Terinspirasi Film Mr. Bean, Mahasiswa UNY Bikin Kawat Buzzer Untuk Kendalikan Emosi Anak

Mahasiswa KKN-R 3845 UNY saat memandu anak-anak bermain Kawat Buzzer. (Foto: Humas UNY)

bernasnews — Kawat Buzzer dalam benak kita tentu tergambar ada kaitannya dengan jelang tahun politik sebab ada kata buzzer yang sering dicap bikin heboh di media sosial. Namun kenyataannya sangat jauh berbeda dan jauh dari hiruk pikuk perpolitikan, Kawat Buzzer merupakan suatu permainan untuk anak-anak hasil karya mahasiswa KKN-R 3845 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Mereka adalah Hilman Akbar Al-Hayat (Prodi Ilmu Komunikasi), Rangga Prayuda Artaningtyas (Vokasi Teknik Elektro), Ica Soffia (Prodi Ilmu Sejarah), Muhammad Bahruddin (Prodi Fisika), Tunjung Sekar Pembayun (Prodi Manajemen), Nurul Tiyas Septiani (Prodi Manajemen), Stephani Mayang Puspitasari (Prodi Manajemen), Bagas Adi Pamungkas (Prodi Ilmu Komunikasi) dan Salsabila Nisrina Nurhani (Prodi Sastra Inggris).

Alat permainan itu dibuat dalam rangka berlatih mengendalikan emosi bagi anak sekaligus untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Ke-78 Kemerdekaan RI. Menurut penggagas ide Rangga Prayuda Artaningtyas pembuatan alat permainan ini setelah terinspirasi dari salah satu episode film Mr. Bean, yaitu ‘Country Fete Games’. “Saya ingin ada lomba Agustusan yang menghibur, unik, inovatif, tapi tetap terdapat sedikit unsur edukasinya,” terang dia.

Selain itu, perancangan alat lomba kawat buzzer ini juga merupakan bagian dari program kerja KKN-nya yang tentu sesuai dengan jurusannya, teknik elektro. “Permainan ini dimaksud untuk melatih pengendalian emosional, ketelitian, keterampilan motorik, juga ketangkasan untuk menyelesaikan permainan tersebut,” kata Rangga, Senin (28/8/2023).

Lebih lanjut mahasiswa D4 Teknik Elektro tersebut menjelaskan, bahwa Kawat Buzzernya dibuat lebih sederhana dan sedikit lebih kecil, agar lebih mudah dimainkan oleh anak-anak usia SD-SMP. “Lintasan yang dirancang pun hanya berupa lintasan lurus, sedikit naik-turun dan berbelok,” beber Rangga.

Dikatakan, bahan yang dibutuhkan untuk membuat alat tersebut diantaranya kawat tembaga sepanjang 1,5 meter, baterai 9V sebagai sumber daya, lampu LED kecil 1pcs, alarm buzzer 1pcs, kabel listrik 60 cm dan papan kayu (60 cm x 13 cm). “Pemain harus dapat membawa kawat yang telah diberi kolong lobang melalui lintasan tersebut tanpa membuat alarm berbunyi dalam waktu tertentu,” ungkap Rangga.

Ketua KKN-R 3845 UNY Hilman Akbar Al-Hayat mengatakan, antusiasme peserta dan warga termasuk cukup tinggi. “Terlihat dari peserta yang sangat tertarik, dan terkagum melihat Kawat Buzzernya, karena tentu termasuk barang baru dan jarang terlebih digunakan untuk perlombaan Kemerdekaan,” katanya.

Terhitung 50 orang peserta ikut serta bermain Kawat Buzzer ini, dan secara keseluruhan mereka antusias dan cukup serius memainkannya. Permainan yang dilakukanpun juga menguras energi dan emosi karena dihitung berdasarkan waktu tercepat, dihitung berapa tikungan lintasan yang telah dilewati, dan maksimal buzzer berbunyi hanya dua kali dalam satu kali bermain.

“Bukan hanya anak kecil bahkan orang dewasa pun sering kalah karena tidak dapat mengendalikan emosinya,” ujar Hilman.

Peserta lomba Kawat Buzzer Vano dan Gibran mengatakan, bahwa permainan ini cukup sulit, karena memang melatih kesabaran, ketelitian agar tidak membuat alarm berbunyi. Terlebih situasi dan kondisi dari lomba yang jelas terbilang ramai, ditambah anak-anak yang sangat ingin tahu bagaimana Kawat Buzzer ini bekerja. (*/ ted)