesehatan hewan atau SKHH dari Pejabat Otoritas Veteriner daerah asal,” terang Pejabat Walikota Yogyakarta Sugeng Purwanto, dikutip dari Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta.

Menurut Sugeng, pemantauan lalu lintas hewan kurban menjadi upaya preventif, guna memastikan hewan kurban yang nantinya akan dipotong saat Iduladha sehat dan aman dikonsumsi. Utamanya kewaspadaan pada Penyakit Mulut dan Kuku atau PMK dan antraks yang hingga saat ini belum ditemukan di Kota Yogyakarta.

“Petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan selain melakukan pengawasan pada lalu lintas masuknya hewan kurban di Pasar Tiban Kota Yogyakarta. Juga ada pemeriksaan sebelum pemotongan hingga setelah penanganannya untuk memastikan daging yang dibagikan ke masyarakat aman dan bebas dari penyakit,” tandas Sugeng Purwanto.

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Bidang Perikanan dan Kehewanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Sri Panggarti mengemukakan, bahwa pemantauan hewan kurban di Pasar Tiban telah dilakukan sejak bulan Mei 2024, setiap penjual harus mengantongi SKKH disertai izin dari Kemantren.

“Tren kebutuhan hewan kurban kembali meningkat seusai masa pandemi Covid-19 lalu, kurang lebih kebutuhannya 2.500 ekor sapi dan 4.700 ekor kambing. Sementara ketersediaan dari peternak di Kota Yogyakarta  terbatas, hanya sekitar 90 ekor sapi dan 300 ekor kambing,” ungkapnya.

“Oleh karena  itu kekurangannya dipenuhi dari dalam maupun luar DIY, dengan pengawasan dan pemantauan yang ketat. Utamanya untuk pencegahan penyebaran penyakit hewan menular strategis,” lanjut Sri Pangarti.

Selain pengawasan lalu lintas hewan kurban, pada bulan lalu juga telah dilakukan pemantauan ke peternak ataupun kelompok ternak, dengan pelayanan terpadu kesehatan hewan mulai dari pemeriksaan, pemberian obat cacing hingga vitamin gratis. Guna memastikan hewan kurban yang siap dijual, juga yang ada di lingkungan kandang dalam keadaan sehat.

“Rangkaian kegiatan yang dilakukan mulai dari sosialisasi, bimbingan teknis, pemeriksaan antemortem sebelum pemotongan hewan kurban, hingga penanganannya nanti juga akan diperiksa lagi. Terutama untuk mengecek apakah terdapat cacing hati, karena hewan kurban yang secara fisik sehat bisa saja ditemukan,” pungkasnya. (ted)