bernasnews — Hidup dan mati adalah milik Tuhan. Sedangkan manusia, para dokter, para medis dan segala peralatan dengan teknologi serba canggih pun hanya berusaha untuk membantu menyembuhkan para pasien yang sakit untuk bisa sembuh, namun semua itu hasilnya tergantung pada kehendak-NYA.
Manusia saat menderita sakit senantiasa berusaha untuk berobat, baik berobat di dalam negeri maupun ke luar negeri. Itu semua sebagai upaya agar bisa sembuh dan kembali sehat seperti semua, namun soal hidup dan mati adalah misteri Tuhan.
Hal semacam ini juga dialami oleh Keluarga Fl. Indri Erkaningrum Jatmiko, yang menggelar Misa Peringatan 1.000 Hari suami tercinta Almarhum Bapak Alexander Jatmiko Wibowo, dosen Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menghadap Tuhan di Surga.
Misa yang dihadiri oleh ratusan umat dan dan dipimpin oleh Romo V. Istanto Pramudja, SJ diselenggarakan, di Gereja Santo Yohanes Rasul Pringwulung Yogyakarta, Senin pagi (17/6/2024).
Dalam pesannya Romo Istanto menyampaikan pada kita, hendaknya jangan pernah membenci pada siapapun, akan tetapi balaslah dengan kasih dan kebaikan serta pengampunan. Semangat pengampunan bisa tumbuh dari hati yang baik.
Menurut Romo Istanto, siapapun yang diberi kekuasaan janganlah arogan sebab dengan kekuasaan bila tidak dijalankan dengan bijak akan membuat ketidakadilan. Dengan kekuasaan yang tidak terkendali dapat berbuat semaunya. “Hal ini bisa menimpa pada jaman modern, bahwa dengan kuasanya bisa berpikiran untuk menciptakan hasrat pribadi untuk tetap berkuasa dan memperkaya diri,” tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Istri (Alm) A. Jatmiko Wibowo, Fl. Indri Erkaningrum dan Andrea Anindyanari putri satu-satunya saat menyampaikan nilai- nilai utama yang didapat dari suami- papanya mengatakan, bahwa Pertama, A. Jatmoko Wibowo punya tanggung jawab yang besar terhadap keluarga dan pekerjaan di kampus, yang dikerjakan dengan tulus hati.
Kedua, punya prinsip dan kebenaran pada Tuhan yang kuat. Ketiga, almarhum sangat peduli dengan orang lain. Keempat, memiliki pegangan hidup yang teguh, bahwa tujuan hidup memuliakan Tuhan maka harus mampu menemukan Tuhan. “Dan nilai kelima dari almarhum, yakni kerendahan hati merupakan pilar hidup,” ungkap Fl Indri dan Anin.
Sementara itu, Romo V. Istanto, Sj di akhir pesannya mengajak umat harus fokus pada hal yang positif dan konsisten untuk terus menerus digali serta dikembangkan.
Suasana Misa sangat hikmat dan meriah, kala beberapa lagu dilantunkan oleh Paduan Suara ‘Mlenuk Voice’, yang diantaranya lagu Awalilah Kurbanmu, Kurenungkan SabdaMu dan lagu The Prayer, Ave Maria yang dinyanyikan dengan bahasa Latin menambah semaraknya ratusan umat yang hadir. (zbd)