BERNASNEWS.COM — Indonesia banyak menggunakan sumber energi listrik dari bahan yang tidak terbarukan seperti batubara dan gas yang merupakan penyumbang efek rumah kaca dengan karbon dioksidanya sehingga menyebabkan panas global. Padahal Indonesia memiliki potensi sumber daya yang dapat dimanfaatkan sebagai energi listrik, salah satunya energi air.
Sumber daya air yang melimpah sehingga sangat berpotensial energi listrik, yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu perlu adanya inovasi pembangkit listrik tenaga air portable yang dapat memenuhi kebutuhan listrik terutama di daerah pedesaan dan daerah terpencil.
Inilah yang mendorong sekelompok mahasiswa UNY merancang pembangkit listrik Hydro Coil Turbine, dengan memanfaatkan aliran sungai sebagai sumber energi listrik ramah lingkungan. Mereka adalah Ahmad Rizal Rifani Prodi D4 Teknik Mesin, Abdul Rosyid Hidayatullah prodi Fisika, Helmi Kusuma Perdana dan Khakam Ma’ruf prodi Pendidikan Teknik Mesin, serta Lutfi’ah Sungkar prodi PGSD.
Menurut Ahmad Rizal Rifani pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang sudah ada mengalami beberapa kekurangan antara lain ukuran yang besar, tidak praktis, sulit dalam perawatan, daya yang dihasilkan tidak optimal dan membutuhkan aliran air yang deras.
“Beberapa rekayasa sistem pembangkit listrik telah dilakukan dengan mengubah desain dan ukuran turbin namun tenaga yang dihasilkan kurang optimal dan perawatan turbin yang tidak mudah,” paparnya.
Inovasi Hydro Coil Turbine rancangan mereka dapat beroperasi dengan aliran air yang tidak deras sehingga dapat diterapkan pada selokan dan jaringan irigasi yang banyak dibangun di daerah pedesaan. “Turbin air ini lebih portabel, praktis, lebih mudah digunakan dan mudah dalam perawatan serta efektivitas daya yang lebih besar,” ujar Ahmad.
Abdul Rosyid Hidayatullah menambahkan, bahwa turbin ini akan bekerja dengan mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik berupa putaran. Energi potensial air meliputi tekanan dan kecepatan aliran air. “Hidro Coil Turbin yang memiliki geometri sudu berupa coil (gulungan) dengan prinsip pompa Archimedes,” ungkap Rosyid.
Sementara itu, Khakam Ma’ruf menjelaskan, bahwa Hydro Coil Turbine rancangan mereka memiliki beberapa komponen diantaranya coil turbin, generator, bearing axial dan motor stepper. “Turbin coil ini bekerja dengan prinsip mengubah energi potensial air menjadi energi kinetik untuk memutarkan generator,” katanya.
Lanjut Khakam, air yang mengalir melalui dalam cover silinder akan menumbuk sudu coil, tumbukan tersebut akan diubah menjadi gerakan memutar poros karena geometri dari sudu coil. Poros yang berputar bersama sudu coil dihubungkan dengan poros generator, sehingga pada generator mampu menghasilkan energi listrik.
“Turbin ini memiliki ukuran yang lebih portablel sehingga praktis, mudah dalam perawatan dan dapat menghasilkan evektifitas daya yang tinggi sehingga dapat diterapkan pada selokan dan jaringan irigasi yang banyak dibangun di daerah pedesaan,” terangnya.
Melengkapi pemaparan dari Kharkam, Lutfi’ah Sungkar menambahkan, bahwa turbin ini dapat beroperasi dengan aliran air yang tidak deras sehingga dapat diterapkan pada selokan dan jaringan irigasi yang banyak dibangun di daerah pedesaan.
Mudah dioperasikan, hemat biaya, mudah dipindahkan sehingga dapat digunakan dimanapun. “Hydro Coil Turbine sudah dilengkapi kendali otomatis sehingga mampu menyesuaikan ketinggian air pada saluran pengairan, sehingga mampu mengoptimalkan energi yang dihasilkan,” beber Lutfi’ah Sungkar. (*/ ted)