News  

Lepas Stigma Miring, Komunitas WKCP Bagikan Buku Berjudul ‘Ruang Untukku’

Komunitas Wahana Keluarga Cerebal Palsy (WKCP) usai bertemu dengan Wakil DPRD DIY lakukan sesi foto bersama. (Foto: Kiriman Leni SN)

bernasnews — Pentingnya memberikan perhatian dan dukungan kepada penyandang disabilitas menjadikan motivasi bagi komunitas Wahana Keluarga Cerebal Palsy (WKCP) untuk mengkampayekan dalam bentuk buku bejudul ‘Ruang Untukku’ yang dibagikan kepada masyarakat di Malioboro, Yogyakarta, Minggu (7/5/2023)

Selain sebagai hadiah menujukkan bukti karya pada DPRD DIY, bahwa aspirasi mereka selama ini selalu didengar dan dibantu.

WKCP merupakan komunitas orangtua yang memiliki anak Cerebral Palsy (CP). Bekerjasama dengan SMA Masa Depan menyuarakan aspirasi guna bertemu Wakil DPRD DIY, yang diwakili oleh Huda Tri Yudiana, bertempat di Gedung  Pertemuan DPRD DIY, Jalan Malioboro No.54, Yogyakarta.

Ketua Penyelenggara Kampanye Cerebral Palsy  Ahmad Zafir menyampaikan partisipasinya terhadap disabilitas. Menurut Ahmad, kepedulian masyarakat dan lembaga masih belum terwujud di lapangan. Masih banyak pihak yang sekadar menunjukkan kewajiban namun tidak terealisasi dengan baik dalam pelaksanaanya.

“Kegitan ini sangat penting bagi kami para disabilitas menghadapi tantangan kehidupan CP di kehidupan sehari hari. Kami berharap diskusi yang dilakukan bersama DPRD DIY dapat memperhatikan kepentingan dan hak CP serta memberikan solusi kualitas hidup mereka,” papar Ahmad, dalam sambutannya

Dikatakan, terbukti masih ada sekolah yang hanya sekadar memenuhi kewajibannya saja menerima siswa disabilitas. Begitu pula terjadi pada perusahaan yang lebih memilih membayar denda daripada mempekerjakan orang dengan disabilitas. Hal itu masih terjadi saat ini di masyarakat dan perlu diubah.

Pada kemajuannya saat ini, disabilitas Cerebral Palsy terus bergerak menunjukkan capaian positif dalam hidup mereka. Melalui WKCP Youth, para pemuda penyandang Cerebral Palsy (CP) berkarya, serta lulus menempuh pendidikan S1, S2, bahkan sampai menjadi dosen dan pengajar.

“Kami ingin menunjukkan bahwa teman-teman CP bisa mandiri, berprestasi dan menginspirasi. Harapannya stigma miring yang ada pada masyarakat bisa hilang, serta melihat dari sudut pandang yang positif. Alasan mengapa kemudian kami juga ke DPRD DIY, agar Peraturan Daerah bisa dijalankan dengan lebih baik,”ungkapnya.

Sementara Ketua Komunitas WKCP Anisa Hilma menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan Syawalan tahunan sebagai ajang silaturahmi, selain moment mengajak anak anak disabilitas untuk keluar rumah. Dan yang utama menunjukkan karya berupa buku untuk mengajak masyarakat ikut memperhatikan, mendorong dan membantu baik orang tua yang merawat maupun penyandang CP.

Suasana audiensi komunitas Wahana Keluarga Cerebal Palsy (WKCP) bersama Wakil DPRD DIY Huda Tri Yudiana. (Foto: Kiriman Leni SN)

“Anak penyandang disabilitas itu beragam masalahnya, mereka butuh ruang untuk untuk hiburan ada di luar. Selain itu para orang tua juga butuh saling mendorong dan diberi semangat karena pasti ada rasa lelah selama merawat, maka semua kisah perjuangan dan capaian kami tuangkan dalam buku ‘Ruang Untukku’, agar kami juga diberi ruang di masyarakat dan mehilangkan stigma miring terhadap kami,” jelas Anisa.

Wakil DPRD DIY Huda Tri Yudiana dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa menghilangkan stigma negatif adalah PR (Pekerjaan Rumah) bersama pada para penyandang disabilitas. Apa yang dialami disabilitas, adalah sebuah takdir dan nyatanya terus berusaha disikapi dengan lebih baik oleh mereka melalui berbagai prestasi.

“Mereka telah membuktikan dan memberi contoh pada adik-adiknya melalui buku ‘Ruang Untukku’ ini, diceritakan bagaimana pengalaman teman-teman disabilitas yang sangat luar biasa. PR kita bersama untuk menerima mereka dan menghilangkan stigma negatif yang ada di masyarakat. Semangat yag luar biasa mereka inilah yang harus kita contoh dan teladani,” tandas Huda. (Leni Sulistyaningsih)