News  

Para Suster OSF Komunitas Boro Ikut Berpartisipasi dalam Perayaan Ekaristi Novena Laudato Si Ke-5

Romo. AR. Yudono Suwondo, Pr Usai Pimpin Misa Memberkati berbagai Pohon dan Gunungan Hasil Bumi Pada Akhir Perayaan Ekaristi Novena Laudato Si Ke-5, Minggu Pagi 8 Juni 2025 di Komplek Perziarahan Makam Romo Prenthalen SJ Boro Banjarasri Kalibawang Kulon Progo DIY ( Z. Bambang Darmadi/ bernasnews)

bernasnews — Lebih dari 500 umat yang hadir dari Kevikepan Jogja Barat untuk ikuti Misa Novena Laudato Si Ke-5, bertempat di Komplek Taman Doa Bunda Maria Pelindung Keluarga dan Makam Romo JB. Prenthaler, SJ, Boro, Banjarasri Kalibawang Kulon Progo, DIY, Minggu pagi (8/6/2025).

Sebelum perayaan Misa ditampilkan kegiatan dukungan gerakan ekonomi ekologis oleh 6 sekolah Katholik yang berada di Paroki Boro, yakni SD Prenthaler Kalirejo, SD Marsudirini St.Theresia Boro, SMP Pangudi Luhur I Kalibawang, TK Pangudi Luhur Boro, SD PL Boro, dan TK Marsudirini St.Theresia Boro.

Para Suster OSF Komunitas Boro  yang masuk wilayah Kevikepan Jogja Barat ikut ambil bagian dalam acara Perayaan Ekaristi Novena Laudato Si Ke-5, yang bertepatan di Hari Raya Pentakosta tepat 10 Tahun Ensiklik Laudato Si.

Mulai dari perarakan awal Misa beberapa suster dengan membawa beberapa pohon Jeruk, pohon Nangka, pohon Blimbing Wuluh dan pohon Pete, yang akan diberkati Romo Vikep Jogja Barat dan nantinya akan ditanam di Komplek Susteran OSF Boro.

Misa secara selebran dipimpin oleh Romo AR. Yudono Suwondo Pr selaku Vikep Jogja Barat didampingi oleh Romo Hendri Atmoko Pr selaku Romo Paroki Wates, Romo L. Andika Bhayangkara Pr selaku Romo Paroki Boro dan Romo Adolfus Suratmo Pr selaku Ketua KPKC (Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan).

Sedangkan pemazmur disampaikan oleh Suster M. Aloysia OSF, dengan paduan suara- koor  dari FIBB (Formatio Iman Berjenjang Berkelanjutan) dari Paroki Boro, dan didukung oleh Suster. Chrisentine OSF dan Suster Carola OSF.

Dalam awal homilinya Romo AR. Y Suwondo Pr menyampaikan terima kasih pada Tuhan saat mulai Misa tiba- tiba hujan reda. Menurut Romo Suwondo, ini pertanda Tuhan mengetahui bahwa umat yang hadir  ini bisa ayem tentrem dan pikirannya adem dalam mengikuti misa.

Awal mula perutusan Romo Prenthaler SJ berada di daerah Menoreh Boro ini juga untuk mengembangkan Gereja dan mengembangkan ekonomi masyarakat, kesehatan masyarakat setempat karena adanya potensi alam yang belum dikembangkan secara maksimal.

“Semua itu akhirnya bisa terwujud karena Kasih Allah tercurah pada manusia,” tuturnya. Untuk itu Romo Suwondo juga mengucapkan terima kasih pada semua panitia  yang terlibat dalam ekaristi ini terima kasihbm juga pada  beberapa karya dari Suster- suster OSF yang berada di Boro.

“Diantaranya karya pendidikan, sosial, kesehatan, panti asuhan putri, panti jompo, panti lansia, dan karya yang lain dalam ikut serta memikirkan masa depan masyarakat yang lebih berkembang,” tambahnya.

Lebih lanjut Romo Suwondo menekankan pentingnya hidup ini untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk mengejar keinginan- keinginan yang tidak seharusnya sebab perubahan jaman cepat atau lambat bisa mempengaruhi pola hidup yang tidak mudah di kontrol, untuk itu kita diajak untuk kembali mencintai alam ciptaan Tuhan.

“Pasalnya manusia ikut terlibat di dalamnya, dan marilah kita lebih mengutamakan kebutuhan dasar dan kebutuhan sesama yang berada di dekat lingkungan kita masing-masing. Semua ini bisa terjadi karena digerakkan oleh Roh Allah- Roh Kudus. Maka mencitai alam lingkungan bisa dimulai dari menanam satu pohon dan merawatnya sehingga bisa bertumbuh dan berkembang banyak,” ucapnya.

“Dengan punya gagasan menanam satu pohon baru, nantinya akan dapat merawat lingkungan yang lebih luas. Oleh karenanya maka marilah kita semakin mendekatkan diri pada Allah merawat lingkungan dengan baik,” harap Romo Suwondo.

Selanjutnya di akhir misa,  Romo. AR. Yudono Suwondo Pr, memberkati gunungan berupa hasil bumi dan beberapa pohon yang akan ditaman di lingkungan karya OSF, serta pohon pepaya yang akan dibagikan dan dibawa pulang oleh semua umat yang hadir dalam misa tersebut.

Saat Perarakan Ekaristi Novena Laudato Si Ke-5, Memasuki Komplek Perziarahan Makam Romo Prenthalen SJ Boro Banjarasri Kalibawang Kulon Progo DIY, Minggu Pagi 8 Juni 2025.( Z. Bambang Darmadi/ bernasnews)

Sementara itu Suster M. Chistera OSF kepada bernasnews menyampaikan, bahwa beberapa suster OSF pun terlibat dalam perarakan dengan membawa pohon, yakni Suster Florentine, Suster Tika dan  6 anak-anak Panti Asuhan Putri Brayat Pinuji Boro terlibat dalam PA (Putri Altar).

“Juga beberapa Suster OSF terlibat dalam tugas Prodiakon. Adapun sebagai cucuk lampah dalam perarakan misa adalah si kembar dari Panti Putri Brayat Pinuji, Widya dan Widura,” terang Suster M. Chistera OSF.

Sebelum misa dimulai, digelar pementasan tarian dari sekolah sekolah yang ada di Paroki Boro, antara lain tarian ‘Tumandang Gawe’ yang ditampilkan oleh siswi SD Marsudirini St Theresia Boro. Sementara anak-anak panti lainnya mempersiapkan makanan yang akan dibagikan pada umat yang hadir dalam misa Laudato Si.

Adapun jenis yang dimasak adalah hasil bumi  antara lain dari ubi- singkong , jagung godok, pisang godog, salak dan sajian minuman  panas. Semua itu merupakan kepedulian Para Suster OSF yang ingin  mewujudkan secara sederhana Implementasi seruan Ensiklik Laudato Si, dan melaksanakan ajakan dari Jenderalat OSF di Roma, yakni ‘Memelihara Rumah Kita Bersama dengan Merawat Bumi Tercinta’.

“Kita bisa karena bersama itulah motto pendidikan Marsudirini, mengajak anak didik generasi muda penerus gereja dan bangsa,” pungkas Suster M. Chistera OSF. (zbd)