Kearifan Lokal: Cara Petani Putat Mengusir Burung Pengganggu, Unik!

Cara Petani Putat Mengusir Burung Pengganggu/Foto: ef linangkung

bernasnews– Musim padi menjadi masa krusial bagi para petani di Padukuhan Putat, Kalurahan Putat, Kapanewon Patuk, Gunungkidul. Menjelang panen, saat bulir padi mulai menguning, ancaman datang dari langit, yaitu ribuan burung pemakan padi menyerbu sawah.

Para burung itu datang bergerombol. Mereka hinggap dan mematuki bulir-bulir padi muda. Jika dibiarkan, kawanan burung itu bisa menghabiskan hasil panen dalam hitungan hari.

Para petani pun kesulitan memerangi hama udara ini. Mereka harus turun tangan langsung menjaga sawah.

Biasanya, petani menjaga lahan mereka dengan cara menunggui sawah sepanjang hari. Setiap kali ada burung mendekat, mereka berteriak untuk mengusirnya. Namun, cara ini melelahkan dan tidak selalu efektif.

Berangkat dari kondisi itu, sejumlah petani mulai mencari cara yang lebih efisien. Salah satunya adalah Susilowati, petani setempat, yang memanfaatkan kearifan lokal untuk menakut-nakuti burung.

Ia menancapkan sabut kelapa atau sepet pada ujung bambu yang sudah diruncingkan. Kemudian, ia menancapkannya di tengah sawah.

“Sepet itu kan bentuknya mirip burung alap-alap atau elang,” ujar Susilowati. “Biar burung atau ayam takut, dikira itu alap-alap yang biasa berburu burung dan ayam.”

Cara unik ini ternyata cukup efektif. Burung-burung yang semula datang dalam kawanan mulai menjauhi area sawah yang dipasangi tiruan elang tersebut. Meski sederhana, strategi ini menunjukkan kearifan lokal yang cerdas dan efisien dalam menghadapi masalah hama burung.

Dengan inovasi ini, para petani tidak hanya melindungi padinya dari serbuan burung, tetapi juga menjaga tradisi lokal yang terus hidup seiring tantangan zaman. (ef linangkung)