Niat dan Tata Cara Sholat Rebo Wekasan, Amalan Sunah Hari Rabu Terakhir Safar

Simak niat dan tata cara sholat Rebo Wekasan. (Freepik.com)

bernasnews – Berikut niat dan tata cara sholat Rebo Wekasan bagi umat Islam. Amalan sunah pada hari Rabu terakhir bulan Safar.

Dalam khazanah tradisi Islam Nusantara, bulan Safar dikenal memiliki kekhasan tersendiri, salah satunya melalui praktik Rebo Wekasan. Hari Rabu terakhir di bulan Safar diyakini oleh sebagian masyarakat sebagai hari turunnya banyak musibah atau bala.

Untuk mengantisipasi datangnya mara bahaya ini, masyarakat melaksanakan berbagai amalan, salah satunya adalah sholat Rebo Wekasan.

Meskipun tidak semua ulama sepakat mengenai amalan ini, tradisi Rebo Wekasan masih dijalankan di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Jawa, sebagai bagian dari warisan budaya spiritual yang sarat nilai dan doa.

Asal Usul Tradisi Rebo Wekasan

Tradisi Rebo Wekasan tidak muncul begitu saja. Dalam catatan sejarah yang terekam di laman Warisan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ritual ini sudah ada sejak era Kesultanan Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Agung pada abad ke-17.

Praktik ini merupakan bentuk refleksi masyarakat Jawa dalam menghadapi hari-hari yang dianggap berat dengan mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah dan doa-doa khusus.

Pada tahun 2025 ini, menurut kalender Hijriah Kementerian Agama Republik Indonesia, Rebo Wekasan jatuh pada tanggal 20 Agustus 2025 Masehi atau 26 Safar 1447 Hijriah.

Pandangan Ulama tentang Sholat Rebo Wekasan

Terkait pelaksanaan sholat Rebo Wekasan, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. KH Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, sebagaimana dilansir oleh NU Online, berpendapat bahwa sholat Rebo Wekasan hukumnya haram karena tidak memiliki dasar dalam syariat.

Sementara itu, Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki dalam kitab Kanz al-Najah wa al-Surur menyatakan bahwa sholat ini boleh dilaksanakan asalkan niatnya adalah untuk sholat sunah mutlak, bukan diniatkan khusus sebagai sholat Rebo Wekasan.

Meski terjadi perbedaan pendapat, tidak sedikit umat Islam yang tetap melaksanakan sholat ini dengan niat untuk memohon perlindungan dari Allah.

Niat Sholat Rebo Wekasan

Sholat Rebo Wekasan dikerjakan secara pribadi, bukan berjemaah. Sholat ini tergolong sebagai sholat sunnah mutlak yang dilakukan dua rakaat sebanyak dua kali (total empat rakaat). Berikut bacaan niatnya:

اُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Ushalli rak’ataini lillahi ta‘ala.

Artinya: “Saya niat sholat dua rakaat karena Allah Ta‘ala.”

Tata Cara Sholat Rebo Wekasan

Pelaksanaan sholat ini tidak jauh berbeda dari sholat sunnah lainnya, namun ada bacaan khusus pada setiap rakaatnya yang dilakukan setelah membaca Al-Fatihah. Berikut langkah-langkah pelaksanaannya:

1. Membaca niat sholat sunnah mutlak.

2. Takbiratul ihram dilanjutkan dengan membaca surah Al-Fatihah.

3. Setelah itu, dalam setiap rakaat, bacalah secara urut:

  • Surah Al-Kautsar sebanyak 17 kali
  • Surah Al-Ikhlas sebanyak 5 kali
  • Surah Al-Falaq sebanyak 1 kali
  • Surah An-Naas sebanyak 1 kali

4. Lanjutkan sholat sebagaimana biasanya, termasuk ruku’, sujud, dan tasyahud.

5. Setelah dua rakaat, salam, lalu lakukan kembali dua rakaat kedua dengan cara yang sama.

6. Setelah selesai empat rakaat, tutup dengan doa khusus.

Bacaan Doa Setelah Sholat Rebo Wekasan

Terdapat dua versi doa yang dibaca, tergantung pada apakah sholat dilakukan secara sendiri atau dalam forum bersama namun tetap tidak berjemaah.

1. Doa Jika Dikerjakan Sendirian

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوى، وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالَ، يَاعزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيع عَلَّقِكَ، اكْفِنِي مِنْ شَرِّ جَمِيع خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجملُ، يَا مُتفضِلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لاَ إلهَ إِلَّا أَنْتَ، ارْحَمْنِي بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

اَللّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيْهِ، وَجَدِّهِ، وَأَبِيهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيْهِ، اِكْفِنِي شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ، وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى الله عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

2. Doa Jika Dikerjakan Bersama-sama (Masing-masing Sendiri)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. اَللّهُمَّ يَا شَدِيدَ الْقُوَى، وَيَا شَدِيدَ الْمِحَالَ، يَا عَزِيزُ، يَا مَنْ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيعُ خَلْقِكَ، اِكْفِنَا مِنْ شَرِّ جَمِيعِ خَلْقِكَ، يَا مُحْسِنُ، يَا مُجَمِّلُ، يَا مُتَفَضِّلُ، يَا مُنْعِمُ، يَا مُتَكَرِّمُ، يَا مَنْ لا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، ارْحَمْنَا بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

اللَّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ، وَأَخِيهِ، وَجَدِّهِ، وَأُمِّهِ، وَبَنِيهِ، اِكْفِنَا شَرَّ هَذَا الْيَوْمِ، وَمَا يَنْزِلُ فِيهِ، يَا كَافِيَ الْمُهِمَّاتِ، يَا دَافِعَ الْبَلِيَّاتِ، فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ، وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Sholat Rebo Wekasan menjadi salah satu bentuk ekspresi spiritual masyarakat dalam menghadapi potensi ujian dan musibah. Meski terdapat pro-kontra di kalangan ulama, amalan ini tetap hidup sebagai warisan tradisi dan kebudayaan yang mengandung nilai spiritual dan sosial.

Selama diniatkan dengan benar dan dilakukan sesuai dengan tuntunan ibadah yang dibolehkan, tidak ada salahnya umat Islam memanfaatkannya sebagai momentum memperbanyak ibadah dan doa di hari-hari yang diyakini rawan bala.

Dengan niat yang lurus dan hati yang ikhlas, semoga setiap amalan yang dilakukan menjadi wasilah keberkahan dan perlindungan dari Allah Subhanahu wa Ta‘ala.

***