
bernasnews – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Gunungkidul memperbolehkan kegiatan outingclass atau pembelajaran di luar kelas bagi pelajar di wilayahnya. Namun, pelaksanaan kegiatan ini wajib memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam petunjuk teknis (juknis) yang berlaku.
Aturan ini tertuang dalam Surat Pemberitahuan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gunungkidul Nomor: 400.3.1/52/2024 tertanggal 4 Juni 2024, yang hingga kini masih berlaku.
Kepala Disdik Gunungkidul, Nunuk Setyowati, menjelaskan bahwa setiap satuan pendidikan yang ingin menggelar outingclass harus mengajukan permohonan izin resmi.
“Setiap sekolah harus mengirimkan surat permohonan izin outingclass yang ditujukan kepada Dinas Pendidikan, serta mencantumkan pernyataan dari kepala sekolah yang bersedia mengganti jam pelajaran di hari lain apabila outingclass dilakukan saat jam efektif pembelajaran,” ujar Nunuk saat dikonfirmasi, Senin, 28 April 2025.
Selain itu, sekolah diwajibkan melampirkan dokumentasi outingclass yang pernah digelar sebelumnya.
Untuk kendaraan yang digunakan, harus memenuhi syarat administratif berupa kartu pengawasan, izin angkut, surat keterangan lolos uji berkala, serta memastikan sopir memiliki SIM B1 Umum dan STNK aktif.
“Semua persyaratan tersebut harus dilengkapi. Jika salah satu tidak sesuai, maka izin outingclass tidak kami keluarkan,” tegasnya.
Lokasi, Biaya, dan Alternatif Kegiatan Outingclass
Terkait lokasi, Nunuk menjelaskan bahwa Disdik tidak mengatur secara spesifik ke mana outingclass harus dilaksanakan, namun menekankan pentingnya mempertimbangkan kepantasan dan muatan edukatif kegiatan sesuai jenjang pendidikan.
“Khusus untuk jenjang TK dan SD, kami imbau lokasi outingclass jangan terlalu jauh, dan tetap harus memiliki nilai edukasi sesuai kebutuhan pembelajaran,” tambahnya.
Ketika ditanya soal biaya outingclass, Nunuk menyatakan bahwa juknis tidak mengatur besaran biaya. Namun, sekolah diimbau agar biaya outingclass tidak memberatkan orang tua.
“Outingclass bukan kegiatan wajib. Sekolah perlu mempertimbangkan banyak aspek, termasuk kemampuan finansial orang tua,” paparnya.
Sementara itu, Kepala SDN 1 Wonosari, Joko Widiyanto, mengungkapkan bahwa tahun ini pihaknya tidak menggelar outingclass. Keputusan itu diambil setelah musyawarah dengan orang tua siswa kelas VI.
“Selain karena padatnya agenda asesmen, para orang tua juga lebih memilih memprioritaskan dana untuk persiapan siswa masuk ke jenjang SMP,” ucap Joko.
Ia menambahkan, selama dua tahun terakhir sekolahnya memang tidak mengadakan outingclass. Sebagai gantinya, sekolah rutin menggelar kegiatan kemah dan pesta siaga untuk siswa kelas V dan VI.
“Kegiatan tersebut sudah lebih dari cukup untuk mengganti outingclass, terutama di masa kelulusan,” tandasnya.***