bernasnews – Suasana tenang Dusun Kepuhan, Argorejo, Sedayu, mendadak berubah duka pada Selasa siang, 10 Juni 2025. Seorang balita perempuan bernama KKS Sally (1,5 tahun) ditemukan tak bernyawa setelah tenggelam di Sungai Bendo, hanya beberapa meter dari rumahnya.
Tragedi ini menyayat hati warga setempat dan mengingatkan semua orang tentang pentingnya pengawasan anak, terutama di lingkungan dekat sumber air.
Sekitar pukul 13.15 WIB, Dwi Setyawan, ayah korban, mulai merasa cemas. Ia menyadari putrinya tidak berada di dalam rumah. Ia segera bergegas mencari ke setiap sudut rumah, namun tak menemukan jejak sang buah hati.
Dengan perasaan panik, Dwi keluar rumah dan menyusuri jalanan kampung sambil memanggil nama anaknya. Waktu terus berjalan, namun Kima tak kunjung terlihat. Sekitar pukul 13.45 WIB, Dwi dibantu warga mulai menyisir aliran Sungai Bendo yang terletak di belakang rumah.
Kengerian pun tiba saat seorang warga melihat tubuh kecil KKS mengapung dalam aliran sungai sedalam 40 sentimeter. Mereka segera mengangkat tubuh balita malang itu dan membawanya ke RS Sedayu General Hospital.
Namun, harapan itu sirna. Dokter Muhammad Nugroho Putra yang memeriksa tubuh KKS menyatakan bahwa korban sudah meninggal dunia sekitar 30 menit sebelum kedatangan.
Setelah menerima laporan, pihak kepolisian bergerak cepat. Kapolsek Sedayu, Kompol Slamet Subiyantoro, SH, bersama anggota KSPK, Piket Pawas, dan PMI Sedayu langsung mendatangi lokasi kejadian.
Petugas memeriksa tempat kejadian perkara (TKP), mencatat keterangan dari para saksi, termasuk ayah korban dan seorang tetangga bernama Ridwan Taufiq. Mereka juga memastikan tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Keterangan medis menyatakan bahwa korban meninggal akibat tenggelam, dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Kedalaman sungai di lokasi penemuan sekitar 40 sentimeter,” jelas Kepala Seksi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana,
Menurut penuturan Dwi Setyawan, Kima baru belajar berjalan. Keingintahuannya yang tinggi membuatnya aktif bergerak ke sana ke mari. Ia diduga berjalan sendiri ke arah sungai tanpa sepengetahuan orang dewasa di rumah.
Sungai Bendo memang terletak cukup dekat dari rumah korban. Kondisinya tidak begitu dalam, namun cukup berbahaya bagi anak-anak yang belum mampu menjaga keseimbangan tubuh.
Meski duka begitu dalam, keluarga korban menyatakan telah menerima kejadian ini sebagai musibah. Mereka tidak akan melayangkan tuntutan hukum kepada siapa pun.
“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas musibah ini. Kami imbau kepada masyarakat, khususnya yang memiliki anak kecil, untuk selalu memberikan pengawasan ekstra, terutama jika tinggal di dekat sungai atau sumber air lainnya,” tambah AKP Jeffry. (el)