News  

Siapa Aura Cinta? Anak SMA Viral Usai Debat Panas dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

Aura Cinta, anak yang baru saja lulus SMA viral setelah debat dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal larangan wisuda sekolah/ Youtube.com/Kang Dedi Mulyadi Channel

bernasnews – Nama Aura Cinta mendadak mencuri perhatian publik setelah video perdebatan panas dirinya dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, viral di berbagai platform media sosial.

Dalam video tersebut, Aura Cinta yang diketahui masih berstatus sebagai pelajar SMA, berani menyampaikan keberatannya terhadap kebijakan penghapusan acara wisuda di tingkat SD, SMP, dan SMA.

Debat dengan Dedi Mulyadi

Saat itu, Aura Cinta tampil sebagai audiens dalam sebuah diskusi yang membahas rencana penghapusan tradisi perpisahan sekolah.

Ia secara terbuka menentang keputusan yang diambil oleh Dedi Mulyadi selaku Gubernur Jawa Barat. Menurut Aura, momen perpisahan atau wisuda adalah kenangan yang sangat penting, terutama bagi siswa yang mungkin belum tentu berkesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Aura menegaskan bahwa baginya, acara wisuda memiliki makna emosional tersendiri. Ia menilai perpisahan dengan teman-teman SMA merupakan bagian penting dari perjalanan hidup yang patut dikenang.

Sayangnya, pendapatnya ini bukan hanya menimbulkan perdebatan soal substansi, tetapi juga memicu kontroversi di kalangan warganet.

Meskipun banyak netizen mengapresiasi keberanian Aura Cinta dalam menyuarakan opininya, tidak sedikit pula yang justru menghujatnya.

Bukan karena pendapat yang disampaikan, tetapi lebih karena latar belakang kehidupannya yang dinilai tidak sesuai dengan penampilannya saat debat.

Aura Cinta disebut-sebut berasal dari lingkungan yang kumuh dan pernah mengalami penggusuran, namun gaya hidupnya dinilai terlalu ‘elit’ untuk ukuran kondisi ekonominya.

Siapa Aura Cinta?

Seiring viralnya video tersebut, fakta-fakta lain tentang Aura Cinta mulai terungkap ke publik. Ia ternyata bukan gadis biasa yang hanya fokus pada kegiatan belajar.

Aura diketahui sering tampil sebagai figuran dalam sejumlah program FTV dan juga membintangi iklan, termasuk iklan layanan pinjaman online.

Inilah yang membuat kemampuan public speaking Aura saat debat dengan Dedi Mulyadi terkesan cukup terlatih, meskipun sejumlah kalangan tetap menganggap isi ucapannya kurang berbobot.

Muncul pula dugaan dari sebagian netizen bahwa perdebatan antara Aura Cinta dan Dedi Mulyadi hanyalah sebuah “settingan” demi menarik perhatian publik. Keterlibatan Aura sebagai figur publik membuat kecurigaan ini semakin menguat.

Namun, apapun kebenarannya, pesan moral dari video tersebut tetap tersampaikan: tradisi wisuda seharusnya tidak membebani orang tua siswa secara finansial.

Dalam kesempatan debat itu, Dedi Mulyadi sendiri memberikan tanggapan yang cukup tegas. Ia menyoroti bagaimana budaya wisuda di Indonesia sudah melenceng dari makna aslinya, menjadi ajang yang berlebihan dan justru memberatkan biaya bagi banyak keluarga.

Ia mengingatkan bahwa esensi pendidikan tidak seharusnya diakhiri dengan acara mahal yang menambah beban ekonomi.

Popularitas Aura Cinta pun kian melesat pasca kejadian tersebut. Namanya semakin banyak diperbincangkan di media sosial, menjadi topik hangat di berbagai forum online. Tidak sedikit pula pemberitaan media yang menggali lebih dalam tentang sosok remaja tersebut.

Menariknya, dalam video yang menjadi viral itu, Aura Cinta tidak hanya menyoal tentang wisuda. Ia juga sempat mengkritik soal kebijakan penggusuran rumah yang pernah diterapkan di wilayah tempat tinggalnya, yang secara tidak langsung juga berkaitan dengan kebijakan yang dipimpin oleh Dedi Mulyadi.

Momen debat ini pertama kali terekam dalam tayangan YouTube KDM, sebelum akhirnya tersebar luas dan menjadi viral. Video tersebut mengundang beragam reaksi, dari dukungan terhadap keberanian Aura, hingga kritik keras terhadap latar belakang dan motivasinya.

Terlepas dari berbagai kontroversi yang berkembang, kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya ruang dialog antara pemerintah dan generasi muda.

Kritik, keberatan, serta pendapat yang disampaikan oleh pelajar seperti Aura Cinta, menjadi bagian dari dinamika demokrasi yang sehat, meskipun tentu harus disertai dengan etika penyampaian yang baik.

Kini, Aura Cinta bukan hanya dikenal sebagai pelajar biasa, tetapi juga sebagai figur yang mampu menggerakkan perbincangan nasional tentang isu-isu pendidikan dan sosial.

Waktu akan membuktikan, apakah ketenarannya ini bisa berlanjut menjadi kontribusi yang lebih besar untuk masyarakat, atau sekadar menjadi fenomena viral sesaat.

***