News  

Daftar Merek Beras Oplosan, Apa Saja yang Beredar di Pasaran?

bernasnews – Apa saja merek beras oplosan yang beredar di pasaran Indonesia? Praktik curang dalam perdagangan bahan pokok kembali mencuat. Kali ini, sorotan tertuju pada beras, komoditas utama yang dikonsumsi jutaan masyarakat Indonesia setiap hari.

Investigasi gabungan antara Kementerian Pertanian (Kementan) dan Satgas Pangan Mabes Polri mengungkap temuan mencengangkan ratusan merek beras di pasar ternyata tidak memenuhi standar mutu, dan sebagian di antaranya diduga merupakan beras hasil pengoplosan.

Dari hasil pemantauan dan uji lapangan, tercatat sebanyak 212 merek beras tidak lolos uji standar. Dari jumlah tersebut, 26 merek terindikasi telah dimanipulasi kualitasnya atau biasa disebut sebagai “beras oplosan”.

Pengoplosan yang dilakukan meliputi pencampuran beras berkualitas rendah dengan label premium, serta pengubahan informasi berat yang tidak sesuai isi kemasan.

Selisih harga akibat label palsu ini berkisar antara Rp1.000 hingga Rp2.000 per kilogram. Jika dikalikan dengan konsumsi beras nasional yang sangat besar, kerugian ekonomi yang ditimbulkan mencapai Rp99,35 triliun per tahun angka yang tentu saja merugikan konsumen dan menghancurkan prinsip keadilan dalam perdagangan.

Pemeriksaan Produsen Besar oleh Satgas Pangan

Sebagai bagian dari proses penyelidikan, Satgas Pangan Mabes Polri telah memanggil dan memeriksa empat produsen besar pada Kamis, 10 Juli 2025. Keempatnya adalah:

  • Wilmar Group
  • PT Food Station Tjipinang Jaya
  • PT Belitang Panen Raya
  • PT Sentosa Utama Lestari (bagian dari Japfa Group)

Tim gabungan kemudian melakukan uji sampel produk dari berbagai wilayah di Indonesia. Hasilnya menunjukkan bahwa pelanggaran tidak hanya dilakukan oleh produsen kecil, namun juga merek-merek ternama yang biasa beredar di supermarket dan pasar modern.

Daftar Merek Beras yang Diduga Terlibat Pengoplosan

Berikut ini adalah merek-merek beras yang dinyatakan masuk dalam daftar dugaan pengoplosan, lengkap dengan wilayah pengambilan sampel oleh tim pengawas.

1. Wilmar Group

Wilayah Sampel: Aceh, Lampung, Sulawesi Selatan, Jabodetabek, Yogyakarta

  • Sania
  • Sovia
  • Fortune
  • Siip

2. PT Food Station Tjipinang Jaya

Wilayah Sampel: Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Aceh

  • Alfamidi Setra Pulen
  • Beras Premium Setra Ramos
  • Beras Pulen Wangi
  • Food Station
  • Ramos Premium
  • Setra Pulen
  • Setra Ramos

3. PT Belitang Panen Raya

Wilayah Sampel: Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Aceh, Jabodetabek

  • Raja Platinum
  • Raja Ultima

4. PT Unifood Candi Indonesia

Wilayah Sampel: Jabodetabek, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat

  • Larisst
  • Leezaat

5. PT Buyung Poetra Sembada Tbk

Wilayah Sampel: Jawa Tengah dan Lampung

  • Topi Koki

6. PT Bintang Terang Lestari Abadi

Wilayah Sampel: Sumatera Utara dan Aceh

  • Elephas Maximus
  • Slyp Hummer

7. PT Sentosa Utama Lestari (Japfa Group)

Wilayah Sampel: Yogyakarta dan Jabodetabek

  • Ayana

8. PT Subur Jaya Indotama

Wilayah Sampel: Lampung

  • Dua Koki
  • Beras Subur Jaya

9. CV Bumi Jaya Sejati

Wilayah Sampel: Lampung

  • Raja Udang
  • Kakak Adik

10. PT Jaya Utama Santikah

Wilayah Sampel: Jabodetabek

  • Pandan Wangi BMW Citra
  • Kepala Pandan Wangi
  • Medium Pandan Wangi

Waspada! Begini Cara Mengenali Beras Oplosan

Meski sekilas tampak serupa, beras oplosan bisa dikenali jika diamati lebih jeli. Beberapa modus bahkan menggunakan zat kimia seperti pemutih, pewarna buatan, atau pengawet.

Berikut beberapa cara yang bisa Anda gunakan untuk mengenali beras oplosan:

1. Amati Warna Beras

Perhatikan warna butiran dalam satu kemasan. Bila terlihat campuran warna antara putih mengilap dengan kekuningan atau kusam, bisa jadi itu pertanda pencampuran dari berbagai jenis beras.

2. Periksa Ukuran Butirannya

Beras asli umumnya berukuran seragam. Bila dalam satu kantong Anda melihat banyak variasi ukuran, patut dicurigai sebagai oplosan.

3. Cium Aroma Beras

Beras berkualitas biasanya memiliki aroma netral atau wangi alami. Jika berbau apek, menyengat, atau bahkan tercium aroma kimia, itu tanda adanya zat tambahan.

4. Tes Tekstur Setelah Dimasak

Beras oplosan seringkali menghasilkan nasi yang lembek berlebihan atau tidak pulen. Ini menunjukkan kualitas beras yang rendah.

5. Periksa Saat Dicuci

Jika saat mencuci beras Anda menemukan partikel aneh seperti serpihan plastik atau butiran asing yang mengambang, kemungkinan besar beras tersebut sudah terkontaminasi zat tambahan.

6. Cium Aroma Nasi yang Sedang Dimasak

Aroma yang tidak wajar atau menyengat saat nasi sedang dimasak juga bisa menjadi indikator adanya bahan berbahaya di dalam beras.

Imbauan untuk Konsumen

Kementerian Pertanian menegaskan bahwa masyarakat harus semakin cermat dalam membeli beras. Cek selalu label kemasan, pastikan berat bersih sesuai isi sebenarnya, dan hindari tergiur harga murah dari merek ternama yang tidak jelas proses produksinya.

Langkah-langkah penindakan terhadap produsen nakal akan terus dilanjutkan, termasuk penarikan produk dari pasaran dan kemungkinan penindakan hukum sesuai peraturan yang berlaku.

Praktik oplosan dalam dunia perberasan bukan hanya merugikan secara finansial, tetapi juga membahayakan kesehatan masyarakat.

Dengan menyadari daftar merek beras oplosan yang terindikasi bermasalah serta cara-cara mendeteksi beras oplosan, konsumen diharapkan dapat lebih bijak dalam memilih produk yang aman dan berkualitas.

Terus pantau perkembangan dari Kementerian Pertanian dan Satgas Pangan, serta jangan ragu untuk melaporkan bila menemukan kejanggalan dalam produk beras yang Anda konsumsi.

***