News  

Nikah Unik Bareng Restu Ibu, Mahar Sebotol Madu dan Ijab Di Mobil Ambulans

Pemusik cilik biola sebagai cucuk lampah dan puluhan bridesmaid embah-embah penghuni panti mengiringi 4 pasangan pengantin. (Foto: Istimewa)

bernasnews – Sebagai penanda 17 tahun berkiprah, FORTAIS (Forum Ta’aruf Indonesia)Yogyakarta menyelenggarakan acara Nikah Bareng Restu Ibu, bertema ‘Merajut Keridhoan untuk Keselamatan Ibu Pertiwi’, bertempat di Aula UPT Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar Budhi Dharma, Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Kamis (21/12/2023).

Prosesi pernikahan cukup unik dan berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, yakni pernikahan dengan mahar madu 550 ml, cincin 2 gram dan alat sholat, dengan nikah di dalam mobil ambulance serta srah-serahan bahan pangan. Selain itu, juga syarat makna karena disaksikan ratusan orang penghuni panti.

“Fasilitas yang diberikan semua gratis dari biaya nikah, mahar, busana/ rias, pelaminan, dokumentasi hingga tasyakurannya. Sebenarnya banyak yang berminat untuk mengikuti acara ini yang dibuka kurang dari 3 minggu, namun yang berhasil melengkapi syarat nikah hanya 4 pasang manten. Gelaran ini juga sebagai bentuk 17 tahun FORTAIS berkhidmah untuk negeri sejak tahun 2006,” terang Ketua FORTAIS Indonesia & Nikah Bareng Nasional RM. H. Ryan Budi Nuryanto, SE.

Berikut keempat pasangan pengantin, Safitri Rahmadani (Gadis) dari Umbulharjo, Yogyakarta dengan Fauzi Andri Romadhan (Jejaka) dari Pleret, Bantul; Septiyana (Gadis) dari Sewon, Bantul dengan Anang Oktaviantoro (Duda) dari Sewon, Bantul keduanya difabel netra; Nisa Zulaidah (Janda) dari Pleret, Bantul dengan Supriyanto (Jejaka) Mantrijeron, Yogyakarta; Mulyantarsih (Janda) dari Gondokusuman, Yogyakarta dengan Heru Sulisyanto (Duda) dari Umbulharjo, Yogyakarta.

Suasana foto bersama keempat pasangan pengantin beserta keluarganya. (Foto: Istimewa)

“Tempat ijab unik di dalam mobil ambulans menjadi simbol, bahwa sekarang ini kita darurat kemanusiaan dan kasih sayang di dunia dan Indonesia. Sedangkan mahar madu dan uborampe lainnya seperti ada beras, cabe, garam, kecap mempunyai makna, bahwa pernikahan di setiap perjalanannya akan melewati manis, asin dan pedes dilalui dengan bersemangat dan selalu bersama dengan tetap harus hormat (birulwalidain) kepada orang tua seperti ibarat madu yang manis dan mempunyai khasiat sebagai obat,” ujar Ryan.

Salah satu pasangan pengantin Mulyantarsih dan Heru menyatakan, bahwa bisa ikut nikah bareng adalah berkah karena istrinya sangat ingin ikut acara ini, walau kemaren sempat jatuh sakit beberapa hari. “Tapi alhamdulillah bisa sembuh dan gembira bisa ikut acara ini. Kami juga mohon doa agar menjadi keluarga sakinah,” ungkapnya.

“Sekaligus mengajak para jomblo untuk jangan gengsi dan hari gini kok malu. Pasalnya jangan sampai kita menikah malah punya hutang banyak dan tidak bahagia seperti kebanyakan yang terjadi di sekitar kita,” tandas Heru. (ted)