bernasnews – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menerima bantuan alat tanam padi otomatis (rice transplanter) melalui aspirasi dari Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi Soeharto.
Penyerahan bantuan ini disambut langsung oleh Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, dalam kunjungan kerja Komisi IV di Kabupaten Gunungkidul.
Bupati Endah menyampaikan apresiasi atas perhatian dari Titiek Soeharto yang memberikan dukungan konkret terhadap modernisasi sektor pertanian di Gunungkidul.
Ia berharap kehadiran rice transplanter dapat mempermudah proses tanam padi sekaligus mengurangi biaya produksi bagi petani.
“Bantuan ini sangat membantu petani, terutama dalam menekan ongkos tanam dan mendorong regenerasi petani muda. Saat ini banyak anak muda enggan bertani, maka mekanisasi pertanian menjadi keniscayaan,” ujar Endah.
Dengan dukungan teknologi dan perhatian dari pemerintah pusat, Bupati Gunungkidul berharap sektor pertanian lokal semakin maju dan menarik bagi generasi muda untuk kembali menggeluti dunia pertanian.
Usulan Tambahan, Percepatan Sumur Ladang
Selain menerima bantuan alat tanam otomatis, Bupati juga menyampaikan usulan lanjutan terkait proyek strategis irigasi pertanian hasil kerja sama Kementerian Pertahanan dan Universitas Pertahanan (Unhan).
Endah menekankan masih ada 37 titik sumur ladang yang perlu dikebut realisasinya agar mampu mendongkrak produktivitas pertanian di daerah kering seperti Gunungkidul.
“Di Kalialang, bantuan sumur ladang terbukti meningkatkan hasil tani. Kami berharap Bu Titiek Soeharto sebagai wakil DIY sekaligus Ketua Komisi IV bisa menyuarakan kebutuhan ini kepada kementerian terkait,” tambahnya.
Kelompok Tani Penerima Bantuan
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Rismiyadi, menjelaskan bahwa dari total 9 kelompok tani penerima rice transplanter, saat ini 4 kelompok telah menerima bantuan tersebut.
Empat kelompok tani penerima:
- Handayani 2 – Purworejo, Jurangjero
- Maju Lestari – Ngimbang, Watu Sigar
- Ngudi Makmur – Njelok, Pundungsari, Semin
- Sidomaju – Pijenan, Pundungsari, Semin
Rismiyadi menambahkan, rice transplanter ini mampu menghemat waktu tanam dan biaya operasional secara signifikan.
Dengan kehadiran alat ini, petani cukup mengoperasikan mesin tanpa perlu membayar tenaga tanam manual, yang kini semakin sulit ditemukan.
“Buruh tani kian berkurang, sementara metode tanam konvensional sudah tidak efisien. Maka otomatisasi seperti ini sangat penting untuk menjawab tantangan zaman,” ujar Rismiyadi.