bernasnews — Mahasiswa Fakultas Bahasa Seni dan Budaya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil menciptakan sebuah karya SeeLife, yaitu teknologi tongkat pintar sebagai tandem tunanetra dengan fitur unggulan ‘Language Live Translating’.
Karya ini sebagai jawaban dari program SDGs (Sustainable Development Goals) yang salah satu komitmennya adalah ‘No One Left Behind’, yang bermaknakan tidak meninggalkan siapapun dan mengakui setiap orang dengan ragam disabilitasnya.
Oleh karena itu diperlukan ide-ide kreatif guna mewujudkan untuk memberikan solusi bagi para penyandang disabilitas. Misalnya dengan pengembangan teknologi pintar untuk membantu orang-orang dengan gangguan penglihatan tunanetra dan low vision.
SeeLife merupakan tema dari program kreativitas mahasiswa (PKM) FBSB UNY, karya dari 5 mahasiswa yaitu Yosefina Wea Dede, M. Mico Nopriansyah, Almanda Fransisca S., Rahadian Abimanyu dan Khoiriyah.
PKM ini termasuk dalam kategori Video Gagasan Konstruktif (VGK) yang menggunakan media sosial untuk mengomunikasikan pemecahan masalah secara konstruktif dan berkelanjutan. “Kami berharap Seelife dapat menjadi inspirasi untuk senantiasa berinovasi dalam menemukan solusi,” kata Dr. Isti Haryati, M.A., Dosen Pembimbing PKM-VGK SeeLife, Jumat (13/10/2023).
Sesuai dengan ketentuan PKM VGK, terang Isti, bahwa informasi lebih lengkap tentang SeeLife dapat diakses pada sejumlah media sosial, seperti Instagram, Youtube dan Facebook. “Ini merupakan hasil kolaborasi mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jerman, Sastra Inggris dan Pendidikan Luar ini berhasil mendapatkan dana hibah Kemendikbud Ristek,” bebernya.
Sementara dikemukakan ide futuristik yang diangkat SeeLife adalah berupa pembuatan tongkat pintar yang terintegrasi dengan Assistive Technology, Artificial Intelligence (AI), dan Internet of Things (IoT). “Gagasan ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan literasi bagi mereka yang memiliki gangguan penglihatan,” terang Yosefina Wea Dede, selaku Ketua Tim.
Lanjut Yosefina menjelaskan, bahwa fitur unggulan dari Seelife adalah teknologi yang memiliki live translating melalui kamera. Fitur ini terintegrasi server AI dan terhubung dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Google Translate. Dengan Seelife, para tunanetra dapat melakukan aktivitas yang berkaitan dengan bahasa seperti menerjemahkan atau belajar bahasa tanpa harus bergantung pada bantuan orang lain.
SeeLife juga dilengkapi dengan sensor DHT11 dan Micro Camera. Keduanya berguna untuk membantu sahabat tunanetra melakukan aktivitas baik dalam perjalanan. Fitur ini berfungsi untuk menjaga sahabat tunanetra tetap aman, karena titik lokasi keberadaannya terhubung dengan Google Maps dan Find My Device.
“Desain tongkat SeeLife terbuat dari bahan solid yang ringan dengan bentuk yang dinamis sehingga memudahkan pergerakan penggunanya. Di samping itu, masih terdapat beberapa fitur canggih lain yang memudahkan penggunanya dalam aktivitas sehari-hari,” pungkas Yosefina. (*/ ted)