News  

Sosialisasi SEHAT KAWAN di Kampung Langenastran: Satu Kampung Satu Perguruan Tinggi

Calon Walikota Yogyakarta dr.H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dan Calon Wakil Walikota Yogyakarta Wawan Harmawan, SE., MM, diapit oleh Anggota DPRD Kota Yogyakarta dari Fraksi PDI Perjuangan (Dapil I) Darini (Kiri) dan Ketua Kampung Langenastran Sunu Raharjo. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

bernasnews — Relawan Sehat Kawan Langenastran gelar acara Silaturahmi dengan Calon Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta, periode 2024 – 2029, Paslon Nomor 2, bertempat di Pendopo nDalem Darajaten, Jalan Langenastran Lor, Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraton, Yogyakarta, Selasa malam (8/10/2024).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Calon Walikota Yogyakarta dr.H. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dan Calon Wakil Walikota Yogyakarta Wawan Harmawan, SE., MM., yang didampingi oleh Anggota DPRD Kota Yogyakarta dari Fraksi PDI Perjuangan (Dapil I) Darini.

Juga hadir Ketua Kampung Langenastran, Ketua dan Pengurus RW/ RT se-Kampung Langenastran, Tokoh Masyarakat, Pemuda Jaga Kampung Langenastran, dan seratusan lebih warga setempat.

Ketua Kampung Langenastran Sunu Raharjo dalam sambutan selamat datang menyampaikan tentang sejarah keberadaan nomenklatur pemerintahan kelurahan dan kampung yang ada di Kota Yogyakarta, berdasar peraturan yang ada serta pengelolaan sampah di bawah koordinasi Kartomantul.

“Kesejarahan keberadaan kelurahan dan kepengurusan kampung ini juga sebagi masukan agar dalam penyampaian program maupun visi misi apabila terpilih nanti bisa tepat sasaran,” ucap Sunu.

Dalam kesempatan itu Calon Walikota Yogyakarta tidak memaparkan visi misi lantaran bagi tamu telah dibagikan leaflet lengkap tentang hal itu. Hasto Wardoyo menyampaikan kondisi riil Kota Yogyakarta, yang tidak mempunyai sumber daya alam (SDA) melainkan hanya sumber daya manusia (SDM).

“Kota Yogya tidak bisa mengandalkan sumber daya alam seperti daerah-daerah lain. Oleh karena itu sumberdaya manusianya harus hebat sekali supaya sumber-sumber kreatifitas sektor jasa, pariwisata dan juga kegiatan-kegiatan lainnya seperti pendidikan bisa menjadi sumber kesejahteraan,” terang Hasto.

Dikatakan, dalam visinya bersama mas Wawan (Calon Wakil Walikota) yang pertama adalah bagaimana membangun kualitas SDM yakni manusia yang sehat, berkualitas dan berpendidikan. Kemudian lingkungan menjadi sarat utama sebab pengaruh lingkungan terhadap kesehatan manusia adalah 70 persen.

“Sehingga persoalan sampah ini menjadi yang utama dalam rangka membangun kualitas SDM dan kesehatan lingkungan menjadi penting sekali,” ujar Hasto.

Bagaimana mencentak manausia yang unggul salah satunya adalah sejak dari kehamilan hingga balita dan seterusnya. Sehingga basic saya di kedokteran ini menjadi modal untuk membangun manusia namun pengalaman menjadi dosen Kedokteran UGM ini menggembleng untuk menciptakan suana pendidikan yang baik.

Paslon Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta foto bersama dengan Ketua Kampung dan Pengampu wilayah di Kampung Langenastran. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

Kota Yogyakarta terdiri dari 169 kampung sedangkan jumlah perguran tinggi ada seratusan dengan jumlan program pendidikan (prodi) bisa seribuan lebih. Apabila ditandemkan antara jumlah kampung dengan prodi yang ada di perguruan tinggi Yogyakarta sudah berlebih.

“Apabila kami mendapat amanah menjadi Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta maka akan membuat One Village One Circle University. Satu kampung bisa kerja sama dengan satu perguruan tinggi. KKN (Kuliah Kerja Nyatanya) longterm tiga tahun hingga tercapai cita-cita dari kampung itu menginkan menjadi kampung tema apa,” kata Hasto Wardoyo, yang juga mantan Bupati Kulon Progo, dua periode.

Sementara itu, Wawan Harmawan menambahkan apabila konsepnya Pak Hasto tentang ekonomi kerakyatkan diterapkan di Kota Yogya semoga UMR-nya bisa meningkat. Pertanyaannya kenapa UMR rendah sebab kebanyakan yang ada adalah UMKM sedangkan bidang usaha-usaha yang lain sangat terbatas terutam yang menggunakan teknologi.

“Untuk ke depan anak-anak muda Kota Yogya harus diseting untuk menggunakan teknologi, salah satu contohnya adalah digital marketing. Juga bagi yang telah memiliki usaha bisa menkombinasikan usahanya dengan teknologi sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik dari sekarang,”

Jadi kondisi sampai saat ini UMKM di Kota Yogya masih sangat memprihatinkan karena UMKM yang bidang mikro dan kecil sebagian besar pendapatannya masih di bahwah UMR. Harapan kita ke depan dari pariwisata Kota Yogya kita tingkatkan berbasis komunal. Misalnya, di sekitar ada hotel besar maka vendor (supplier) setidaknya ada yang dari sekitar.

“Lantas fungsi dari pemerintah kota adalah memberikan pelatihan kepada UMKM membuat produk-produk yang dibuthkan oleh hotel itu dengan kualitas yang baik dan sesuai yang diinginkan oleh hotel itu. Jadi pemimpin wajib untuk melayani, seperti visi Ngarsadalem (Sultan HB X) Segara Amarta, bahwa pembangunan harus terkait dengan kearifan lokal,”beber Wawan, yang juga Wakil Ketua KADIN DIY.

Dalam sesi tanya jawab dan penyerapan aspirasi warga oleh paslon Nomor 2 yang mempunyai tagline SEHAT KAWAN, peserta yang hadir selain menyampaikan persoalan sampah. Juga mempersoal kesemrawutan lalulintas, keberadaan bentor (becak motor) serta keberadaan juru parkir liar di Kota Yogyakarta. (ted)