bernasnews – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk siap menghadapi potensi hujan sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang pada Sabtu (14/6/2025).
BMKG menyampaikan bahwa prakiraan cuaca ini berlaku selama 24 jam mulai pukul 07.00 WIB dan mencakup seluruh kabupaten di DIY.
Pagi hari, BMKG memprediksi akan cerah berawan. Memasuki siang hingga sore hari, hujan mulai berpotensi turun di berbagai wilayah. Hujan sedang berpeluang mengguyur Sleman bagian Utara, Kulon Progo bagian Utara dan Tengah, serta Gunungkidul bagian Timur.
Selain itu, hujan ringan juga berpotensi turun di Sleman bagian Selatan dan Tengah, Kulon Progo bagian Timur, Bantul bagian Barat dan Selatan, serta Gunungkidul bagian Selatan. BMKG mengingatkan bahwa hujan ini dapat berlangsung cukup lama dan menyebabkan genangan di beberapa titik rawan banjir.
Malam hari, BMKG memperkirakan hujan ringan akan berlanjut di Sleman bagian Utara dan Kulon Progo bagian Utara. Sementara itu, pada dini hari, Gunungkidul bagian Selatan berpotensi hujan ringan.
BMKG juga mencatat suhu udara di wilayah DIY berkisar antara 21 hingga 31 derajat Celsius. Kelembapan udara cukup tinggi, yakni antara 65 hingga 95 persen.
Angin pada Sabtu ini akan bertiup dari arah Timur hingga Selatan dengan kecepatan maksimum mencapai 25 kilometer per jam.
Lalu, BMKG mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat di wilayah Sleman bagian Utara, Kulon Progo bagian Utara dan Tengah, serta Gunungkidul bagian Timur. Masyarakat sebaiknya menghindari tempat-tempat terbuka saat terjadi petir serta mewaspadai potensi pohon tumbang dan genangan air.
Tinggi gelombang laut masih tergolong sedang, yakni antara 1,25 hingga 2,5 meter. Aktivitas pelayaran kecil dan wisata bahari perlu lebih berhati-hati karena kondisi laut bisa berubah sewaktu-waktu akibat pengaruh angin kencang dari daratan.
Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu ini, BMKG mengajak seluruh warga Yogyakarta untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Pemerintah daerah, BPBD, dan aparat terkait juga harus siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. (ef linangkung)