News  

Kecelakaan Truk di Titik Maut Kalijambe Purworejo, Lokasi yang Pernah Telan 12 Nyawa

Ilustrasi Kecelakaan Truk di Titik Maut Kalijambe Purworejo, Lokasi yang Pernah Telan 12 Nyawa/Unsplash

bernasnews – Belum genap sepekan kecelakaan maut terjadi di Jalur Kalijambe Purworejo, yang merenggut 12 nyawa, kini kecelakaan serupa terjadi di lokasi itu.

Satu unit truk pengangkut semen terguling tepat di seberang jalan lokasi kecelakaan maut tersebut. Beruntung, dalam kecelakaan tunggal kali ini tidak ada korban jiwa.

Jalur Kalijambe di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kembali memakan korban insiden meski kali ini tanpa menelan nyawa.

Selasa sore, 13 Mei 2025, sebuah truk pengangkut semen curah terguling di lokasi yang berada tepat di seberang tempat terjadinya kecelakaan maut yang sebelumnya merenggut 12 korban jiwa.

Insiden ini terjadi hanya berselang enam hari dari tragedi memilukan pada Rabu, 7 Mei 2025 lalu, ketika sebuah truk pasir mengalami rem blong dan menabrak sebuah angkutan umum yang penuh penumpang.

Dalam kejadian itu, sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal dunia, termasuk pengemudi truk yang sempat dirawat di rumah sakit namun kemudian meninggal dunia dua hari setelah kejadian.

Kali ini, kecelakaan melibatkan satu unit truk bermuatan semen dengan nomor polisi L 8856 UUA. Truk tersebut melaju dari arah Magelang menuju wilayah Purworejo.

Tepat saat menuruni jalur curam di Desa Kalijambe, kendaraan mendadak oleng dan kehilangan kendali.

Kepala Unit Penegakan Hukum Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Purworejo, Inspektur Dua Boby Pangestu, mengonfirmasi bahwa kecelakaan tersebut murni tunggal dan tidak melibatkan kendaraan lain.

“Korban nihil, kecelakaan tunggal melibatkan truk bermuatan material,” ujar Ipda Boby Pangestu saat dikonfirmasi pada hari kejadian dikutip Bernasnews dari akun Instagram @infopurworejo pada Selasa, 13 Mei 2025.

Sopir truk yang diketahui bernama Mohamad Sholeh (35), warga Desa Temaji, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa rem kendaraan yang ia kemudikan tiba-tiba tidak berfungsi.

Truk yang mengangkut semen dari Tuban dan ditujukan ke Banjarnegara itu langsung meluncur kencang begitu memasuki jalur menurun Kalijambe. Ia menyebutkan bahwa baik rem tangan maupun rem kaki sama sekali tidak merespon, yang membuat kendaraan melaju liar tanpa bisa dikendalikan.

Dalam kondisi darurat itu, demi mencegah kecelakaan yang lebih parah seperti kejadian sebelumnya, Mohamad Sholeh memilih untuk membanting kemudi ke arah kanan hingga truk menghantam tebing dan terguling. Beruntung, tidak ada kendaraan dari arah berlawanan saat kejadian berlangsung sehingga tidak menimbulkan korban lain.

Meski sempat terguncang oleh insiden tersebut, sang sopir dilaporkan hanya mengalami luka ringan. Ia mengaku lututnya terbentur setir namun tidak mengalami cedera serius.

“Dari atas sudah terasa blong, truk langsung meluncur kencang. Saya takut kalau sampai kena kendaraan lain atau orang, jadi saya putuskan buang ke tebing kanan. Rem sama sekali tidak bisa dipakai, rem kaki dan tangan semuanya hilang fungsi,” tutur Sholeh ketika memberikan keterangan.

Peristiwa ini kembali mengingatkan publik pada potensi bahaya yang mengintai di Jalur Kalijambe, terlebih bagi kendaraan berat yang melintasi jalur menurun dan berliku tajam tersebut.

Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian terbaru ini, fakta bahwa lokasi yang sama kembali menjadi titik kecelakaan memunculkan kekhawatiran dan sorotan serius terhadap faktor keselamatan jalan di kawasan tersebut.

Kondisi medan yang curam serta kemungkinan beban berlebih atau perawatan kendaraan yang kurang optimal bisa menjadi penyebab utama kecelakaan berulang.

Jalur Kalijambe kini seolah menjadi “jalur tengkorak” baru di wilayah Purworejo dan menuntut evaluasi menyeluruh dari pihak berwenang, terutama dalam aspek pengamanan dan pengawasan teknis kendaraan angkutan barang.

Masyarakat sekitar pun mulai merasa was-was setiap kali kendaraan berat melintasi wilayah tersebut.

Sementara itu, aparat kepolisian bersama instansi terkait diharapkan dapat segera mengambil langkah strategis seperti pemasangan rambu peringatan, pemeriksaan berkala kendaraan berat, serta penambahan jalur penyelamat (emergency escape ramp) guna menghindari insiden serupa di masa depan.

Kesimpulan

Kecelakaan truk pengangkut semen yang terguling di Kalijambe, meski tidak memakan korban jiwa, menjadi alarm keras bahwa jalur tersebut sangat berisiko.

Dengan dua insiden besar yang terjadi hanya dalam selang waktu satu minggu, pihak berwenang perlu menaruh perhatian lebih terhadap kondisi jalan, sistem keamanan transportasi, serta kesiapan pengemudi saat melintasi jalur ekstrem seperti di Desa Kalijambe, Purworejo.

***