News  

Revitalisasi Pasar Terban Capai 60 Persen, Ditargetkan Rampung September 2025

Wakil Menteri Pekerjaan Umum RI, Diana Kusumastuti, meninjau langsung pengerjaan proyek revitalisasi Pasar Terban. foto: istimewa

bernasnews – Proyek pembangunan Pasar Terban ditargetkan selesai pada September 2025. Pemerintah Kota Yogyakarta berharap proses revitalisasi tidak lagi mengalami penundaan, agar para pedagang yang kini masih bertahan di shelter sementara bisa segera kembali menempati bangunan permanen.

Progres pembangunan pasar yang kini difungsikan sebagai pasar ayam, tempat pemotongan hewan, hingga ruang jasa penjahit tersebut telah mencapai 60,34 persen. Wakil Menteri Pekerjaan Umum RI, Diana Kusumastuti, meninjau langsung pengerjaan proyek pada Sabtu (10/5/2025) dan meminta agar percepatan dilakukan demi memenuhi tenggat waktu.

“Saya melihat pasar ini progresnya sesuai. Tapi ini perlu dipercepat. Saya berharap September nanti sudah selesai dan tentunya sudah bisa dimanfaatkan sesuai dengan target,” ujarnya.

Dalam tinjauannya, Diana menyoroti pentingnya sistem sanitasi dan kebersihan, terutama di area pemotongan hewan. Ia menekankan agar aliran air dirancang sedemikian rupa agar tidak menimbulkan bau serta memperhatikan konsep bangunan hijau yang ramah lingkungan.

“Saya tekankan untuk masalah sanitasi agar itu tidak bau. Kemiringan-kemiringan aliran air mohon itu menjadi perhatian. Pasar ini juga (konsepnya) bangunan gedung hijau dan banyak bukaan. Tapi juga nanti tolong jangan sampai tampias pada saat nanti dioperasikan. Kita akan tetap kontrol terus,” tegasnya.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, juga menegaskan bahwa penyelesaian proyek pada September merupakan batas akhir yang tidak bisa ditawar lagi, mengingat sebagian besar pedagang sudah terlalu lama menempati tempat penampungan.

“Saya berharap tidak mundur lagi karena dulu (targetnya) Juli, sekarang ada hal teknis akhirnya September. Tapi kalau September udah nggak bisa mundur lagi karena ada pemotongan hewan. Sebetulnya itu yang agak krusial karena pemotongan hewan itu harus betul-betul terkendali ya terutama limbahnya,” jelas Hasto.

Ia juga mengingatkan pentingnya strategi penataan pedagang, terutama mereka yang akan menempati lantai atas, agar tetap mendapat eksposur yang baik dan mudah dijangkau pembeli. Penempatan jasa seperti permak jeans juga disebut harus diperhatikan agar tidak tersembunyi.

Kepala Satker Prasarana Strategis BPPW DIY, Haryo Satriyawan, menyatakan bahwa berbagai penyempurnaan desain terus dilakukan, termasuk mengantisipasi tampias air hujan agar kenyamanan bangunan tetap terjaga.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani, menyebutkan bahwa Pasar Terban yang baru akan menampung sekitar 490 pedagang, yang terdiri dari pedagang lama serta pelaku usaha di wilayah Gondokusuman seperti PKL dan jasa permak.

“Para pedagang sementara di shelter di Batikan. Itu pinjam pakai lokasinya ke Provinsi DIY. Kita pinjam sampai di bulan Desember 2025, harapan kami sebelum Desember, mereka (para pedagang) sudah balik ke sini (bangunan Pasar Terban),” ujarnya.