bernasnews – Kerukunan umat beragama menjadi sebuah pilar penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berperadaban. Masyarakat yang semakin multikultural, dengan beragam agama dan keyakinan, menjaga kerukunan antarumat beragama ini menjadi tugas yang sangat krusial bagi seluruh umat manusia, termasuk generasi muda yang notabene akan menjadi penerus bangsa di masa mendatang.
Dalam rangka menanamkan pemahaman yang baik terkait pentingnya kerukunan umat beragama, Dewan Pengurus Daerah Pemuda Theravada Indonesia (Patria) DIY menggelar Kemah Kebhinekaan, yang telah diselenggarakan beberapa waktu lalu di Boyong Resto Ngaglik Sleman.
Giat yang mengusung tema Memperkuat Kerukunan dan Moderasi Beragama ini merupakan kerjasama Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama RI dengan DPD Patria Yogyakarta sebagai upaya mengasah toleransi satu sama lain yang diharapkan mereka dapat menghargai perbedaan dan hidup berdampingan secara harmonis dengan sesamanya.
“Kemah ini diikuti oleh teman-teman dari lintas iman dan juga lintas organisasi tentunya, dan tujuannya untuk mempererat kebersamaan dan menumbuhkan rasa toleransi diantara teman-teman muda yang berbeda itu tadi, supaya nanti juga mereka turut serta menjadi agen toleransi yang menumbuhkan kebersamaan di tengah-tengah masyarakat,” kata Ketua Panitia Kemah Kebhinekaan, Eko Sujatmo.
Dia menyampaikan kegiatan ini diikuti 75 peserta yang terdiri dari anggota pemuda Buddhis PATRIA DIY dan utusan-utusan anggota organisasi pegiat kerukunan lintas agama. Selain itu juga diikuti oleh Young Interfaith Peace Maker Community (YIPC), Jaringan Gusdurian, SIM C UIN Sunan Kalijaga, Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah DIY), Pemuda Konghucu, Forum Pemuda Lintas Agama (FPLA Kulon Progo), Vidyasena dan Himpunan mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi) DIY.
Eko melihat generasi muda sebagai agen perubahan di masa depan itu penting untuk mempererat jalinan persaudaraan dengan anak muda dari berbagai agama agar memperkuat kerukunan dan moderasi beragama.
Kegiatan kemah tersebut meliputi talkshow: Energi Muda untuk Jaga Indonesia, Pentas Seni, Pelepasan pelita teratai perdamaian, yoga dan meditasi, outbond dan refleksi bersama.
“Harapannya teman-teman muda ini mereka menjadi salah satu dari pencetus juga pendorong peningkatan toleransi di masing-masing daerahnya terutama di Yogyakarta itu sendiri,” imbuhnya.
Perwakilan Kementerian Agama yang juga pembina DPD Patria DIY, Totok Tejamano menyampaikan bahwa moderasi beragama penting diwujudkan. Bisa ditandai dengan pemeluk agama yang anti kekerasan, mempunyai toleransi, komitmen kebangsaan yang kuat dan menerima budaya lokal.
“Moderasi beragama harus sudah membuat transformasi dalam beragama bukan lagi hanya sekadar seremonial dan toleransi pasif tetapi aktif dalam mengurangi masalah masalah bersama seperti masalah lingkungan, climate change, kesehatan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Totok Tejamano.
Dia mengajak para peserta dapat meneladani sosok Gus Dur bapak toleransi untuk aktif membangun jaringan pemuda untuk merawat kebhinekaan termasuk lebih bijak dalam bermedia sosial pasalnya banyak perpecahan terjadi disana hanya karena perbedaan semata.
“Juga bagaimana mengelola keberagaman di era digital, era yang penuh dengan seperti ini harus hati-hati sekali dengan bermedia karena itu bisa membawa dampak tidak baik kalau kita memang ada niat itu bisa sangat mudah. Tetapi juga dengan media ini kita juga bisa mempermudah juga menggalang kerukunan dan kebersamaan,” tandasnya. (lan)