bernasnews — Pertanyaan mendasar adalah apakah terdapat korelasi atau hubungan antara seni budaya dengan dengan bisnis? Dalam kepustakaan disebutkan seni merupakan hasil olah ide dan gagasan yang dituangkan melalui kreativitas, keterampilan dan wujudnya menghasilkan sesuatu yang indah dan berguna untuk kehidupan manusia.
Selanjutnya bisnis merupakan suatu kegiatan yang mengolah suatu ide dengan wujud nilai, barang maupun jasa yang hasilnya memperoleh keuntungan melalui transaksi dan memperoleh keuntungan. Dari penjelasan konsep seni budaya dan bisnis ada beberapa kesamaan khususnya dalam hal: (1). Ide dan gagasan, (2). kreativitas/ inovasi dan perwujudan, (3). hasil atau output.
Apakah di dalam berbisnis ada seni? Dalam berbisnis ada seninya, sebab memerlukan konsep, kreativitas, inovasi, kecintaan, keindahan dan penjiwaan. Hasilnyapun digunakan, dinikmati, dihayati oleh orang lain, dan juga menghasilkan finansial antara seni budaya dan bisnis. Sekali lagi, seni budaya dan bisnis memiliki hubungan yang erat dan saling menguntungkan.
Hal itu dikemukakan oleh Robby Kusumaharta, pengusaha senior di Jogja saat memberikan sambutan pada acara “Membaca Karya Emha & Doa Ambal Warsa Cak Nun 72 Tahun”, yang berlangsung di Parkir Barat JEC Yogyakarta, Minggu (25/5/2025).
“Seni budaya dapat menjadi sumber inspirasi dan daya tarik bagi bisnis, sementara bisnis dapat memberikan dukungan dan kesempatan bagi pengembangan seni budaya,” ungkap Robby Kusumaharta.
Menurutnya, seni budaya juga dapat menjadi bagian dari strategi pemasaran dan branding bisnis. Seni budaya dapat digunakan untuk membangun citra positif dan daya tarik bagi bisnis. Sebagai contoh, sebuah restoran yang menggunakan seni dekorasi atau menu lokal dapat menarik lebih banyak pelanggan yang tertarik budaya lokal tersebut.
Beberapa industri juga seperti industri fashion, industri pariwisata, industri makanan dan minuman serta industri kreatif merupakan contoh industri yang menunjukkan korelasi antara seni budaya dan bisnis. “Sinergi dan kolaborasi antara seni dan bisnis dapat menghasilkan produk atau layanan yang unik dan bernilai tambah,” ujar Robby Kusumaharta, salah satu penggerak industri fashion dan industri kreatif di DIY.
Berkaitan dengan hal tersebut, Robby juga memberikan kesempatan kepada seniman dan budayawan di DIY untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di JEC.
“Untuk diketahui acara “Membaca Karya Emha & Doa Ambal Warsa Cak Nun 72 Tahun” diselenggarakan oleh Koseta (Koperasi Seniman dan Budayawan Yogyakarta) dan didukung oleh Manajemen JEC Yogyakarta,” kata Y. Sri Susilo, Dosen FBE UAJY dalam keterangannya, Senin (26/5/2025).
Kata Susilo, sejumlah seniman, budayawan dan guru besar hadir dalam acara tersebut. Puisi karya Emha Ainun Najib dibacakan oleh guru besar yaitu Panut Mulyono, Guru Besar UGM; Fathul Wahid, Rektor UII; Aprinus Salam, Guru Besar UGM, dan Yudiaryani, Guru besar ISI.
Selanjutnya dari seniman dan budayaawan yang tampil antara lain Yati Pesek, Yani Saptohudoyo, Mustofa W. Hasyim, Hamdy Salad, Aning Ayu Kusumawati, Evi Idawati dan Tazbir Abndullah. “Acara tersebut dipandu MC Dewo PLO dan Setiawan Tiada Tara, sehingga acaranya menjadi meriah,” tutup Y. Sri Susilo, yang juga penggiat pariwisata Jogja itu. (*/ ted)