News  

Workshop Penangkis: Upaya LPMK Panembahan dalam Mengoptimalkan Program untuk Warga

Jajaran Ketua dan Pengurus LPMK Kelurahan Panembahan, Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraoton, Kota Yogyakarta foto bersama seusai penyelenggaraan workshop Penangkis. (Tedy Kartyadi/ bernasnews)

bernasnews — Segenap jajaran pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kelurahan Panembahan melaksanakan kegiatan Wrokshop bertajuk ‘Penanggulangan Kemiskinan (Penangkis), bertempat di Pendopo nDalem Kembang Sore, Jalan Gamelan Lor, Kelurahan Panembahan, Kemantren Kraton, Yogyakarta, Minggu malam (21/7/2024).

Ketua LPMK Kelurahan Panembahan Sri Herawati, SH, M.Si dalam sambutannya mengemukakan, bahwa sistem penganggaran periode sekaran ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurut Hera, penganggaran sekarang ini tidak ada hibah dari pemerintah tidak ada anggaran untuk LPMK.

“Kecuali untuk penyelenggaraan pertemuan difasilitasi oleh pemerintah Kelurahan Panembahan berupa tempat, minum dan snack, tanpa uang transport. LPMK tidak ada dana, itu juga untuk 45 LPMK Kelurahan di Kota Yogyakarta,” terang Herawati.

Dikatakan, namun berkenaan pendanaan masing-masing LPMK punya variasi dan kreatifitas. Tergantung “keberanian” pengurusnya juga wilayahnya. “Sehingga LPMK yang dikelolanya banyak kegiatan digulirkan, termasuk kegiatan yang bersifat rekreatif bagi pengurus dan pengampu wilayah RW/ RT,” ujar Herawati.

Ketua LPMK satu-satunya wanita di Kota Yogyakarta ini, juga berharap kepada pemerintah Kelurahan Panembahan untuk mengkomunikasikan terkait penyelenggaraan program-program oleh OPD atau Pemkot Yogyakarta. “Selain agar tepat sasaran bagi pesertanya. Juga tujuan program bisa berhasil secara maksimal,” ungkap dia.

Selanjutnya, Ketua I Dra. Endang Mulatsih yang membidangi Kegiatan Non Phisik melaporkan ada 24 kegiatan yang telah diselenggarkan dari Februari hingga Juli 2024. Adapununtuk kegiatan berikutnya telah ada tata kalanya dari sekitar 40an kegiatan. “Kegiatan non phisik ini lebih pada kegiatan yang terkait dengan kepentingan untuk tumbuh kembang keluarga,” papar dia.

Ketua II H. Bandrio Utomo, SE yang membidangi kegiatan phisik atau pembangunan menambahkan, untuk kedepan agar tata kelola atau manajemen kegiatan terutama dalam bidang non phisik perlu dirapikan lagi agar lebih efektif dan efisien dalam penganggaran. Misalnya, ada sebuah kampung yang mempunyai program yang sama dengan kampung lain di wilayah Kelurahan Panembahan agar dijadikan satu kegiatan yang dikoordinir oleh LPMK.

“LPMK untuk tahun ini telah diberikan kepercayaan sepenuhnya oleh kelurahan dalam bentuk pengawasan atau pengendalian pembangunan phisik di wilayah Kelurahan Panembahan yang selama ini konon katanya nggak pernah dilibatkan dan mengusulkan melalui murembang. Sedagkan obyek-obyek pembangunan phisi bisa dikatakan hampir selesai,” beber H. Bandrio.

Lebih lanjut Bandrio menjelaskan, bahwa sekarang telah dibentuk Forum Komunikasi Ketua Kampung dari 5 kampung yang ada di wilayah Kelurahan Panembahan. Dimana tugasnya akan mengawal dan menyampaikan usulan melalui musrembang sehingga usulan di setiap kampung tidak terjadi tumpang tindih.

“Dengan harapan terbentuknya Forum Komunikasi Ketua Kampung ini, komunikasi dan koordinasi dan usulan-usulan yang terjadi duplikasi di sebuah kampung bisa dihindari dan ditata kelola ulang,” ujar H. Bandiro, yang juga sebagai Ketua Takmis Masjid Wiworojati Suryoputran.

Sementara itu, dalam sesi diskusi dan tanya jawab, Amtono Prisutanto, Sekretaris II terkait tidak adanya dana di Bendahara LPMK Panembahan mengusulkan bisa mencari atau kerjasama dengan pihak-pihak lain untuk dapat membantu pendanaan secara legal guna pelaksanaan program-program.

“Mengingat sekarang ini wilayah kelurahan telah bertumbuhan kegiatan-kegiatan bisnis. Misalnya keberadaan homestay, resto-resto dan kafe bisa disentuh dana CSR-nya untuk kegiatan LPMK,” ujar dia.

Senada dengan Amtono, Sie. Humas LPMK Panembahan Seno Pratomo menekankan perlu adanya sinergitas dan kolaborasi dengan lembaga lainnya, misal seperti Pokdarwis Panembahan Gumregah. Menurut Seno, dengan telah resminya pengakuan Sumbu Filosofi Kota Yogyakarta dan masifnya pembangunan revitalisasi Kraton Yogyakarta bisa menjadi potensi ekonomi untuk menambah pundi-pundi bendahara LPMK Panembahan ke depannya.

“Sekarang ini semakin banyak wisatawan dari manca yang lalu lalang di wilayah kita, jalan kaki melalui lorong-lorong kampung. Juga saat liburan sekolah banyak homestay-homestay yang penuh. Di situ ada peluang kita bisa ikut memasarkan produk-produk UMKM yang ada atau juga bisa bikin paket-paket wisata, misal gowes keliling benteng dan sebagainya,” ujar mantan Anggota DPRD Kota Yogyakarta. (ted)