bernasnews — Pemerintah Kabupaten Sleman menyelenggarakan kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 5 Juli. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 ini, bertema “Gerakan Penanaman Pohon dan Optimalisasi Pengelolaan Sampah, Kita Wujudkan Penyelesaian Krisis Iklim” ini, digelar di Lapangan Pemkab Sleman, Jumat pagi (5/7/2024).
Hadir dalam acara tersebut, Bupati Sleman, Wakil Bupati Sleman, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sleman, para Kepala Dinas OPD yang ada di Pemkab Sleman. Juga dihadiri oleh perwakilan DLHK DIY, Ketua JPSM Sleman, Akademisi, Pelaku Usaha, serta tamu undangan lainnya diantaranya para relawan dan penggiat sampah ataupun lingkungan hidup.
Acara peringatan itu juga dimeriahkan dengan gerakan peduli lingkungan berupa pelepasan satwa burung, penyerahan secara simbolis bantuan bibit tananam pohon dan penyerahan bantuan sarana pengelolaan sampah. Dan penyerahan pengghargaan bagi prestator bidang lingkungan hidup oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.
Juga gelaran beberapa stand “Gelar Produk Inovasi dan Produk Daur Ulang (Recycle)” dari para penggiat dan relawan lingkungan, baik perseorangan maupun kelompok yang ada di Kabupaten Sleman, tarian dari SMAN Pakem dan penampilan drama pendek dari Padukuhan Kadipolo, Sendangtirto, Berbah, Sleman. Serta beberapa kegiatan pedukung lainnya.
Kepala DLH Sleman Dra.Epiphana Kristiyani, M.M dalam sambutannya mengemukakan, bahwa peringatan Hari Lingkungan Hidup dilaksanakan setiap tahun sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran akan penyelamat lingkungan yang sudah ditetapkan oleh Majelis Umum PBB.
Menurut Epi, tujuan puncak peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Kabupaten Sleman tahun ini adalah sebagai momentum untuk meningkatan kesadaran masyarakat dan pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup, turut melaksanakan upaya nyata melindungi dan melestarikan lingkungan hidup dan sebagia media edukasi kepada masyarakat terkait pengelolaan lingkungan hidup khususnya di Kabupaten Sleman.
“Rangkaian peringatan acara Hari Lingkungan Hidup Sedunia sudah dilakukan sejak bulan Mei, yang diawali dengan uji emisi kendaraan bermotor, refleksi lingkungan hidup sedunia, kampanye peduli lingkungan, pelaksanaan progam kali bersih, sosialisasi pengelolaan sampah mandiri kepada masyarakat,” terang Epi.
“Juga pemberian bibit tananam dan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan kepada kelompok masyaraat, evaluasi kampung hijau, progam kampiung iklim, latihan krida saka kalpataru, upaya keaneka ragaman hayati serta edukasike sekolah dengan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidupdi Sekollah,” imbuh dia.
Sementara dalam sambutannya, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengungkapkan, bahwa peringatan hari lingkungan hidup ini merupakan momentum yang senantiasa mendorong kita semua bagaimana senantiasa kesadaran kita memberikan edukasi kepada masyarakat untuk kelestarian hidup kita bersama – sama. Kita berikan motivasi kepada masyarakat supaya menjaga lingkungan agar bersih dan sehat dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup.
”Atas nama pemerintah dan pribadi kami mengucapkan banyak terimakasih kepada masyarakat baik sebagai pribadi ataupun sebagai elemen masyarakat, kelompok komunitas, aktivis, dunia usaha, para tokoh perempuan, generasi muda, akademis, serta jurnalis atau wartawan,” ucap Kustini.
“Juga jajaran birokrasi yang telah berupaya menjaga kelestarian lingkungan di Kabupaten Sleman dan di tangan panjenengan-lah lingkungan hijau, pengeloaan sampah dapat dapat terwujud. Kebijakan pemerintah yang dibuat diharapkan mendapatkan dukungan dan dorongan dari masyarakat agar kebijakan atau program yang dicanangkan dapat terwujud,” lanjut dia.
Selanjutnya, Ketua JPSM Sleman Dr. Hijrah Purnama yang juga dosen lingkungan hidup saat diwawancara oleh bernasnews mengatakan, peringatan hari lingkungan hidup ini baik dan perlu dilakukan setiap tahunnya guna memperkenalkan kepada masyarakat bahwa ada kepentingan pengelolaan lingkungan hidup yang harus lebih baik, yang tahun ini kebetulan juga bertepatan dengan segala macam permasalahan sampah yang terjadi di DIY, khususnya Sleman.
“Dari masyararakat sebagai salah satu sumber sampah dalam mengelola sampah organik mulai antusias dan JPSM sendiri mulai serius dalam menanggapi berbagi isu pengolahan sampah terutama dalam meningkatkan peran serta masyarakat dengan mendirikan bank sampah, sedekah sampah atau bentuk yang lain dalam mendukung progam dari pemerintah,” ucap Hijrah, di sela-sela acara.
Dikatakan, edukasi kepada masyarakat merupakan hal yang utama sehingga banyak kelompok yang terbentuk dengan harapan semakin banyak masyarakat yang perduli dalam pengolahan sampah yang saat ini sudah tergabung kurang lebih sekitar 300 lokasi. “Kami terus berusaha untuk meningkatkan dengan target harapannya di tahun 2026 akan ada 1.212 lokasi sesuai dengan jumlah padukuhan yang ada di wilayah Kabupaten Sleman,” ujar dia.
Dari kendala yang dihadapi adalah mindset masyarakat dari sampah yang dibuang menjadi sampah yang dikelola, mengajak masyarakat mau mengelola sampah secara mendiri, dengan pendekatan kemasyarakat. Salah satunya dengan penyesuain kondisi masyarakat yang ada, misal di sekolahan dan di masyarakat.
“Harapanya Kabupaten Sleman melalui ajang politik (Pilkada) nanti dapat melahirkan pemimpin yang memiliki visi tentang lingkungan, salah satunya adalah pengolahan sampah di Sleman, di masa yang akan datang semakin lebih baik,” pungkas Hijrah. (nun)