bernasnews – Budaya minum teh tidak hanya dimiliki oleh Jepang maupun negeri Cina, jika menelisik relief pada candi-candi yang ada budaya minum teh pun juga dikenal di Nusantara. Salah satu jejak sejarah yang bisa dikatakan belum lama adalah adanya sebuah perkampungan yang mempunyai toponame Kampung Patehan.
Kampung tersebut merupakan sebuah komplek rumah abdidalem Kraton Yogyakarta yang berprofesi sebagai abdidalem penyaji minuman teh untuk kepentingan Sultan dan tamu-tamu kraton. Kampung Patehan berada di wilayah Dalam Beteng Kraton Yogyakarta, tepatnya di sisi barat selatan Alun alun Kidul, Kota Yogyakarta.
Bicara tanaman teh, selain Kabupaten Kulon Progo, ternyata Sleman juga menyimpan potensi teh yang dapat menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk datang. Teh yang dimasak dengan cara digoreng secara tradisional dan memiliki sensasi rasa yang berbeda itu berada di Bukit Turgo, Desa Purwobinangun, Kapanewon (Kecamatan) Pakem, Kabupaten Sleman, DIY.
“Warga di Turgo sini masih memakai cara tradisional dengan cara digoreng (sangrai), dengan alat masak berupa kuwali dari tanah liat atau gerabah, dengan bahan bakar berupa kayu dan ranting-ranting kering,” terang Tukirah, pemilik lapak kuliner setempat, Minggu (2/10/2022).
Dikatakan, tanaman teh dan juga kopi di kebon-kebon masih lumayan cukup banyak. Semua itu peninggalan dai orang tua dan simbah-simbah sejak jaman Londo (Belanda). “Beberapa waktu lalu, warga juga telah mendapat pelatihan cara-cara menanam budidaya teh dan kopi,” kata Tukirah.
Berdasar pengamatan bernasnews, tanaman teh yang di Bukit Turgo dan merupakan warisan dari leluhur warga setempat memang berbeda dengan tanaman teh yang dibudidaya untuk keperluan industri, atau bisa jadi varian yang berbeda.
Saat mencoba mencercap minum teh Turgo cita rasanya berbeda. Rasa teh segar dengan sensasi gorengnya terasa, ketika ditambah gula rasanya unik muncul rasa sepet seperti rasa teh pada umumnya, sangat cocok dengan udara dinginnya Turgo.
Bukit Turgo juga telah menjadi salah satu destinasi wisata alam Sleman, yang sayang jika dilewatkan. Letaknya di sebelah barat obyek wisata Kaliurang. Konon bukit yang mempunyai ketinggian 1.000 MDPL ini merupakan letusan dari Gunung Merapi Purba dan tersusun dari endapan lava basaltik.
Untuk masuk Anda akan melewati sebuah jembatan Suropanggah, berhiaskan 2 buah tugu yang, tugu sebelah kiri ditanda tangani oleh Sri Sutan Hamengku Buwono X, tanggal 22 November 2011. Sedangkan sebelah kanan ditanda tangani oleh Rm. Y. Suyatno Hadiatmojo,Pr, dengan prasasti berupa petuah bijak nasehat untuk warga setempat. Tempat ini menjadi spot foto yang menarik bagi wisatawan yang berkunjung. (ted)