Menyiratkan Cinta Tanah Air: Gelaran Ketoprak SMP Joannes Bosco “Pembayun dan Ujung Pengorbanan”

Penampakan tokoh sentral dalam lakon ketoprak “Pembayun dan Ujung Pengorbanan”, yang dinukil dari sejarah kerajaan di Jawa. (Foto: Kiriman Humas SMP Joannes Bosco Yogyakarta)

bernasnews — Gelaran ketoprak pelajar dengan lakon berjudul “Pembayun dan Ujung Pengorbanan” yang ditampilkan oleh siswa siswi SMP Joannes Bosco Yogyakarta, dalam rangka kegiatan Gelar Budaya 2025 SMP Joannes Bosco membuat kagum dan mendapat apresiasi dari ratusan penonton, yang hadir di Gedung Societed, Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jalan Sriwedari, Yogyakarta, Jumat sore (14/2/2025).

Gelar Budaya bertepatan Hari Kasih Sayang atau Valentine Day ini menyiratkan sebuah bentuk kasih sayang yang dapat diwujudkan dengan cinta kepada negara dan tanah air, di atas kecintaan pribadi antar dua manusia.

“Tema ini diambil dari sejarah kerajaan Mataram Islam di Jawa, dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran sejarah kepada setiap siswa bahwa mencintai tanah air dengan sepenuh hati sekalipun kadang harus berkorban rasa dan cinta kepada orang yang dikasihi,” terang Asterina, Guru dan Humas SMP Joannes Bosco Yogyakarta, kepada bernasnews, usai gelaran.

Acara yang telah menjadi event tahuanan ini, dihadiri lebih dari 500 orang, yang diantaranya orang tua siswa dan keluarga, para donatur, para sponsor, siswa – siswi SD Joannes Bosco, SDK Sengkan dan SDK Sang Timur, serta alumni. Juga beberapa tamu undangan.

Kepala SMP Joannes Bosco Fransiskus Haryo Tri Aji, S.Pd, dalam sambutan pembukaan menyampaikan apresiasi kepada siswa karena kegigihannya dalam berlatih sehingga siap tampil maksimal dalam pagelaran ini. Selain itu, ia tak lupa mengucapkan terimakasih kepada orang tua, para sponsor dan para donatur.

Dalam kesempatan itu, Fransiskus Haryo Tri Aji selaku kepala sekolah juga menyampaikan tawaran untuk bergabung ke SMP Joannes Bosco bagi para hadirin dan penonton gelaran budaya. Menurutnya, agar dapat bersama mengembangkan diri menjadi pribadi yang utuh, cerdas dan cinta kebenaran.

Suasana saat seluruh siswa SMP Joannes Bosco Yogyakarta selaku penampil gelaran memberikan hormat kepada penonton usai penampilan. (Foto: Kiriman Humas SMP Joannes Bosco)

Selanjutnya, Suster Maria Albertine, OP., M.Pd selaku Ketua Badan Pengurus Yayasan Santo Dominikus menyampaikan bahwa Program Gelar budaya dari SMP Joannes Bosco selalu menampilkan aspek rasa, nilai dan cinta. Juga selalu menampilkan kekhasan bahwa semua siswa bisa tampil. Hal ini selaras dengan tahun praedicare yaitu tahun – tahun tematik di sekolah kami.

“Dalam tahun praedicare ini, kami mengembangkan pendidikan life skill menyongsong learning skill, literacy skill, life skill dan preaching skill untuk mendukung learning to know, learning to do dan learning to be,” tuturnya.

“SMP Joannes Bosco selalu berkomitmen mengembangkan talenta siswa dengan baik. Apresiasi untuk SMP Joannes Bosco yang mendampingi para siswa berproses dengan baik selama proses persiapannya,” imbuh  Suster Maria Albertine.

Sementara itu, mewakili Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga Sugiyana menyampaikan apresiasi kepada SMP Joannes Bosco yang selalu berkomitmen untuk pengembangan siswa. Menurut Sugiyana, SMP Joannes Bosco memiliki kultur terbaiknya yaitu selalu menampilkan pementasan seluruh siswa dan disajikan secara kolosal.

Selain itu, lanjut Sugiyana, dalam masa akhir akhir Kurikulum Merdeka ini, SMP Joannes Bosco diharapkan dapat lebih mendampingi siswa sehingga di asessmen akhir nanti berhasil mendapat nilai maksimal. Sebagai sekolah swasta tolok ukur keberhasilan adalah perolehan siswa. Sehingga dapat meraih perolehan siswa sesuai kapasitas sekolah.

Proficiat untuk tahun 2024-2025 SMP Joannes Bosco mendapatkan siswa yang sesuai dengan target,” ungkap Sugiyana.

Kegiatan Gelar Budaya 2025 ini pementasan diawali dengan pagelaran tarian sesuai dengan tokoh – tokoh dalam ketoprak yang ditampilkan dengan kompak dan sangat menawan. “Selanjutnya pementasan utama para paraga melakonkan sesuai perannya, dengan sangat menarik dan diiringi dengan alunan gamelan yang rancak oleh penabuh penabuh siswa SMP Joannes Bosco,” ujar Asterina. (ted)