bernasnews – Menyoal energi terbarukan atau energi yang disediakan oleh alam dan bisa dimanfaatkan secara terus menerus, negara Indonesia termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan gudangnya. Misalnya seperti energi dari tenaga surya, tenaga angin, arus air, panas bumi, dan sebagainya tersedia cukup melimpah hanya sayangnya belum dimanfaatkan dengan baik.
Patut dicontoh seperti yang dilakukan sejumlah Dosen Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang terdiri dari Muhammad Luthfi Hakim S. T., M. Eng, Ir. Alex Sandria Jaya Wardhana, M.Eng. Mereka dibantu warga setempat membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kalurahan Madurejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY.
PLTS tersebut dibangun oleh Dosen Fakultas Teknik UNY sebagai program pengabdian kepada masyarakat. PLTS ini digunakan untuk menghidupkan pompa sebagai sarana mengalirkan air dari sumber setempat untuk pengairan persawahan setempat.
“Aliran air tersebut sangat diperlukan untuk irigasi pada area persawahan. PLTS ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap petani di Indonesia, khususnya di Kalurahan Madurejo Kapanewon Prambanan,” terang Muhammad Lutfhi, selaku pelaksana pengabdian, saat ditemui di Kampus UNY beberapa waktu lalu.
“Karena sebelumnya para petani mengeluhkan borosnya anggaran yang mereka keluarkan akibat penggunaan bahan bakar minyak, oleh karena itu saya bersama tim berinisiatif mengembangkan energi terbarukan ini,” lanjut dia.
Pihaknya juga berharap, pembangunan PLTS tersebut dapat memberikan dampak yang besar bagi para petani khususnya dalam hal efisiensi penggunaan bahan bakar minyak (BBM). “Adanya PLTS ini juga membuktikan bahwa UNY sangat berkomitmen pada pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam pengembangan energi terbarukan,” tandas Muhammad Lutfhi.
PLTS bantuan dari UNY sangat membantu para petani di Kalurahan Madurejo dalam kebutuhan untuk menggerakan pompa air guna mengairi sawah. “Kami berterima kasih kepada Pak Luthfi dan kawan kawan dari UNY yang telah menghibahkan PLTS. Sangat membantu bagi kami, proses pengairan sawah jadi lebih cepat, hemat dan mudah,” ujar Ngatija, petani warga setempat. (ted)